Berita Sriwijaya FC
Kemenangan Sriwijaya FC di Kandang Terasa Hambar, Kas Hartadi Harap Dukungan Suporter di Next Match
Kemenangan Sriwijaya FC di Kandang Terasa Hambar, Kas Hartadi Harap Dukungan Suporter di Next Match
Penulis: Weni Wahyuny |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pertandingan ke-13 Liga 2 Indonesia yang mempertemukan Sriwijaya FC vs Cilegon United FC berlangsung tanpa dukungan tiga kelompok suporter, Rabu (28/8/2019).
Tiga kelompok suporter yakni Singa Mania, Sriwijaya Mania dan Ultras Palembang yang menyatakan akan boikot pertandingan ternyata benar-benar dilakukan oleh tiga kelompok suporter tersebut.
Stadion nampak sepi, terutama di tiga tribun yakni timur, selatan dan utara yang merupakan tempat tiga suporter biasa memberikan dukungan saat SFC bertanding.
Penonton banyak duduk di tribun barat dan VIP.
Jumlah penonton pada pertandingan tersebut disebutkan oleh pembaca acara hanya 521 penonton dari kapasitas 22 ribu
Kondisi stadion yang sepi membuat tim merasa sedih.
Pelatih Kepala Sriwijaya FC Kas Hartadi mengungkapkan bahwa kurang tahu apa penyebab dari suporter melakukan boikot pada pertandingan tersebut.
"Yang pasti kita mengharapkan kehadiran untuk suporter kita semua. Saya sendiri kurang mengerti mengapa ada boikot, mudah-mudahan pertandingan selanjutnya mau datang kembali untuk saksikan tim kita SFC," kata Kas usai pertandingan.
Hal sama pula dirasakan oleh striker Sriwijaya FC Ahmad Ihwan. Ia merasa ada yang kurang ketika stadion nampak sepi dari suara para suporter.
"Yang pasti kehilangan pendukung, ada yang kurang biasanya lebih banyak sorak tadi sedikit, semoga dipertandingan selanjutnya lebih banyak lagi," ujar Ihwan.
Sebelumnya pernyataan boikot disampaikan melalui pesan WhatsApp yang disampaikan oleh Qusoi dari perwakilan kelompok suporter, Selasa (27/8). Dalam pesan tersebut disebutkan beberapa alasan tiga kelompok suporter melakukan boikot karena beberapa hal yakni tiga kelompok suporter tidak diperbolehkan main giant flag.
Poin ke-2, dulu rapat dengan manajemen, polisi, panpel boleh kibarkan giant flag asal pakai stik pancing, kenyataannya stik pancing disita di pintu masuk.
Poin ke-3 tidak boleh turun ke bawah untuk kameraman dan fotografer untuk liputan kita. Ke-4 red flare dan smoke bomb tidak boleh dinyalakan, tapi tak pernah dijelaskan kapan boleh dinyalakan.
Poin 5 regulasi FIFA dan PSSI tak pernah disosialisasikan dan dijabarkan ke grass root. Ke-6 tribun utara dan selatan tak boleh pasang spanduk dan banner di tiang bendera, tak pernah dianak rapat sebelum pertandingan dengan manajemen baru komplit.
Poin 8 katanya suporter bahkan dari tkm, tapi suporter tak pernah dianggap. Ke-9 kita tidak may benturan dengan polisi atau buat kerusuhan di stadion karena misal tidak sinkronnya manajemen, panpel dan suporter, jadi untuk hindari itu kita boikot dengan damai dan elegan.