Kini Viral, Beredar Tanaman Bajakah Ditemukan di Wilayah Indonesia Lain, Mulai Sumsel Hingga Papua
Tanaman Bajakah disebut penyembuh kanker menjadi viral di media sosial.Pasca kedua siswi SMA Palangkaraya mendapatkan penghargaan dunia atas penemua
Penulis: Mochamad Krisnariansyah |
TRIBUNSUMSEL.COM -- Tanaman Bajakah disebut penyembuh kanker menjadi viral di media sosial.
Pasca kedua siswi SMA Palangkaraya mendapatkan penghargaan dunia atas penemuan tersebut.
Ya Tanaman Bajakah hidup di tanah hutan Kalimantan disebut mampu menyembuhkan sel kanker ganas.
Semenjak viral, Tanaman Bajakah kini buah bibir di kalangan warganet lantaran kehebatan khasiatnya itu.
Benarkah tanaman Bajakah hanya tumbuh di hutan Kalimantan ?
Baru-baru banyak warganet yang mengaku juga menemukan tanaman mirip Bajakah didaerahnya.
Mulai dari Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi Selatan Hingga Papua mengaku juga menemukannya.

Disinilah banyak warganet yang memberikan komentar mengenai penampakan tanaman Bajakah.
Akun Yusmir Rasyid misalnya menyebut jika didaerahnya di kawasan empat lawang juga ada tanaman Bajakah.
Namun namanya berbeda yakni Gundang Seni.
" Dikampungku 4 lawang sumatera selatan namanya gundang seni, dulu dipakai untuk obat batuk dan kena racun," tulisnya.

Lalu pengguna Facebook lainnya bernama Thio Frans mengaku juga sudha pernah melihat tanaman itu didaerahnya.
Thio Frans mengaku asal Papu menyebut tanman Bajakah dengan Tali Air.

Sebelumnya Tanaman Bajakah meenjadi perhatian dalam beberapa hari terakhir setelah diketahui tiga siswa SMA asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Berdasarkan temuan kedua siswi itu, tanaman bajakah disebut bisa menyembuhkan kanker.
Saat ini, pengobatan kanker masih dilakukan melalui kemoterapi atau operasi untuk membuang sel kanker yang menggerogoti tubuh.
Penemuan tersebut berawal sejak 2018 saat tiga siswa ini melakukan penelitan terhadap tumbuhan bajakah.
Pengolahan Akar Tanaman Bajakah
Awalnya, bajakah diolah secara sederhana hingga dilakukan uji laboratorium resmi terhadap kandungan bajakah di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Mei 2019.
Hasilnya, akar bajakah terbukti mengandung antioksidan yang berlimpah dan bisa menjadi penyembuh kanker.
Sebenarnya, tumbuhan apakah bajakah itu? Melalui tayangan AIMAN yang disiarkan Kompas TV, Senin (12/8/2019) malam, dielaborasi lebih jauh proses penelitian para siswi ini dan tanaman bajakah.

Bajakah merupakan tanaman khas Kalimantan Tengah yang sudah lama dipakai sebagai penyembuh kanker secara turun-temurun oleh nenek moyang suku Dayak.
Guru pembimbing Karya Ilmiah Remaja SMA 2 Palangkaraya, Herlina, mengatakan, belum pernah ada penelitian ilmiah terhadap bajakah.
Sering Dikaikan dengan Hal Mistis
Hingga muncul anggapan dari masyarakat setempat yang mengindentikkan tanaman bajakah dengan hal berbau mistis.
Sekilas, tanaman bajakah memiliki bentuk yang sama dengan tanaman pada umumnya.
"Tanaman ini selalu diidentifikasi dengan mistik. Namun, berdasarkan hasil laboratorium yang kami uji, kandungan dalam tanaman ini memang dapat menyembuhkan kanker," kata Herlina seperti dikutip Kompas.com dan Intisari.com, Rabu (13/8/2019).
Setelah pengujian laboratorium, tanaman bajakah terbukti mengandung 40 macam zat penyembuh kanker, di antaranya saponin, fenolik, steroid, terpenoid, tannin, alkonoid, dan terpenoid.
Konon, tanaman ini hanya ada di Kalimantan Tengah dan tumbuh dalam jumlah terbatas.
Herlina mengatakan, tanaman ini kemungkinan besar tidak bisa dibudidayakan karena kandungannya akan berbeda dengan tanaman yang tumbuh di habitat aslinya.

"Kalau dibudidayakan, kandungannya akan berbeda dengan tanaman yang ada di habitatnya karena dari struktur dan zat haranya berbeda," kata dia.
Tanaman bajakah tumbuh di lahan gambut hutan pedalaman Kalimantan dan memiliki bentuk batang bersulur.
Tanaman ini tumbuh dengan cara merambat meski memiliki batang yang cukup kuat dan besar.
Bahkan, tanaman ini bisa merambat di ketinggian lima meter hingga ke puncak pohon lain yang dirambatinya.
Tumbuhan ini hanya hidup di lokasi rimbun di mana sinar matahari tak banyak masuk karena tertutup rimbunnya hutan.
Pengakuan Aiman Soal Air Bajakah
Tumbuhan ini hanya hidup di hutan. Untuk mendapatkannya, kita harus masuk ke bagian dalam hutan.
Tak puas di laboratorium, saya bergegas menuju ke hutan yang berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Palangka Raya.
Saya diantar oleh seorang guru dan juga 2 siswi penerima penghargaan.
Sang Guru memberi catatan, saya tak boleh memberi tahu di mana hutan itu berada!??
Setelah melewati jalur Trans Kalimantan, saya dan tim AIMAN mulai masuk ke dalam hutan menggunakan mobil.
Beberapa menit perjalanan di dalam hutan, kami tiba di lokasi yang tidak bisa lagi dilalui mobil.
Kami pun turun berjalan kaki selama beberapa menit dan tiba di sebuah tempat di tengah hutan di antara lahan gambut dengan airnya yang berwarna khas, coklat namun jernih, mirip warna minuman ringan ternama.
Di sinilah saya pertama kali melihat dan menemukan pohon yang dikatakan langka ini.
Lagi-lagi sepintas pohon ini seperti pohon biasa, sulit membedakannya dengan tanaman lain.
Bedanya, pohon ini tumbuh dengan cara merambat meski memiliki batang yang kuat dan cukup besar.
Ia bisa merambat pada ketinggian 5 meter lebih hingga ke puncak pohon lain yang dirambatinya.
Akarnya menghujam di dasar aliran air lahan gambut.
Adapun untuk rasa air bajaka bak air putih biasa.
Satu hal lagi yang saya dapatkan, tumbuhan ini hanya hidup di lokasi rimbun di mana sinar matahari tak banyak masuk, tertutup rimbunnya hutan.