Digantikan Prabowo Subianto, Ryamizard Ryacudu Akui Ada Perbedaan dalam Memimpin Kemenhan
Digantikan Prabowo Subianto, Ryamizard Ryacudu Akui Ada Perbedaan dalam Memimpin Kemenhan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Mafani Fidesya Hutauruk
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Digantikan Prabowo Subianto, Ryamizard Ryacudu Akui Ada Perbedaan dalam Memimpin Kemenhan
Setelah perannya sebagai menteri pertahanan digantikah oleh Prabowo Subianto, Ryamizard Ryacudu yakin Prabowo akan meneruskan hal yang sudah dilakukannya.
"Saya yakin pasti beliau (Prabowo Subianto-red) akan meneruskan apa yang sudah saya sampaikan sebelumnya," kata Ryamizard Ryacudu saat acara Dialog Kebangsaan bersama Rekonsiliasi di Pulau Dua Resto, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).
"Ya kalau misalnya ada beda-beda sedikit kebijakannya dengan saya dan dia ya wajarlah," ucapnya.
• Bahas Hijrah, Air Mata Mulan Jameela Mengalir, Disebut Zalim Oleh Politisi Partai Nasdem Ini
Tekuni hobi berenang
Ryamizard Ryacudu tetap mendidikasikan dirinya berbakti kepada negara Republik Indonesia meskipun kini dirinya tidak lagi menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Ryamizard Ryacudu menjabat sebagai Menteri Pertahanan untuk periode 2014-2019.
Kini, jabatan yang ditinggalkannya digantikan Prabowo Subianto.
"Sebagai anak bangsa saya akan tetap berbakti kepada negara ini, sampai kapan pun kalau perlu sampai mati," ucap Ryamizard Ryacudu saat acara Dialog Kebangsaan bersama Rekonsiliasi di Pulau Dua Resto, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019).
Pria kelahiran 21 April 1950 tersebut menegaskan sampai akhir hayat hidupnya dirinya akan selalu menjaga bangsa ini.
• Heboh Rekening Terpotong Otomatis Bayar BPJS Tanpa Izin Beredar, Ini Penjelasan BPJS Kesehatan
Pria berusia 69 tahun tersebut hingga kini masih juga aktif menjadi pembicara dalam acara-acara dialog kebangsaan.
Selain itu, Menhan pada periode pertama kepemimpinan Presiden Joko Widodo tersebut masih senantiasa melakukan hobinya di bidang olahraga.
"Setelah tidak lagi menjadi Menhan saya masih suka melakukan hobi saya. Hobi saya itu tidak macam-macam, dari dulu sukanya ya olahraga, paling suka berenang," ucap Ryamizard Ryacudu.
Menurutnya, berenang bukan hanya sebagai hobi, tetapi aktivitas yang menyenangkan dan menyehatkan jasmaninya.
• Kisah Cinta Bebi Romeo dan Meisya Siregar, Alasan Bebi Ikhlas Ditinggal Menikah Meisya 2 Tahun
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ryamizard Akui Ada Perbedaan dengan Prabowo dalam Memimpin Kemenhan: Ya Wajarlah, https://www.tribunnews.com/nasional/2019/11/26/ryamizard-akui-ada-perbedaan-dengan-prabowo-dalam-memimpin-kemenhan-ya-wajarlah.
Editor: Malvyandie Haryadi
3 Jimat Soeharto Diberikan ke Prabowo Mantan Menantu Saat Bertempur ke Medan Perang, Kisahnya Viral
Presiden Republik Indonesia ke-2 Soeharto dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang dulu pernah menjadi menantu Soeharto, ketika masih berumah tangga dengan anaknya, Titiek Soeharto.
Saat dipanggil oleh Soeharto, Prabowo Subianto awalnya mengira akan mendapat ongkos.
Namun, Prabowo Subianto malah mendapat tiga ' jimat ' yang ternyata adalah wejangan khusus yang sangat berharga dan luar biasa.
Diketahui, Soeharto memang menjadi presiden dengan banyak kisah kontroversial yang mengelilinginya.
Nama Soeharto mulai moncer usia dirinya berhasil menumpas G30S/PKI tahun 1965.
Sebelum itupun nama Soeharto sudah dikenal publik berkat kedudukannya sebagai Panglima Komando Mandala dalam operasi militer skala besar Trikora.
Mengutip Tribun Jambi via Sosok.ID (grup Tribunmadura.com ), banyak publik percaya kecakapan Soeharto di bidang kemiliteran ditunjang oleh kekuatan magis yang dipercaya dimilikinya.
