Gubernur Sumsel Herman Deru : Hujan yang Turun di Sumsel Faktor Alami dan Modifikasi Cuaca

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru melihat pesawat penebar garam di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Jumat (18/10/2019)

Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM
Gubernur Sumsel Herman Deru 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru melihat pesawat penebar garam di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Jumat (18/10/2019)

Pesawat jenis Herkules ini mampu mengangkut garam sebanyak 4 ton lebih.

Herman Deru  menegaskan, upaya pemadaman api Karhutla di Sumsel telah dilakukan dengan maksimal

Bukan saja lewat jalur darat namun juga mengerahkan sejumlah pesawat udara dan helikopter  yang terus bekerja melakukan Water Bombing  dengan menyiapkan 9 unit helikopter.

Bahkan  ditambah 2 unit  helikopter khusus  melakukan patroli  jalur udara.

Juga menggunakan  teknologi modifikasi cuaca  juga telah dilakukan Pemerintah Provinsi Sumsel dengan menebar garam dengan bobot 80 Kg  hampir setiap harinya.

Diantaranya menggunakan menggunakan pesawat jenis Casa dengan penebaran 800 Kg garam dari jalur udara.

Hasilnya cukup maksimal sejumlah wilayah di Sumsel mulai diguyur hujan mulai dari Kota Palembang, OKU Raya, Empat Lawang, Kota Lubuk Linggau, Musi Rawas dan sejumlah daerah yang selama ini terpapar bencana karhutla.

“Pesawat-peswat ini setiap hari habis bekerja harus dicuci. Karena kalau tidak dicuci korosi,” ucapnya.

Untuk diketahui Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.

Satu persatu pesawat yang ada di depannya didekati Herman Deru, dia juga menjelaskan peruntukan dan bobot angkut masing-masing pesawat  mulai dari yang terkecil kapsitas angkutnya jenis Casa dengan bobot angkut 800 kg, ada lagi pesawat kapasitas angkut 2 ton, 4 ton yakni jenis pesawat Hercules.

“Warga Sumsel belakangan ada beberapa titik wilayah yang telah diguyur hujan. Ada yang alami ada juga titik yang hasil modifikasi cuaca"

"Setiap hari bapak-bapak ini bekerja keras menabur garam ada yang sukses menjadi hujan. Ada yang dibawa angin karena  di dalam awan itu sendiri tidak ada bibit air"

"Belakangan sudah ada yang mendapatkan bibit air sehingga menjadi air hujan. Seperti kemarin di Palembang menjadi air hujan, di OKI juga ada turun hujan,”  terangnya sembari berharap warga Sumsel dapat mendoakan petugas yang tengah melakukan pemadaman dilokasi karhutla.  (rel humas)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved