Karhutla 2019
Kebakaran Lahan Nyaris Mengenai Gedung SMA Negeri Karang Dapo Muratara
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Gedung SMA Negeri Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) nyaris terbakar, Kamis (24/10/2019).
Penulis: Rahmat Aizullah | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Gedung SMA Negeri Karang Dapo, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) nyaris terbakar, Kamis (24/10/2019).
Belum diketahui secara pasti dari mana sumber api yang nyaris menghanguskan bangunan sekolah tersebut.
Namun pihak sekolah menyebutkan api berasal dari kebakaran lahan yang terjadi di belakang sekolah.
Api merayap mendekati sekolah dan nyaris menghanguskan perumahan guru dan gedung perpustakaan sekolah.
Bahkan jarak antara api dan gedung sekolah kurang dari 10 meter, sehingga guru dan siswa khawatir sekolah mereka terbakar.
• Cerita Adik Tentang Ketua BPK RI Agung Firman Sampurna, Tak Mau Terjun Politik, Ingin Jadi Dosen
"Apinya mendekat terus sampai ke belakang sekolah," kata Kepala SMA Negeri Karang Dapo, Zainal Abidin dikonfirmasi Tribunsumsel.com.
Guru dan siswa berupaya memadamkan api secara manual agar tidak menghanguskan bangunan sekolah mereka.
Pihak sekolah juga menghubungi petugas pemadam kebakaran milik Pemkab Muratara untuk membantu memadamkan api.
"Tadi guru dan anak-anak yang memadamkan api, setelah itu baru lah datang mobil pemadam kebakaran," kata Zainal.
• Waspada! BMKG Perkirakan Kabut Asap Pekat 27-29 Oktober 2019 di Sumsel
Wakil Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Muratara, Kasio mengatakan telah ada petugas yang turun ke lokasi untuk memadamkan api.
"Petugas sudah datang ke lokasi, sekarang apinya sudah berhasil dipadamkan," kata dia.
Awalnya pihaknya tidak percaya dengan informasi kebakaran yang terjadi di dekat SMA Negeri Karang Dapo tersebut.
Karena informasi yang pihaknya terima tidak jelas antara kebakaran lahan atau kebakaran bangunan sekolah.
"Tidak jelas, kalau kebakaran sekolah kami turun langsung, tapi kalau kebakaran lahan ada Satgas Karhutla, kami Damkar hanya membantu saja," katanya.
Kasio mengatakan, pihaknya meminta bukti foto atau video kepada pemberi informasi agar bisa ditindaklanjuti.
"Nanti kalau kami turun ke sana ternyata informasinya tidak akurat, tentu kami sia-sia datang ke sana, karena sering begitu," ujarnya.