Karhutla 2019

Jaga Kelembapan Lahan Gambut, BPPT Pasang Alat Ina FDRS di OKI

saat ini untuk daerah OKI menjadi pilot projects dan wilayah pertama di wilayah Sumatera yang di lahan gambutnya dipasang alat tersebut.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Winando Davinchi
Acara diseminasi sistem pemeringkatan bahaya karhutla, di Kantor Bupati OKI, Selasa (29/10/2019). 

TRIBUNSUMSEL, KAYUAGUNG-Dirut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Tri Handoko Seto mengungkapkan, pihaknya telah mencoba mencari solusi permasalahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan sentuhan teknologi.

"Untuk mencegah ataupun mengantisipasi bencana karhutlah, terutama di daerah Ogan Komering Ilir (OKI) yang banyak lahan gambut, kami telah mencoba untuk mengembangkan beberapa teknologi,"

"Salah satunya adalah alat untuk memantau tingkat kadar air pada lahan gambut (Ina FRDS)," ungkapnya saat berkesempatan menjadi pembicara dalam acara diseminasi sistem pemeringkatan bahaya karhutla, di Kantor Bupati OKI, Selasa (29/10/2019).

Ditambahkannya, saat ini untuk daerah OKI menjadi pilot projects dan wilayah pertama di wilayah Sumatera yang di lahan gambutnya dipasang alat tersebut.

Hal ini sendiri melihat potensi lahan gambut di wilayah ini yang dianggap rawan terbakar dan kejadian pada 2015 lalu.

"Alat ini untuk memantau lahan gambut mulai dari tingkat kelembaban, kadar air. Saat ini masih tahap pilot projects, tapi ke depan harus ditetapkan secara merata di Indonesia," pungkasnya.

Lebih lanjut Tri mengatakan, alat ini bisa memberikan informasi mengenai kondisi hutan gambut yang ada, serta nantinya bisa dijadikan landasan untuk langkah selanjutnya.

"Alat ini sendiri akan mengirimkan hasil monitornya ke server yang ada di pusat. Dari situ akan tahu kondisi hutan gambut seperti apa, dan selanjutnya tindakan seperti apa yang akan dilakukan terhadap gambut itu," jelasnya.

Hujan Deras Sumsel Zero Hot Spot, Satgas Darat Tetap Disiagakan di Lokasi Rawan Karhutla

Karena menurutnya, salah satu upaya agar tidak terjadi kebakaran di lahan gambut ini adalah dengan menjaga kelembaban itu sendiri.

"Level air di lahan gambut ini minimal 40 centimeter. Kalau kurang dari situ, atau kering bisa ditindak seperti dengan membasahinya kembali, bisa juga dengan pompa yang besar, atau dengan teknologi lain seperti modifikasi cuaca," tuturnya.

Terkait Ina FDRS yang saat ini sudah dipasang, dirinya mengklaim bahwa hal ini sudah bekerja cukup baik untuk mengetahui tingkat kekeringan di lahan gambut seperti yang dipasang di kawasan Sepucuk.

Hanya saja, untuk di OKI jumlahnya sendiri masih sangat sedikit sehingga belum seluruh lahan gambut bisa terkontrol.

"Saat ini di OKI baru beberapa unit, untuk kebutuhan sendiri lebih kurang idealnya (dipasang) di 50 titik atau bahkan lebih. Untuk itu ini masih akan terus dikembangkan," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati OKI, Djakfar Shodiq mengungkapkan upaya seperti kajian-kajian ini sebenarnya sudah dilakukan di Kabupaten OKI sejak beberapa tahun lalu yang bekerjasama dengan berbagai pihak seperti BPPT ini. Menurutnya, hal ini akan sangat membantu dalam mengatasi masalah Karhutla.

"Alhamdulillah OKI jadi percontohan (mengatasi karhutla). Ini untuk antisipasi agar tidak lagi terjadi kebakaran. Kami berharap kajian ini bisa dimanfaatkan untuk mencegah karhutla di masa yang akan datang," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved