Dugaaan Sementara Gejala Flu Burung, Penyebab Ayam Peliharaan Mati di Kawasan Plaju Palembang
Dari hasil foto yang kami peroleh dan dari anamnesa, kami curigai atau diduga sementara ini gejala flu burung sampai kami menemukan sampel hidup
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Lisma Noviani
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang langsung menurunkan tim ke lokasi pemukiman warga, begitu mengetahui informasi dari Tribunsumsel.com, tentang adanya puluhan ayam peliharaan mendadak mati misterius di lorong Harapan kawasan Plaju Palembang.
Tim mendatangi sedikitnya 9 titik lokasi kediaman warga yang kedapatan ayam peliharaan mati. Kasi Kesehatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, Japrizal mengatakan, kalau ada ternak mati mendadak pasti karena virus. "Setelah mendapatkan kabar, kita langsung cek ke lapangan," katanya.
Dari hasil cek di sembilan lokasi ternak warga, pihaknya tak mendapati ayam yang masih hidup. Tim sempat juga mendatangi pemukiman di lorong lain seperti di lorong Asli, yang juga terdapat ayam mati. "Banyak yang sudah habis dan kejadian sejak lama sehingga kami tidak menemukan sampel yang bisa kami periksa," jelas dia.
Lanjut dia, banyak lokasi yang sudah pihaknya temui. Dari hasil wawancara penyakit ini merupakan penyakit musiman. "Dari hasil foto yang kami peroleh dan dari anamnesa, kami curigai atau diduga sementara ini merupakan gejala flu burung sampai kami menemukan sampel untuk kami periksa laboratorium," jelasnya.
"Hari ini dan besok kami masih menelusuri dan sambil melakukan desenfeksi kandang dan memberikan edukasi kepada masyarakat," tegas dia.
Japrizal menjelaskan adanya kejadian ayam mati ini juga dipengaruhi karena faktor cuaca dan ditambah lokasi ini juga karena faktor lingkungan yang dekat dengan pasar. "Di pasar tersebut juga menjual ayam-ayam dari berbagai tempat sehingga memungkinkan penyakit ayam bisa menyebar," ungkapnya.
Katanya, ini juga berbahaya karena menular antar ayam, tapi kalau ke manusia, pihaknya belum bisa memastikan diagnosa pastinya. "Ini baru dugaan, semoga bukan flu burung," tegasnya. Mengenai ternak tersebut sebagian dipotong warga sebelum mati ia mengatakan harus berhati-hati untuk mengkonsumsinya. "Yang penting cara pengelolaannya saja benar dan tepat," bebernya. (rie)