Breaking News

4 Pasang Suami Istri Saling Bersaing di Pilkades OKI, Tak Ada Calon Lain yang Jadi Lawan

Pemilihan serentak Bakal Calon (Balon) Kepala Desa (Kades) di kabupaten OKI akan di selenggarakan pada tanggal 19 November 2019 mendatang.

Penulis: Winando Davinchi | Editor: Prawira Maulana
WINANDO/TRIBUNSUMSEL.COM
Baju putih Bakal Calon kades Petahana Wartono saat melakukan pendaftaran tanggal 19 Agustus, 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Pemilihan serentak Bakal Calon (Balon) Kepala Desa (Kades) di kabupaten OKI akan di selenggarakan pada tanggal 19 November 2019 mendatang.

Tercatat sebanyak 102 Desa yang mengikuti pilkades serentak dimana terbagi ke dalam 18 Kecamatan.

Seperti Kecamatan Lempuing Jaya terdapat 8 desa yang mengikuti pilkada serentak, dimana 4 desa memiliki kisah unik karena pesaing calon berasal dari orang terdekat.

Contohnya saja Desa Purwoasri dengan 2 calon yaitu kades Petahana dan istri, kemudian Desa Tania Makmur balon kades antara petahana yang berhadapan dengan istri, lalu Desa Tanjung Sari II juga terdapat 2 calon yaitu kades petahana dan istri, sementara Desa suka jaya terdapat 2 calon yaitu kades petahana dan anak.

Salah satu Desa Tanjung Sari II, kecamatan Lempuing Jaya yang hanya memiliki 2 calon yaitu kades petahana Wartono (34) dan sang istri Novitasari (27) melaju di pemilihan kades serentak 2019 dengan mata pilih di desa tersebut sebanyak 1.743 jiwa.

Wartono mengungkapkan pada pemilihan tahun ini sangat berbeda dan unik dari 5 tahun sebelumnya, karena kali ini musuh yang dihadapi tidak lain yaitu istrinya sendiri.

"Jika 5 tahun yang lalu disini ada 3 calon, tetapi pada pilkades kali ini saya harus berhadapan dengan orang rumah," ucapnya saat diwawancarai wartawan Tribunsumsel, Senin (16/9/2019).

Ditambahkannya, pencalonan sang istri tidak disiapkan pada jauh-jauh hari dan semua disiapkan dalam waktu yang mepet, karena hingga ujung penutupan pendaftaran tidak ada calon lain yang melaju untuk pertarungan pilkades di desanya.

"Sekitar 2 bulan sebelum pendaftaran saya sudah menawarkan pencalonan ini kepada beberapa kerabat yang lain seperti adek ipar, ponakan dan teman-teman tetapi tidak ada yang mau maju sebagai calon,"

"Setelah mendekati penutupan barulah saya memutuskan untuk mencalonkan istri, pertama saya dulu yang daftar tanggal 19 Agustus, dan istri di tanggal 23 Agustus jam 22.00 atau 2 jam sebelum penutupan," jelasnya.

Karena tahun ini berbeda dari lima tahun yang lalu maka sang calon kades tidak menggelar giat khusus, hanya menunggu hingga pemilihan dilaksanakan.

"Masih enak jika ada lawan karena lebih giat melakukan pendekatan kepada masyarakat, sedangkan tahun ini tidak ada niatan bikin spanduk dan stempel, dan tidak ada kampanye hanya menunggu saja siapa yang terpilih nantinya," ungkapnya sembari tersenyum.

Lanjutnya, jika nantinya sang istri yang terpilih ia akan menerima pilihan masyarakat dan akan tetap melanjutkan visi misi yang telah ada.

"Jika nanti yang terpilih justru istri saya, saya sebagai suami akan selalu mendukung dan memberi saran dalam menuntun istri untuk terus melanjutkan pembangunan yang telah berjalan," ujarnya.

Sedangkan untuk visi dan misi kedua calon hampir sama yaitu ingin membangun Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved