Berita Palembang

Polisi Periksa 5 Saksi dari Bakso Granat Mas Azis, Ini Update Kasus Perusakan e-Tax

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Polsek Ilir Barat (IB) 1 Palembang telah memeriksa lima saksi dari Bakso Granat Mas Azis

Penulis: M. Ardiansyah |
Tribun Sumsel/ Arief Basuki Rohekan
Abdul Azis, owner Bakso Granat Mas Azis meminta maaf dan menjelaskan kronologi kejadian, Senin (9/9/2019) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Polsek Ilir Barat (IB) 1 Palembang telah memeriksa lima saksi dari Bakso Granat Mas Azis.

Setelah ini Polisi akan gelar perkara kasus ini untuk menetapkan adanya tersangka atau tidak.

Kapolsek IB 1 Palembang Kompol Masnoni melalui Kanit Reskrim Iptu Irsan menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap pihak Bakso Granat Mas Azis.

Beberapa saksi, diperiksa terkait pengerusakan alat e-tax milik Pemkot Palembang di gerai Bakso Granat Mas Azis Pakjo.

"Sudah diperiksa saksi sebanyak lima orang dari bakso granat. Lima saksi dari pemilik, ibunya, adiknya dan dua karyawannya," ujar Irsan, Senin (9/9/2019).

Lanjutnya, dari pemeriksaan saksi pihak Bakso Granat Mas Azis akan dilakukan pendalaman lagi.

Nantinya, dari pendalaman akan dilakukan gelar perkara untuk menentukan proses hukum lebih lanjut.

Dalam proses lebih lanjut, dilakukan gelar perkara untuk menganalisa hasil pemeriksaan saksi-saksi yang telah dilakukan.

Sehingga, nantinya dari hasil gelar perkara yang dilakukan baru bisa menentukan tersangka dalam kasus ini.

"Untuk menetapkan tersangka, terlebih dahulu dilakukan gelar perkara. Memang dari pelapor dan terlapor sudah diperiksa, tinggal melakukan gelar perkara," pungkasnya.

Owner Ungkap Kronologi

Tempat usaha Bakso Granat Mas Azis yang berada di Jalam Inspektur Marzuki Pakjo, terancam disegel Pemkot Palembang.

Badan Pengelola Pajak Daerah (BPPD) Palembang masih menunggu Surat Keputusan (SK) Walikota untuk penyegelan itu.

Penyegelan akan dilakukan karena Bakso Granat Mas Azis sampai tiga kali dilayangkan surat peringatan tapi tetap menolak untuk dipasang e tax.

Abdul Azis sendiri yang bertanggung jawab atas usaha yang telah dirintisnya 2 tahun lalu, menyampaikan permohonan maaf khususnya ke awak media atas kejadian yang ada.

Termasuk pelemparan botol dari sang adik, yang ia nilai perasaan emosi sesaat anak kecil.

"Saya memohon maaf kepada para awak media, dan saya selama ini dibantu oleh media sehingga usaha saya bisa dibilang sukses sekarang," kata Azis saat menggelar jumpa pers di outletnya Bakso Granat Mas Azis di Pakjo, Senin (9/9/2019).

Azis sendiri menceritakan kronologi kejadian yang sempat viral di media sosial dan media massa.

Ia memang telah mendapat surat dari Walikota Palembang, mulai SP (Surat Peringatan) pertama hingga SP terakhir.

"Setelah surat itu ada, saya konsultasi ke Paguyuban dan kesimpulannya, alat e Tax dipasang dahulu sambil disampling. Awal masang, memang sempat terkendala karena alat ini canggih dan sempat sepakat," bebernya.

Bapak 2 anak ini mengaku, selama ini pihaknya tidak menerapkan pajak 10 persen ke konsumen.

Hanya saja ia tetap membayar pajak dari usahanya.

Rata-rata konsumen usaha ini disebutnya pelajar dan mahasiswa.

"Sebulan kita bayar pajak, sekitar dua hingga tiga juta rupiah. Semuanya dari kami," ucapnya.

Diterangkan Azis, pada 4 September pihaknya sudah mencoba untuk memasang e-Tax di outletnya, dengan massa percobaan 1 bulan.

"Di sini, masalahnya gara- gara colokan yang dipakai BPPD, padahal colokan penuh di kasir, karena terbatas untuk kipas dan sound sistem."

"Saat pemasangan saya ada di lokasi, dan kasir (Anggi) sudah ngasih tahu petugas untuk membawa colokan sendiri namun petugas tidak mau," ucapnya.

Ditambahkan Azis, adinya (Choiri) merupakan tamatan SMP, karena saat kipas tidak hidup dan tidak ada musik memilih memutus kabel alat eTax tersebut.

Di satu sisi bertepatan petugas BPPD datang kembali dan tidak terima kabel alat e Tax diputus.

"Saat dikasir pas ibu saya disana, dan dimarah petugas, saya anggap wajar kalau ibunya dimarahi orang dan ditunjuk- tunjuk, pasti anaknya tidak senang dan membela sang ibu, dan saya pikir semuanya begitu," capnya

Azis pun tak menampik jika ada keluarganya salah dan sudah minta maaf,
karena merasa memang adiknya salah dan minta dipasang kembali 2 kali e Tax, namun ditolak pihak BPPD.

"Hari ini kita klarifikasi, bukan tidak mau bayar pajak, karena setiap bulan saya bayar pajak terus, tapi tidak memungut konsumen melainkan duit pribadi, serta bos bakso adalah saya, bukan adik."

"Kesimpulannya, saya meminta maaf kepada wartawan atas kelakuan adik saya," sesalnya.

Azis pun mengaku outletnya siap dipasang e Tak sambil di sampling, dan di sisi lain pemeeintah khusunya vendor untuk tidak memasang salah,
karena bisa saja terjadi kesalahan dan kita tidak ingin menunggu fasilitas di outlet. Mengingat ketika e Tax dipasang selama ini, yang bayar listrik dan wifi tetap dibebankan kepihaknya.

"Saya juga sudah ketemu pak Sulaiman Amin dan sampaikan kronologisnya diterima baik, namun karena sudah masuk jalur hukum di IB I dan saya sudah klarifikasi," tuturnya.

Dilanjutkan Azis, jika usahanya disegel Pemkot Palembang jelas hal itu bisa berdampak yang lain, bagaimana nasib puluhan puluhan karyawan.

Selain itu 1 outlet saja terdapat 115 supliyer dan jelas dampak ekonominya akan banyak.

"Terus Bakso Granat Mas Azis ini kita anggap sebagai ladang ibadah, mengingat 1 outlet membina 2 masjid. Kemudian rumah Tahfizh ada 50 santri didalamnya," tandasnya, sambil menahan tangis.

Selain itu, sebagai salah satu motivator ke kampus- kampus untuk calon pengusaha muda, ia merupakan pengusaha UMKM yang harus dibina pemerintah, bukan dibinasakan.

"Harusnya kami dibina naik kelas atas, kalau disegel banyak orang muda kenal Azis takut untuk belajar usaha. Apalagi ekonomi saat ini belum stabil. Kalau bisa diselesaikan dengan baik, jangan emosi kesalahan ada di saya dan pihak pemerintah juga. Mudahan ini tidak terjadi lagi dan jadi pelajaran kita semua. Nanti adik saya akan dididik lagi lebih baik lagi," pungkas Azis berjanji.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved