Kisah Pak Guru Candra Rela Berutang Demi Bantu Petani di Daerahnya

Guru yang satu ini rela berhutang demi membantu petani di daerahnya, Demi mengatasi permasalahan pengangkutan hasil bumi,

Editor: Prawira Maulana
TRIBUN LAMPUNG
Pak Guru Candra. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Guru yang satu ini rela berhutang demi membantu petani di daerahnya,

Demi mengatasi permasalahan pengangkutan hasil bumi, Candra, seorang guru kelas di Kecamatan Ulu Belu usai mengajar bersedia penuhi permintaan angkut hasil bumi.

Menurut guru di SDN 1 Gunung Tiga, Ulu Belu ini, pengangkutan hasil bumi turut menjaga kualitas hasil bumi tersebut.

Jadi bukan semata-mata proses penanaman hingga panen saja, tapi juga tersedianya alat angkut hasil panen.

"Kasihan saja kalau ada petani sudah susah menanam tapi waktu panen masih bingung mau diangkut pakai apa. Sebab kalau dibiarkan lama nantinya bisa busuk di kebun, atau malah hilang," ujar Candra.

Itulah alasan guru bertubuh gempal ini memberanikan diri beli mobil pikap secara kredit.

Tujuannya untuk mengatasi masalah angkutan hasil bumi, dan bantu petani menjaga harga hasil panenannya.

Maklum saja, berlatar belakang keluarga petani, dirinya tahu betul permasalahan para petani.

Dari mulai uang modal tanam, masalah hama, perawatan sampai angkutan.

Hal terakhir sekilas sepele tapi nyatanya berpengaruh besar bagi petani dan kualitas panen.

"Jadi sekarang ini gajinya habis buat bayar kreditan mobil. Terus kebutuhan hidupnya dari hasil tarikan mobil. Cukup tidak cukup yang penting bisa jalan semuanya," terang Candra yang berstatus ASN tersebut.

Ia mengaku, baru bisa melayani panggilan angkut setelah jam mengajar selesai.

Sebab dirinya juga menaruh harapan pada murid-muridnya agar jadi anak terdidik demi masa depan mereka.

"Tidak mungkinlah meninggal tugas ngajar, apalagi anak-anak sudah niat datang ke sekolah, masak gurunya kabur gitu saja. Tugas mengajar tetap dilaksanakan," ujar Candra.

Untuk waktu mengajar sendiri, dirinya setiap hari harus datang ke sekolah sebab statusnya sebagai guru kelas.

Kemudian termasuk personal yang diamanati tanggungjawab terhadap kondisi sekolah.

"Kalau waktu jam sekolah tidak bisa mengangkut, kalau pulang dari sekolah baru bisa. Kalau panggilan bisa kapan saja, kadang masih jam di sekolah ditelepon. Kalau seperti itu minta pengertiannya karena masih di sekolah," terang Candra.

Ia mengaku supaya tetap bisa penuhi panggilan angkutan sering tidak pulang ke rumah usai mengajar.

Maka dari sekolah langsung mengangkut jika yang minta ingin buru-buru atau yang diangkutnya banyak.

Dari kondisi itu pula sering sampai rumah saat Magrib untuk mengangkut seputaran Kecamatan Ulu Belu dan Pulau Panggung.

Hal terpenting tugas di sekolah terlaksana dan bisa melayani permintaan angkutan sampai selesai.

"Pengangkutannya dari kebun sampai lapak pengepul. Itu paling tidak satu kali angkut, sebab biasanya beberapa petani mengumpulkan di satu satu lokasi biar banyak, barulah diangkut pakai mobil saya," terang Candra.

Dari hasil pengangkutan, ia mengaku menerima kisaran Rp 100-200 ribu untuk sekali jalan, tergantung jarak.

Itu sudah termasuk bayar mobil, bahan bakar dan upah dirinya sebagai sopir.

Selama mengangkut hasil bumi, Candra mengaku sering berjumpa dengan murid-muridnya.

Itu tidak masalah baginya, bahkan mereka sering menyapa atau menghampiri untuk bersalaman.

Dan harapannya di hari guru tahun ini keberadaan guru tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sosial.

Itu bisa meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.

Sebab guru bukan saja dituntut memberikan pelajaran saja, tapi juga jadi contoh ahlak dan sifat yang baik bagi murid-muridnya. (Tribunlampung.co.id/tri yulianto)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Kisah Guru di Ulu Belu Tanggamus, Rela Gadaikan Gaji Demi Bantu Petani Angkut Hasil Bumi, https://lampung.tribunnews.com/2019/11/26/kisah-guru-di-ulu-belu-tanggamus-rela-gadaikan-gaji-demi-bantu-petani-angkut-hasil-bumi?page=all.
Penulis: Tri Yulianto
Editor: Reny Fitriani

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved