Fakta Kabinet Kerja Jokowi Jilid 1, Sri Mulyani Sebut Ada Menteri Tak Pakai WA dan Kekesalan Luhut

Masa kerja para menteri di Kabinet Kerja Jilid 1 tak terasa tinggal menghitung hari. Beberapa menteri pun mulai buka-bukaan membuka "aib" kolaganya di

Editor: Moch Krisna
Pose satu jari dan dua jari tersebut dilakukan para petinggi seperti Mento Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam penutupan International Monetary Fund (IMF)-World Bank pada Minggu (14/10/2018) 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Masa kerja para menteri di Kabinet Kerja Jilid 1 tak terasa tinggal menghitung hari. Beberapa menteri pun mulai buka-bukaan membuka "aib" kolaganya di kabinet.

Misalnya seperti yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia membuka rahasia Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Rahasia ini diungkap Sri Mulyani saat bincang santai menteri-menteri di bidang ekonomi dengan para wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (18/10/2019).

mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu cerita soal komunikasi dengan Basuki kerap terkendala waktu.

Hal ini lantaran Basuki yang rajin di lapangan meninjau proyek-proyek infrastruktur.

"Memang ada keterbatasan dari sisi waktu, tetapi bukan berarti keputusan tidak bisa dibuat," kata Sri Mulyani.

Hal itu kerap dilakukan ketika Basuki membutuhkan bantuan Sri Mulyani

Namun tak seperti menteri lainnya, Basuki masih menggunakan SMS di tengah perkembangan aplikasi pesan singkat berbasis koneksi internet.

Padahal ungkap perempuan yang kerap disapa Ani itu, menteri lainnya sudah menggunkan aplikasi Whatsapp (WA) untuk berkomunikasi  untuk saling berkomunikasi.

"Dia (masih pakai) SMS. Satu-satunya menteri yang enggak pakai WA jadi masih SMS. Kalau yang lain pakai WA," kata Sri Mulyani.

Basuki yang turut hadir dalam acara bincang santai itu hanya tersenyum rahasianya yang masih setia dengan SMS dibongkar Sri Mulyani.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo sudah menggelar acara perpisahan dengan para menteri di Istana Negara. Belum diketahui siapa menteri yang bertahan dan yang didepak.

Jokowi sendiri mengatakan akan segera mengumumkan nama menteri-menteri di periode kedua pemerintahannya setelah dilantik jadi Presiden periode 2019-2024 pada 20 Oktober 2019.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan hadir menyampaikan kesannya selama menjadi tangan kanan Presiden Joko Widodo dalam pemerintahan periode 2014-2019.

Selama 5 tahun ini, Luhut mengaku kerap kesal karena banyak pihak yang sering merendahkan Jokowi.

"Jokowi itu pekerja keras, pemberani, dan memberikan pengayoman pada anak buahnya.

Kadang suka kesal juga orang mempertanyakan atau merendahkan Jokowi, padahal pemimpin dunia sangat apresiasi ke Pak Jokowi," ujar Luhut usai menghadiri silaturahim perpisahan Jokowi-JK dan Kabinet Kerja, di Istana Negara, Jumat (18/10/2019).

 Luhut mengaku sangat menikmati bekerja dengan Jokowi-JK. Sebab, Luhut melihat keduanya sebagai sosok yang berani mengambil keputusan, tidak berbelit-belit dan membuat Indonesia menjadi lebih baik.

Luhut menilai Jokowi sudah membuat suatu langkah yang besar dan meletakkan landasan yang baik dalam periode pertamanya bersama Jusuf Kalla.

"Periode kedua nanti beliau tinggal speed up mempercepat ini semua," sambungnya.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie (kedua kanan), Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono (kiri) dan Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan usai acara Syukuran dan Silaturahmi Nasional Partai Golkar di Jakarta, Minggu (1/11/2015). Silaturahmi nasional itu diharapkan menjadi awal bersatunya Partai Golkar sekaligus dalam rangka persiapan menghadapi pilkada serentak. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie (kedua kanan), Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol Agung Laksono (kiri) dan Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan usai acara Syukuran dan Silaturahmi Nasional Partai Golkar di Jakarta, Minggu (1/11/2015). Silaturahmi nasional itu diharapkan menjadi awal bersatunya Partai Golkar sekaligus dalam rangka persiapan menghadapi pilkada serentak. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Sebelum menduduki jabatan Menko Kemaritiman, ada dua jabatan yang sudah lebih dulu diemban Luhut di pemerintahan Jokowi-JK, yakni Menko Polhukam dan Kepala Kantor Staf Presiden.

Namun, Luhut mengaku sampai saat ini belum diberi tahu apakah akan menjadi menteri lagi di periode kedua Jokowi bersama Ma'ruf Amin.

"Saya kira tunggu saja arahan presiden karena tiga-tiga jabatan saya enggak pernah dikasih tahu," kata Luhut.

Bukan Gantikan Wiranto, Prabowo Subianto Ternyata Diisukan Bakal Geser Sosok Kuat Ini, Najwa Shihab Desak JK

Saat ini Prabowo Subianto santer diisukan jadi menteri di kabinet Jokowi.

Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengaku bersyukur jika kabar tersebut benar.

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dikabarkan akan menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Kerja Jilid II.

