Cerita Ibu Mahasiswi yang Jadi Korban Saat Kericuhan Demo di Depan DPRD Sumsel : Sudah Saya Larang
Cerita Ibu Mahasiswi yang Jadi Korban Saat Kericuhan Demo di Depan DPRD Sumsel : Sudah Saya Larang
Penulis: Shinta Dwi Anggraini |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Hati orang tua mana yang tak panik saat mendengar kejadian buruk telah menimpa anaknya.
Begitupun yang dirasakan Rodiah, warga lorong Muhajirin jalan balap sepeda palembang.
Rodiah, tak kuasa menahan tangis saat mendengar Atia, anak kandungnya menjadi salah satu korban luka dalam demo yang terjadi di depan kantor DPRD Sumsel
Sebelumnya, aksi demo ribuan mahasiswa di kota Palembang, berujung ricuh dengan aparat kepolisian.
Saat ditemui di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (RS) RK Charitas, Rodiah mengaku mendapat kabar bahwa Atia telah menjadi korban, dari salah seorang tetangganya.
"Tetangga sekaligus teman Atia. Dia kasih tahu anak saya jadi korban luka di aksi demo itu,"ujarnya.
Mendengar kabar itu, seketika Rodiah langsung panik dan terus saja menangis.
Sebab dia melihat foto anaknya yang sudah terkapar tak sadarkan diri.
"Saya masih sedih. Dua tahun lalu kakak Atia meninggal, disusul ayahnya juga. Jadi masih teringat terus.
Dan tiba-tiba dapat kabar tidak enak seperti itu, saya jadi teringat lagi sama kesedihan itu. Pikiran saya kemana-mana tadi," ujarnya.
Rodiah mengaku, sempat melarang Atia untuk ikut bergabung dalam aksi demo.
Namun larangan itu tidak didengar dan Atia tetap saja bergabung untuk ikut aksi demo
"Tadi Atia lagi tidur, tiba-tiba dapat telepon dari temannya dan diajak demo. Sudah saya larang, tapi masih saja tetap mau ikut,"ujarnya.
Sementara itu, Atia yang menjadi salah seorang korban luka-luka akibat aksi demo, mengalami keseleo di kaki sebelah kiri.
Bahkan dia juga mengaku sempat pingsan akibat terinjak-injak saat kericuhan berlangsung.
"Saat demo, saya berempat sama teman. Kami berdiri agak didepan. Tiba-tiba ada aksi saling dorong dan pemukulan. Kami terhimpit lalu terinjak-injak dan sempat pingsan,"ujarnya.
Setelah mendapat perawatan di IGD RS RK Charitas, mahasiswi perguruan tinggi Bina Sriwijaya itu diperbolehkan pulang dan hanya menjalani rawat jalan.
"Tapi kaki kiri saya masih sakit. Masih belum bisa digerakkan,"ujarnya.