Suatu hari ketika Prabowo Subianto masih menjadi menantu Soeharto, ia dipanggil menghadapnya.
Hal ini lantaran Prabowo Subianto hendak memimpin operasi militer di medan perang untuk mengalahkan musuh negara.
"Saat itu, saya sedang dihadapkan pada operasi penting.
Saya diminta untuk menghadap Pak Presiden," kata Prabowo Subianto dalam Rakornas PKS Januari 2016 silam.
Dalam benak Prabowo yang kala itu masih berdinas militer di TNI, ia bakal mendapat Sangu (bekal) dari Soeharto.
"Ketika itu, di benak saya disuruh menghadap pasti dapat sangu dari mertua," tambahnya.
Ketika sudah sampai di kediaman Soeharto, pikiran Prabowo Subianto langsung berubah.
Ia memang diberi ' jimat ' berupa petuah khusus dari Soeharto.
"Kata Bapak saat itu, saya titip tiga hal, yakni ojo lali (jangan lupa), ojo dumeh (jangan angkuh), ojo ngoyo (jangan ambisius)," beber Prabowo Subianto, yang juga mantan Pangkostrad TNI AD ini.
"Mengerti? Saya jawab, siap mengerti. Kemudian beliau menjawab, ya sudah selamat bertugas.
Jadi sangu saya tiga hal itu, saya tadi berharap dapat sangu ongkos," kata Prabowo Subianto bercanda.
Saat masih menjabat sebagai presiden, Soeharto ternyata pernah meramalkan kondisi yang akan dialami oleh Indonesia pada abad 21.
Itu seperti yang terdapat dalam buku "Sisi Lain Istana Dari Zaman Bung Karno sampai SBY", karangan J Osdar.
Dalam buku yang terbit pada tahun 2014 itu, Osdar mengungkapkan jika ramalan tersebut disampaikan Soeharto pada 5 September 1996.
Tepatnya, saat menyampaikan pidato pembukaan Pekan Kerajinan Indonesia ke-7, di Istana Negara, Jakarta.
Saat itu, Soeharto meramalkan pada abad ke-21 peranan utama dalam kehidupan, dan pembangunan bangsa Indonesia terletak di tangan rakyat.
"Beberapa tahun lagi abad ke-20 akan kita tinggalkan dan kita akan memasuki abad ke-21.
Berbeda dengan abad ke-20, abad ke-21 yang akan datang adalah zaman yang mengharuskan semua bangsa meningkatkan kerja sama yang erat.
Di lain pihak, juga merupakan zaman yang penuh dengan persaingan yang ketat," tulis Osdar menirukan ucapan Soeharto saat itu.
Lebih lanjut, menurut Soeharto saat itu pada tahun 2003 kawasan Asia Tenggara akan menjadi kawasan perdagangan bebas.
Selain itu, pada tahun 2010, kawasan Asia Pasifik akan membuka diri bagi masuknya barang dan jasa dari negara-negara berkembang sebagai wujud kerja sama APEC.
"Tahun 2020 kita harus membuka lebar-lebar pasar kita bagi produk-produk negara maju.
Perkembangan ini akan membawa pengaruh besar bagi kehidupan dan pembangunan bangsa kita," kata Soeharto.
Soeharto seolah ingin menunjukkan pentingnya mengembangkan industri kecil dan kerajinan rakyat untuk menghadapi abad ke-21.
Namun, dalam kenyataannya Soeharto jatuh sebelum memasuki abad ke-21.
Terkait dengan buku tersebut, pengamat buku Sukardi Rinakit menyatakan ramalan Soeharto itu benar adanya.
Menurutnya, krisis segala bidang pada tahun 1998 telah mencapai puncaknya.
Namun, ekonomi bisa selamat karena kreativitas rakyat dalam usaha kecil dan menengah.
"Krisis ekonomi 1998 teratasi karena kreativitas rakyat dalam usaha kecil dan menengah lagi. Berkat penyelamatan itu, usaha besar juga bisa tumbuh," ujar Sukardi. (Januar)
Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul Kisah Prabowo Subianto yang Diberi Tiga Jimat oleh Soeharto Sebelum Berangkat Tempur ke Medan Perang, https://madura.tribunnews.com/2019/11/22/kisah-prabowo-subianto-yang-diberi-tiga-jimat-oleh-soeharto-sebelum-berangkat-tempur-ke-medan-perang?page=all.