Peran Imam Bukan Cuma Sarankan Bakar Mayat, Ia Juga Pertemukan Prada DP dengan Udin Si Misterius

Terungkap bagaimana peran Imam pasca Prada Deri Pramana (Prada DP) membunuh Vera Oktaria di penginapan Sahabat Mulia Sungai lilin.

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Prawira Maulana
SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM
Prada DP saat menjalani persidangan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Terungkap bagaimana peran Imam pasca Prada Deri Pramana (Prada DP) membunuh Vera Oktaria di penginapan Sahabat Mulia Sungai lilin.

Seperti diketahui, Imam adalah saksi kunci yang kini sudah meninggal dunia.

Berdasarkan dakwaan yang dibacakan sebelumnya, Prada DP mengaku Imam merupakan orang yang memberinya saran untuk membakar jenazah Vera guna menghilangkan jejak.

Imam sendiri tidak dijadikan saksi dalam persidangan dikarenakan sudah meninggal dunia.

Namun peranan imam pada perkara tersebut terungkap dalam Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) Dodi Karnadi yang merupakan paman Prada DP saat diperiksa di Pomdam.

Namun Dodi Karnadi dan saksi lain yakni Hasanuddin alias Udin, hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya.

Sehingga BAP keduanya dibacakan secara bergantian oleh Mayor Chk Darwin Butar Butar SH dan Mayor Chk Andi Putu SH yang bertindak sebagai oditur pda sidang, Selasa (13/8) kemarin.

Pembacaan BAP tersebut dilakukan pada sidang keempat Prada DP di pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang, Selasa (13/8/2019).

Diketahui, komunikasi percakapan antara Prada DP, Dodi dan Imam terjadi pada Rabu (8/5/2019). Tepat setelah Prada DP mengaku pada Dodi bahwa dirinya telah membunuh Vera Oktaria.

"Saksi Dodi menghubungi Imam dan memintanya datang ke rumah saksi. Sesampai Imam di rumah saksi Dodi, dijelaskan bahwa Prada DP sudah membunuh seorang wanita yaitu Vera Oktaria yang tak lain kekasih Prada DP di penginapan sahabat mulia," ujar Oditur Mayor Chk Andi Putu SH.

Kemudian, Imam bersama Dodi dan Prada DP berdiskusi membahas bagaimana cara menghilangkan jenazah Vera tanpa diketahui orang lain.

Sebab, jenazah tersebut sudah tidak memungkinkan lagi untuk dikeluarkan dari penginapan.

"Lalu imam menyarankan untuk membakar jenazah tersebut," ujar Oditur.

Kemudian Prada DP memberikan uang sebesar Rp 70 ribu pada Imam untuk pergi membeli bensin.

Setelah itu Imam kembali dan membawa bahan bakar minyak jenis pertalite yang kemudian diberikan pada Prada DP.

"Namun terdakwa bilang bahan bakar tersebut kurang dan minta di belikan 2 botol lagi. Terdakwa lantas memberikan uang Rp.50 ribu pada saksi Dodi. Kemudian barang tersebut dibelikan dan diberikan ke terdakwa" ujarnya.

Kemudian sekira pukul 17.00 Prada DP kembali ke penginapan dengan membawa pertalite yang sebelumnya dibeli dan botol obat nyamuk yang sebelumnya sudah dibeli.

Saat itu Prada DP mengatakan akan membakar mayat Vera.

Satu jam kemudian Prada DP kembali ke rumah Dodi dan mengatakan mayat tersebut sudah disiram dengan bahan bakar minyak dan tinggal dibakar saja.

"Kemudian Prada DP bertanya pada imam apakah masih ada speed boat untuk pergi ke pulau Rimau. Namun dijawab Imam tidak ada lagi,"ungkap Oditur.

Selanjutnya, Imam menyarankan agar Prada dp dibawa ke rumah Hasanuddin alias Udin.

Sebab Imam yakin bahwa Udin bisa membawa Prada DP pergi ke tempat yang aman.

"Namun tidak lama dari itu, Elsa (bibi Prada DP) menelpon dan bilang bahwa ibu terdakwa akan ke rumah saksi. Kemudian memintanya untuk menahan terdakwa agar tidak pergi dulu dari rumahnya," tuturnya.

Kemudian ibu Prada DP bertemu dengan anaknya itu. Di sana, Dodi mengatakan bahwa Prada DP akan dibawa ke rumah Udin.

Mendengar hal tersebut, ibu prada DP setuju asalkan anaknya aman dan sehat.

"Lalu saksi Dodi meminta uang kepada ibu terdakwa untuk ongkos anaknya. Kemudian diberi uang sebesar Rp.2 juta," jelasnya.

Kemudian mereka pergi bersama-sama menuju ke rumah Udin dengan menggunakan mobil.

Kecuali Imam, pergi ke rumah Udin dengan menggunakan sepeda motor Honda beat warna pink dan hitam yang sebelumnya dibawa Prada DP.

"Namun, saksi Dodi dan terdakwa turun di jalan yang tak jauh dari rumah Udin. Sementara ibu dan bibi terdakwa kembali pulang ke kota Palembang," tuturnya.

Setelah itu, Dodi, Imam, Prada DP dan Udin berbincang-bincang.

Hasanuddin sendiri, saat itu belum mengetahui Pembunuhan yang dilakukan Prada DP terhadap Vera Oktaria.

"Kemudian Udin setuju membawa Prada DP ke Banten untuk belajar ilmu agama," ucap oditur.

 Sama seperti Dodi, Hasanuddin alias Udin juga belum dapat dihadirkan memberikan kesaksian. Kedua orang itu tak ada di tempat tinggalnya. Keberadaan Udin juga misterius.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved