Angin Puting Beliung di Palembang

Angin Kencang Ekstrem di Palembang, BMKG Ingatkan Warga Perbaiki Struktur Bangunan 

Beberapa kawasan Palembang, sudah mengalami atap roboh dan pohon tumbang akibat terpaan hujan disertai angin kencang yang terjadi akhir-akhir ini.

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Wawan Perdana
Istimewa
Warga Perumahan Graha Kencana Asri, Kelurahan Sukodadi, Kota Palembang memerbaiki kerusakan atap rumah akibat angin kencang, Minggu (22/12/2019). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi SMB II Palembang mengimbau agar masyarakat memperbaiki struktur bangunan agar lebih kokoh terhadap hujan dan angin kencang.

Sebab beberapa kawasan Palembang, sudah mengalami atap roboh dan pohon tumbang akibat terpaan hujan disertai angin kencang yang terjadi akhir-akhir ini.

Hal tersebut yang terjadi di Kecamatan Sukarami, Alang-Alang Lebar, Kemuning, Sako, Sematang Borang dan Ilir Barat I.

"Apalagi diprakirakan musim hujan akan terus berlangsung hingga memasuki musim peralihan kemarau pada bulan Maret-April 2020 mendatang," ujar Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II, Bambang Beny Setiaji dalam rilis yang dibagikannya, Minggu (22/12/2019).

Lebih lanjut dijelaskan, analisa ambruknya atap rumah dan pohon roboh di beberapa kawasan Palembang terjadi akibat dari hujan lebat yang disertai petir dengan kriteria mencapai 57,5 mm.

Serta kecepatan angin dengan kriteria ekstrim 47 Knot (87 km/jam).

Benny menjelaskan, hal ini dikarenakan adanya Awan Konvektif Comulonimbus (Awan Hitam Pekat berbentuk Kembang Kol) dalam bentuk Single Cumulonimbus.

"Dikarenakan pertumbuhan awan Cumulonimbusnya relatif sendiri, mengakibatkan perbedaan tekanan dan suhu yang cukup signifikan antara daerah yang terpapar hujan dan disekitarnya yang belum terpapar hujan sehingga menyebabkan angin kencang,"jelasnya.

Tak hanya itu, ada juga hal-hal lain yang mengakibatkan potensi angin kencang dapat terjadi.

Seperti perubahan karakteristik permukaan bumi atau tanah yang relatif rata akibat pembukaan lahan.

Serta kebakaran hutan yang terjadi beberapa waktu lalu dan minimnya pepohonan atau hutan, dapat mengakibatkan munculnya potensi angin kencang pada wilayah berkarakteristik seperti ini akan berpotensi sering terjadi.

"Desember dan Maret merupakan bulan dengan curah hujan tertinggi dari data normal Stasiun Meteorologi SMB II Palembang dalam kurun waktu 30 Tahun terakhir," ujarnya.

Sementara itu, seiring masuknya musim hujan di wilayah Sumsel pada skala meteorologi dengan indikasi menguatnya Angin Muson Cina Selatan yang melalui wilayah Sumsel yang sarat uap air.

Hal ini menjadikan pada umumnya, potensi hujan disertai petir dan angin kencang akan terjadi pada siang hingga sore hari.

Sedangkan potensi hujan ringan yang berlangsung lama, apabila terjadi pada malam dan dini hari.

Untuk itu BMKG juga mengimbau agar masyarakat terus mengupdate perubahan cuaca, lebih berhati-hati saat bertransportasi pada siang hingga sore hari, serta memprioritaskan penerbangan dan transportasi air tidak pada waktu siang hingga sore hari.

"Selain itu penting juga untuk membersihkan dan memperbaiki drainase, tidak berteduh di bawah pohon saat hujan terjadi dan menghindari titik-titik macet saat adanya genangan akibat hujan," ujarnya.

Rumah Warga Rusak

Angin puting beliung merusak sejumlah rumah di Perumahan Graha Kencana Asri, Kelurahan Sukodadi, Kota Palembang, Sabtu (21/12/2019) sore.

Atap rangka baja rumah warga terbang akibat puting beliung itu.

Widodo, warga sekitar, Minggu (22/12/2019) mengatakan, kejadian itu berlangsung cepat.

Puting Beliung yang datang bersaamaan dengan turunnya hujan deras membuat sejumlah kerusakan terhadap bangunan rumah dan atap rumah warga di kawasan tersebut.

Dampak terparah dialami rumah milik Al (47) yang berada d blok K 11, atap bangunan berlantai dua miliknya tersapu angin puting beliung sehingga terhempas dan menimpa rumah tetangganya yang berjarak sekitar 25 meter.

"Puting Beliung itu datang bersamaan dengan hujan. Saya tengah berdiam dirumah tiba tiba, suara keras terdengar dari belakang rumah," ungkap Widodo (38).

Ia mengaku langsung mengecek ternyata ada atap rumah yang jatuh menimpa rumah di belakang.

Tim dari kelurahan, babinsa,tagana telah hadir ke lokasi sejak minggu (22/12).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved