Mau Makan Tak Ada Lauk, Pria di Muratara Ini Cekik Leher dan Pukul Kepala Istrinya

Mau Makan Tak Ada Lauk, Pria di Muratara Ini Cekik Leher dan Pukul Kepala Istrinya

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) masih saja terjadi di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).

Kali ini korbannya seorang wanita bernama DK (37 tahun), warga RT 01 Kelurahan Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir.

Sedangkan terlapor sebagai pelaku kekerasan tersebut adalah suaminya FH (39 tahun) yang bekerja sebagai buruh harian.

Kapolres Musi Rawas, AKBP Suhendro melalui Kapolsek Rawas Ilir, Iptu Afrinaldi mengatakan, pelaku berhasil diamankan Sabtu (7/9/2019) kemarin.

Diketahui, kekerasan dalam keluarga tersebut terjadi akibat kurangnya kesabaran dan pengertian dalam berumah tangga.

"Motifnya si suaminya ini marah karena pas mau makan tidak ada lauk," kata Afrinaldi dikonfirmasi Tribunsumsel.com, Minggu (8/9/2019).

Ia menjelaskan, berdasarkan keterangan pelapor yang menjadi korban, awalnya korban berjualan ikan di pasar lalu pulang ke rumah.

Sementara di rumahnya, suami korban atau pelaku marah-marah lantaran saat dirinya hendak makan namun tidak ada lauk.

Sedangkan korban yang baru saja pulang dari menjual ikan bukannya memasak justru mencuci piring terlebih dahulu.

Hal itu membuat pelaku gelap mata lalu mencekik leher istrinya, namun korban pada saat itu berhasil melepaskan diri dari cekikan pelaku.

Kemudian pelaku memukul korban di bagian kepala sebanyak tiga kali dengan menggunakan tangan kanannya.

Kejadian itu terjadi pada Senin (2/9/2019) pekan lalu di rumah korban di RT 01 Kelurahan Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir.

Akibat dari kejadian tersebut korban mengalami luka lebam di bagian kepala dan merasa trauma.

Tidak senang atas perbuatan suaminya, korban kemudian melaporkan kejadian itu ke kantor Polsek Rawas Ilir.

Setelah menerima laporan, Kapolsek memerintahkan anggotanya untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku.

"Pelaku sudah kami amankan tanpa perlawanan. Saat ini ada di kantor Polsek untuk dilakukan penyidikan," kata Afrinaldi. (cr14)