Akhir-akhir ini, Prabowo memang tengah melakukan safari politik dengan sejumlah partai koalisi Jokowi-Ma'ruf.

Beberapa waktu lalu, Prabowo juga bertemu dengan Jokowi.

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi tak memungkiri pembahasan mereka mengenai koalisi.

Hingga saat ini, Prabowo telah bertemu dengan sejumlah tokoh seperti Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PKB Cak Imin, hingga rencana bertemu dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartato.

Namun, Dahnil Anzar menegaskan bahwa Partai Gerindra tak melakukan lobi untuk posisi menteri kabinet Jokowi.

"Gerindra sampai sekarang ini tidak aktif melobi ya. Harus dipahami Gerindra dalam posisi siap duduk sebagai oposisi atau dalam pemerintah," kata Dahnil di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/10/2019).

 Prabowo Subianto jadi Menteri, Najwa Shihab Desak Jusuf Kalla Ngomong, Tak Diduga ini Jawabannya

Sejumlah nama dari Partai Gerindra santer dikabarkan berpeluang jadi menteri Jokowi, termasuk Prabowo Subianto.

Ketua Umum Partai Gerindra tersebut dikabarkan akan menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).

Kabar tersebut juga didengar oleh pihak istana.

Meskipun juru bicara Prabowo membantah, pihak Istana Kepresidenan tak menepis namun juga tak mengiyakan.

Dikatakan tenaga ahli di Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin, jika kabar tersebut benar, ia bersyukur.

"Kalaulah nanti benar seperti yang ditulis banyak orang dan yang kita dengar terkait kemungkinan beliau menjadi menteri pertahanan atau lain-lain, saya Alhamdulillahirabbil'alamin," kata Ngabalin di Jakarta, Rabu (16/10/2019), dikutip dari Kompas.com.

Prabowo dinilai memiliki karier militer yang gemilang.

Menurutnya, karier militer tersebut akan berdampak dalam sistem pertahanan negara.

"Karena pasti sudah punya latar belakang militer yang luar biasa. Kita tahu itu akan memberikan kontribusi terhadap kerja sistem pertahanan negara," tambahnya.

Berbeda dengan Ali Ngabalin, wakil presiden Jusuf Kalla justru enggan menanggapi lebih lanjut soal isu tersebut.

Jusuf Kalla menjadi bintang tamu di acara Mata Najwa bertajuk ''Terima Kasih Pak JK'' yang tayang di Trans TV pada Rabu (16/10/2019).

Dalam kesempatan tersebut, awalnya Najwa Shihab menuturkan sifat JK yang selalu terbuka pada wartawan.

Selama ini JK dikenal berusaha untuk menerima semua pertanyaan wartawan.

JK lalu menyebut bahwa dirinya berusaha untuk terbuka dan memang diakuinya ia mampu menjawab segala pertanyaan.

Untuk meyakinkan, Najwa Shihab pun memberikan pertanyaan yang cukup menggelitik.

Najwa Shihab secara terang mempertanyakan apakah Prabowo layak menjadi menteri Jokowi.

"Kalau gitu saya to the point aja nih. Pak Prabowo cocok nggak jadi menteri Pak Jokowi?" tanya Najwa, dikutip dari tayangan di YouTube Najwa Shihab.

Pertanyaan Najwa lalu disambut tawa JK dan hadirin yang di studio.

"Itu masalah koalisi," jawab JK.

Najwa Shihab tampaknya tak puas dengan jawaban JK.

"Bapak bilang bisa jawab semuanya, tidak ada batasan," katanya.

JK pun mengulang kembali jawaban awalnya.

Masih penasaran, Najwa Shihab bertanya "Kan pertanyaan saya cocok atau tidak?"

"Sensitif pertanyaannya," kata JK diiringi tawa.

Tak mau menjawab dengan jelas, JK pun kembali ditanya Najwa Shihab soal jabatan yang cocok untuk Prabowo.

"Saya berandai-andai, kalau cocok, Pak Prabowo itu cocoknya Menteri Pertahanan atau Menkopolhukam?" tanya Najwa.

JK pun kembali tak mau menjawab dengan jelas pertanyaan Najwa Shihab.

"Kan ada hubungannya dengan tadi itu, Anda yang paling pintar bertanya," kata JK diiringi tawa.

Jawaban itu pun juga mengundang tawa Najwa Shihab dan penonton yang hadir.

Sejumlah isu juga beredar bahwa Prabowo lah yang meminta jatah menteri kepada Jokowi.

Isu tersebut kemudian ditanggapi oleh pengamat politik Ireng Maulana.

Ireng berpendapat, apabila hal itu benar maka Prabowo justru dinilai merugi.

"Jika Prabowo akhirnya hanya mengincar kursi Menhan, maka perannya yang semakin menguat dianggap sejajar dengan aktor politik arus utama di perpolitikan nasional akan memudar. Sebagian besar orang akan menilai tingginya pragmatisme Prabowo, dan akan mencatat Ia hanya puas dengan kursi menteri," ujarnya dalam keterangan pers tertulis kepada Tribunnews, Senin (8/10/19).

Ireng menilai, posisi Menhan justru menjadikan Prabowo sebagai bawahan presiden.

Padahal, Jokowi merupakan rival Prabowo dalam dua kali Pilpres.

"Bawahan tidak lagi sejajar apapun dalihnya," katanya.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved