10 Ribu Orang Minta Dievakuasi Pasca Rusuh di Wamena Papua yang Menelan 33 Korban Meninggal Tragis
10 Ribu Orang Minta Dievakuasi Pasca Rusuh di Wamena Papua yang Menelan 33 Korban Meninggal Tragis
TRIBUNSUMSEL.COM - 10 Ribu Orang Minta Dievakuasi Pasca Rusuh di Wamena Papua yang Menelan 33 Korban Meninggal Tragis
Enam hari pasca kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, semakin banyak warga yang mendaftar untuk dievakuasi ke Jayapura.
Komandan Lanud Silas Papare Jayapura Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso menyebutkan, hingga kini jumlah warga yang mendaftar mencapai 10.000 orang.
"Sekarang yang daftar sudah sekitar 10.000. Ada 2.670 yang sudah diangkut ke Jayapura," ujar Bowo di Jayapura, Minggu (29/9/2019).
Dari data yang dimiliki Kodim 1702/Jayawijaya, tercatat ada 6.784 orang di Wamena yang kini tengah mengungsi.
Mereka seluruhnya sudah mendaftar untuk dievakuasi ke Jayapura.
Namun, jumlah tersebut diperkirakan akan terus berubah, karena ada arus pengungsian baru dari kabupaten di sekitar Jayawijaya.
"Dari pos-pos di sekitar pegunungan sekarang banyak menuju ke Wamena. Memang sempat ada isu bahwa di Tolikara akan terjadi gejolak juga, sehingga mereka banyak yang merapat ke Wamena," kata Bowo.
Bowo menyebutkan, kini sudah ada dua unit pesawat Hercules yang digunakan untuk mengevakuasi warga dari Wamena ke Jayapura.
Pesawat juga untuk mengirim bantuan dari Jayapura ke Wamena.
Untuk mengakomodasi seluruh pengungsi tersebut, menurut Bowo, diperlukan waktu beberapa hari, agar mereka semua bisa diterbangkan ke Wamena.
"Tentu hari ini belum selesai, mungkin 3-4 hari ke depan bisa diselesaikan," ucap dia.
Selain itu, Bowo menyebut ada 528 warga Wamena yang kini mengungsi di Jayapura. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kerbat di Jayapura, sehingga terpaksa tinggal di pengungsian.
"Mereka berharap ada pesawat yang bisa mengantar mereka ke Makassar dan Jawa, tapi kami sekarang fokusnya Jayapura-Wamena dulu," tutur Bowo.
#BugisBerduka dan #MinangBerduka menjadi trending topik hingga tokoh Minang mengutuk tragedi Wamena Papua dan minta Presiden Jokowi mundur.
DUA tagar terkait tragedi Wamena Papua menjadi trending topik twitter pagi tadi.
Tagar #MinangBerduka dan @BugisBerduka termasuk lima besar tagar yang disuarakan para netizen (warganet), Minggu (29/9/2019) pagi.
Tragedi Wamena Papua menjadi ramai dan viral di dunia maya karena korban yang meninggal begitu banyak.
Setidaknya 33 orang meninggal dalam kerusuhan di Wamena, Papua, ini.
Sebagian besar korban adalah warga pendatang yang jika dilihat dari daerah asal mereka, sebagian besar berasal dari ranah Minang, Sumatera Barat, dan Bugis, Sulawesi Selatan.
Sehingga, tak mengherankan jika kemudian tagar #MinangBerduka dan #BugisBerduka pun menjadi trending topik.
Tokoh Minang Mengutuk
Sejumlah tokoh Minang pun kemudian mengutuk tragedi Wamena Papua.
Pemerintah dianggap lalai atau abai dalam melindungi warga negara sehingga mereka menjadi korban kekejaman para perusuh.
Tokoh Minang Andre Rosiade menyesalkan sikap Presiden Joko Widodo atau Presiden Jokowi yang memilih mengucapkan duka atas meninggalnya Presiden Perancis, tetapi tidak mengucapkan duka untuk rakyat sendiri.
"Ada 9 warga perantauan Minang yangg meninggal dunia karena kerusuhan di Wamena. 1 orang terbakar dan tinggal tengkorak saja, 1 org Balita usia 3 tahun dikampak kepalanya," ujar Andre Rosiade yang juga politisi Partai Gerindra melalui twitter.
Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang (IKM) Fadli Zon juga mengutuk peristiwa di Wamena Papua.
Fadli Zon meminta pemerintah melindungi warga negara, dari mana asal dan apa pun agamanya, sesuai amanat konstitusi.
224 Mobil Dibakar, 33 Orang Meninggal
Seperti diberitakan Kompas.com, pembersihan puing-puing bangunan yang terbakar saat terjadi kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, terus dilakukan.
Hari ini tidak ada jenazah yang ditemukan, tetapi diketahui bila ada satu korban tewas yang ditemukan hari sebelumnya belum terdata di RSUD Wamena.
"Info terakhir sudah ditemukan 33 korban tewas. Satu jenazah kemarin saat dievakuasi, tidak masuk data rumah sakit tapi sama kekuarganya langsung dimasukan ke pesawat," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto, saat dihubungi, Kamis (26/9/2019).
Jenazah baru diketahui belum terdata setelah tiba di Jayapura dan dimasukan ke dalam data korban kerusuhan Wamena yang terjadi pada 23 September lalu.
Menurut Cabdra, korban yang dimaksud tewas bukan karena terbakar. "Korban mengalami luka-luka senjata tajam," ucap dia.
Dampak kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih terus berkembang.
Selain dari sisi korban jiwa, kerugian secara materil juga masih bertambah.
"224 mobil roda 6 dan 4 hangus, 150 motor, 465 ruko hangus, dan 165 rumah dibakar," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal.
Sementara korban luka-luka mencapai 76 orang. Aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.
Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.
Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar atau hoaks.
Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengkonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.
Dampak kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih terus berkembang.
Selain dari sisi korban jiwa, kerugian secara materil juga masih bertambah.
"224 mobil roda 6 dan 4 hangus, 150 motor, 465 ruko hangus, dan 165 rumah dibakar," jata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal di Jayapura, Kamis (26/9/2019).
Selain itu, terdapat 5 perkantoran hangus terbakar dan 15 lainnya rusak berat.
Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe menyatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua akan mengakomodasi kebutuhan warga selama mereka masih mengungsi.
Bagi korban yang kehilangan tempat tinggal, Lukas memastikan Pemprov Papua akan memberikan bantuan.
"Kami akan bantu mereka yang rumahnya terbakar, namun kita menunggu pendataan, termasuk pembangunan kantor pemerintah," katanya.