Penipuan Modus Lowongan Kerja
Breaking News: Heboh Banyak Perempuan Palembang Tertipu Kirim Foto Telanjang, Ini Wajah Pelakunya
Masyarakat diminta waspada ketika mendapatkan kenalan melalui aplikasi perkenalan dan mengaku bisa memasukan pekerjaan tanpa tes.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Masyarakat diminta waspada ketika mendapatkan kenalan melalui aplikasi perkenalan dan mengaku bisa memasukan pekerjaan tanpa tes.
Bisa saja, itu suatu modus untuk menipu dan juga pemerasan yang dilakukan pelaku.
Seperti yang terjadi terhadap korban JM.
Sarjana Keperawatan ini melapor ke Polda Sumsel, karena telah ditipu dan diperas tersangka Wahyudi (35) warga Jalan Mayor Zen Lorong Harapan Jaya II Kelurahan Sei Selayur Kecamatan Kalidoni Palembang dengan menjanjikan bisa memasukan bekerja di rumah sakit swasta di Palembang.
• Kakak Kandung Juliana Mahasiswi Palembang yang Hilang Menangis Harap Adiknya Pulang dan Ditemukan
Dari pengakuan tersangka, ia bisa menipu korban setelah dirinya berkenalan melalui aplikasi perkenalan.
Dari situ, tersangka mengaku kepada korban bekerja di bank BUMN.
Tetapi, ia bisa memasukan korban bekerja tanpa tes melalui pemilik rumah sakit yang dituju.
"Korban yang mulai percaya, aku arahkan korban untuk berkomunikasi dengan pemilik rumah sakit. Nanti, si pemilik ini mengaku lagi sibuk dan dilemparkan ke staf untuk mengurusnya masuk bekerja tanpa tes," ujar tersangka saat diamankan di Polda Sumsel, Kamis (5/12/2019).
Korban yang sudah diarahkan ke staf pemilik rumah sakit, langsung berkomunikasi ke staf tersebut.
Dari obrolan melalui pesan WhatsApp, korban bisa langsung diterima tanpa tes dan tanpa ikut tes medical cek up.
• Kakak Kandung Juliana Mahasiswi Palembang yang Hilang Menangis Harap Adiknya Pulang dan Ditemukan
Syarat korban tidak mengikuti tes medical cek up, salah satunya harus mengirimkan foto tanpa busananya ke staf pemilik rumah sakit tersebut.
Karena staf tersebut mengaku perempuan, sehingga korban percaya dan mau mengirimkan foto tanpa busananya.
"Semuanya aku yang berkomunikasi dengan korban, baik jadi teman korban, jadi pemilik rumah sakit maupun staf rumah sakit. Aku sama sekali tidak mau telepon atau video call dengan korban, hanya mau WhatsApp saja," ujarnya.
Selain meminta foto tanpa busana korban, Wahyudi yang mengaku sebagai staf rumah sakit juga meminta uang senilai Rp 500 ribu sebagai administrasi.
