Bunuh Diri Bos Bubur Sumsum

Polisi Pastikan Bos Bubur Sumsum di Palembang Tewas Gantung Diri, Ini Hasil Olah TKP

Polsek Kemuning Palembang memastikan Irwanto, bos bubur sumsel di Palembang tewas gantung diri, Senin (16/12/2019)

Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Wawan Perdana
M ARDIANSYAH/TRIBUNSUMSEL.COM
Warga saat mendatangi rumah kontrakan korban Irwanto di Jalan Tri Brata RT 25 RW 5 Kelurahan Pahlawan Kecamatan Kemuning Palembang, Senin (16/12/2019). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Polsek Kemuning Palembang memastikan Irwanto, bos bubur sumsum di Palembang tewas gantung diri, Senin (16/12/2019).

Kapolsek Kemuning Palembang AKP Robert Sihombing menuturkan, dari hasil olah tempat kejadian dan keterangan saksi-saksi, korban tewas karena gantung diri.

"Kalau dari keterangan teman korban, bila korban ini ada penyakit susah kencing. Mungkin, lantaran itu korban nekat bunuh diri dengan cara gantung diri," ujar Robert.

Sementara dari hasil olah tempat kejadian tidak ada ditemukan kejanggalan atas tewasnya Irwanto.

Rumah kontrakan korban, tidak ada pintu belakang.

Hanya ada satu pintu yakni dibagian depan.

Di pintu depan, kondisinya terkunci dari dalam.

Sehingga terpaksa didobrak ketua RT bersama warga untuk memastikan kondisi di dalam rumah.

Setelah didobrak, ketua RT bersama teman korban dan warga menemukan korban sudah tewas tergantung di dapur rumah kontrakannya.

"Dari kemaluannya juga keluar sperma. Indikasi orang bunuh diri, salah satunya keluar cairan sperma," kata Robert.

Setelah dilakukan olah tempat kejadian, mayat korban diputuskan untuk dibawa ke RS Bhayangkara Palembang untuk dilakukan visum.

Dari Polsek Kemuning Palembang sendiri juga, telah mengamankan sepeda motor milik korban, dompet dan ponsel korban ke Polsek.

Pribadi Pendiam

Nantinya, dari Polsek berupaya untuk menghubungi keluarga korban untuk mengabarkan kondisi korban yang tewas karena gantung diri.

Irwanto yang ditemukan tewas gantung diri di rumah kontrakannya di Jalan Tri Brata RT 25 RW 5 Kelurahan Pahlawan Kecamatan Kemuning Palembang, dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan karang bergaul.

Hal ini diungkapkan ketua RT 25 Into Agustinus (53), Senin (16/12/2019).

Menurut Into, ia hanya sekali bertemu korban.

Pertemuan itu terjadi saat korban baru mengontrak di tempat tinggalnya sekarang ini.

"Korban ini tertutup dan jarang bergaul dengan warga sekitar. Kita juga harap maklum, mungkin dia sibuk bekerja dan membuat es bubur sumsum," katanya.

Menurut Into, setelah beberapa anak buahnya mengambil dagangan di rumah kontrakannya, korban juga biasanya langsung pergi untuk berdagang.

Korban juga biasa pulang cukup malam, sehingga memang jarang bersosialisasi dengan warga sekitar tempat tinggalnya.

"Korban ini sudah setahun mengontrak di sini. Selama itu, memang jarang terlihat, karena mungkin sibuk berjualan. Pagi tadi, beberapa anak buahnya sempat datang, tetapi balik karena melihat pintu rumahnya tertutup," ujar Into.

Ia juga baru mengetahui, bila korban tewas gantung diri di dalam rumahnya.

Setelah ada temannya yang datang dan mengatakan bila di dalam rumah tidak ada jawaban dari korban.

Padahal, pintu rumah terkunci dari dalam.

Berdasarkan kesepakatan, akhirnya pintu rumah di dobrak dan ditemukan korban sudah tewas tergantung.

Penuturan Teman

Irwanto (43 tahun) ditemukan tewas di rumah kontrakannya di Jalan Tri Brata RT 25 RW 5 Kelurahan Pahlawan Kecamatan Kemuning Palembang, Senin (16/12/2019).

Bos Bubur Sumsum ini diketahui baru sekitar satu tahun mengontrak di rumah tersebut.

Selain memiliki beberapa anak buah penjual es bubur sumsum, Irwanto juga berjualan es bubur sumsum di dekat halte transmusi Pahlawan.

Sebelum ditemukan tewas gantung diri, Irwanto sempat menelepon temannya.

Teleponnya tersebut tidak diangkat sang teman karena sedang mandi.

"Karena teleponnya tidak terangkat, jadi aku balik menelepon dia. Ternyata, telepon saya tidak diangkatnya. Lantaran tidak diangkat, saya memutuskan untuk menemuinya," ujar teman korban Akang (44 tahun), saat ditemui di depan rumah kontrakan korban.

Akang memutuskan untuk mendatangi tempat jualan korban.

Akan tetapi korban tidak berjualan, sehingga Akang memutuskan mendatangi rumah korban.

Beberapa kali pintu rumah di gedor, menurut Akang tidak ada jawaban dari korban.

Karena tidak ada jawaban, Akang memutuskan untuk pulang terlebih dahulu guna mempersiapkan jualannya.

"Saya masih penasaran, jadi coba saya telepon lagi tetapi tetap tidak diangkat. Akhirnya saya datangi lagi ke tempat jualannya, tetap tidak jualan. Makanya datang lagi ke rumahnya dan dipanggil juga tidak ada jawaban," ungkap Akang.

Lantaran tidak ada jawaban, Akang memutuskan untuk melapor ke ketua RT 25.

Bersama ketua RT dan warga, akhirnya pintu depan kontrakan korban di dobrak.

Setelah dicari, ternyata korban ditemukan tergantung di bagian dapur rumah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved