Cerita TKW Palembang Pinjam Hijab dan Gandeng Pria Demi Lolos dari Sindikat Perdagangan Manusia

Dua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Sumatera Selatan Nica (22) dan Vera (22) berhasil lolos dari kejaran sindikat perdagangan manusia (Human Traffic

Penulis: Yohanes Tri Nugroho | Editor: Prawira Maulana
Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Dua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Sumatera Selatan Nica (22) dan Vera (22) berhasil lolos dari kejaran sindikat perdagangan manusia (Human Trafficking).

Nica dan Vera kini telah kembali kepada keluarganya masing masing dengan bantuan ormas pemuda pancasila (PP) yang menjemputnya di hotel di kawasan Nagoya, Batam, akhir pekan lalu.

Tribun berbincang dengan Vera (22) tentang upaya dirinya untuk lolos dari jerat sindikat yang diduga telah bekerja secara sistematis dan ada di sejumlah wilayah di Indonesia dan Malaysia.

"Awalnya kami mendapat info dari Facebook sekitar tanggal 20 bulan Agustus 2019 lalu, mereka menawarkan kami gaji 5 juta sebagai waiters dan kasir di rumah makan di malaysia," ungkap Vera.

Selanjutnya, Vera pun bertukar pesan dengan orang yang mencantumkan nomornya pada lowongan kerja tersebut. Vera dan Nica pun mengirimkan data diri berupa KTP, KK, Ijazah, Piagam dan lain sebagainya.

Pengiriman data pribadi itu yang kemudian menjadi awal malapetaka, sekitar tanggal 31 Agustus, keduanya pun mendapat kiriman booking tiket penerbangan dari Kota Palembang menuju ke Surabaya.

"Kami sempat menolak, tapi kami diancam akan dilaporkan ke polisi dengan pasal penipuan jika tidak berangkat. Kami juga ketakutan karena data kami sudah ada pada mereka," katanya.

Selanjutnya, keduanya yang masih merupakan saudara sepupu itu akhirnya berangkat sesuai waktu yang dijadwalkan yakni 4 September. Setibanya di Surabaya mereka dijemput AG dan LND.

AG dan LND mengaku sebagai karyawan agensi tenaga kerja yang selama ini berhubungan dengan Vera dan Nica.

AG dan LND pun menampung keduanya di rumah kediamannya selama dua minggu.

"Saya sempat tanya kenapa tidak agensi, mereka bilang di agensi tempat tidurnya tak layak. Jadi mereka kasihan dan menampung kami sementara di rumahnya sebelum berangkat ," katanya

Usai dua minggu berdiam di kediaman AG dan LND, Vera dan Nica pun dibawa oleh orang lain bernama DE untuk mengurus paspor. Mereka tak hanya berdua, saat berad di halaman depan kantor imigrasi sudah ada 10 orang lain.

Mereka semua wanita dan berusia dari 15-30 tahunan. Dan berasal dari berbagai daerah lain, mulai dari maluku, Jabar hingga Lampung.

Selain ke Malaysia sebagian dari mereka disebut akan diberangkatkan ke Dubai dan Arab.

"Saat dikumpulkan di depan imigrasi, jika ditanya imigrasi kami diminta mengaku ke Malaysia hendak liburan. Saya waktu itu langsung membantah. Tapi orang itu marah dan meminta saya menurut," tegasnya

Dari 12 orang yang mengurus paspor, ada empat orang yang tak bisa berangkat.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved