Sidang Prada DP

Kronologi Dodi Tahu Pembunuhan Prada DP Pada Vera Oktaria, Lakukan Ini Saat Prada DP Mau Mutilasi

Kronologi Dodi Tahu Pembunuhan Prada DP Pada Vera Oktaria, Lakukan Ini Saat Prada DP Mau Mutilasi

ABRIANSYAH LIBERTO/TRIBUNSUMSEL.COM
Prada DP tertunduk di persidangan. 

Kronologi Dodi Tahu Pembunuhan Prada DP Pada Vera Oktaria, Lakukan Ini Saat Prada DP Mau Mutilasi

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Dodi Karnadi dan Hasanuddin kembali tidak hadir untuk memberikan kesaksian dalam sidang Prada Deri Pramana (Prada DP) di pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang, Selasa (13/8/2019).

Sebagaimana diketahui berdasarkan dakwaan pada sidang perdana sebelumnya, Kamis (1/8/2019) lalu,
Dodi merupakan paman Prada DP.

Dia juga merupakan orang pertama yang diberitahu langsung oleh Prada DP bahwa sudah membunuh dan memutilasi Vera Oktaria yang tak lain adalah kekasihnya sendiri.

Sementara Hasanudin adalah orang yang membawa terdakwa ke salah satu pondok pesantren di Serang Banten.

Oditur CHK Mayor D Butar Butar dalam sidang menjelaskan, pihaknya telah  melayangkan surat panggilan sebanyak empat kali  terhadap kedua saksi tersebut.

Namun Dodi dan Hasanuddin tak kunjung hadir di persidangan untuk memberikan kesaksiannya

Atas ketidakhadiran itu, setelah meminta pendapat dari kuasa hukum terdakwa, maka ketua majelis hakim Letkol Chk Khazim SH meminta kepada Oditur untuk membacakan Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap saksi Dodi.

"Dikarenakan sudah ada surat keterangan dari Kades yang menyatakan tidak diketahuinya keberadaan dua saksi tersebut, maka Silahkan oditur bacakan BAP mereka,"ujarnya.

Kemudian Mayor Chk Darwin Butar Butar SH dan Mayor Chk Andi Putu SH yang bertindak sebagai oditur, secara bergantian membacakan BAP kedua saksi tersebut.

Diketahui, pemeriksaan terhadap Dodi dilakukan di Pomdam pada Kamis, (20/6/2019) lalu.

"Saksi Dodi mengenal terdakwa pada tahun 2008. Tepatnya saat saksi Dodi menikahi bibi terdakwa,"ujar oditur Mayor Chk Darwin Butar Butar SH saat mulai membacakan BAP.

Terungkap pula bahwa Dodi Karnadi mengetahui tindakan kejam Prada DP yang telah membunuh Vera Oktaria pada Rabu, (8/5/2019) lalu.

Saat itu, Prada DP datang seorang diri ke rumah Dodi Karnadi menggunakan sepeda motor Honda beat warna pink.

"Kenapa kamu disini, ibu kamu mencari kamu kemana-mana,"kata oditur menirukan perkataan Dodi yang mengaku merasa terkejut dengan kehadiran tiba-tiba Prada DP di rumahnya.

Prada DP yang saat itu diketahui telah kabur dari pendidikan militernya, meminta pada Dodi untuk tidak diberitahu mengenai keberadaannya.

Termasuk pada ibu Prada DP.

Setelah itu, Dodi kembali dibuat terkejut oleh pernyataan Prada DP yang telah membunuh Vera.

Rasa terkejut itu semakin diperkuat dengan tahunya Dodi bahwa Vera selama ini merupakan kekasih dari keponakannya tersebut.

"Kemudian terdakwa bertanya kepada saksi Dodi bagaimana cara menghilangkan jejak. Namun saksi Dodi menolak pertanyaan tersebut,"ujar oditur.

Prada DP mengaku akan memutilasi jenazah Vera, setelah itu dimasukkan ke dalam plastik dan dimasukkan dalam koper.

Kemudian Prada DP bertanya kemana akan dibuang jenazah tersebut.

Tapi saat itu Dodi tidak memberikan saran apapun.

"Kemudian terdakwa kembali ke penginapan sahabat mulia."

"Namun pada siang harinya, terdakwa menghubungi saksi Dodi dan meminta dibawakan golok karena gergaji yang digunakan memutilasi jenazah korban patah. Namun permintaan itu ditolak oleh saksi Dodi,"ujarnya.

Selanjutnya, Prada DP kembali mendatangi rumah Dodi Karnadi dengan membawa gergaji dan kapak yang diakuinya untuk memotong jenazah Vera Oktaria.

"Namun rencana itu dilarang oleh saksi Dodi dan dituruti oleh terdakwa,"ungkap oditur.

Dari sini terungkap pula bagaimana awal mula peranan imam dalam perkara ini.

Sebagaimana diketahui, imam disebut sebagai orang yang menyarankan Prada DP untuk membakar jenazah Vera guna menghilangkan jejak.

Imam tidak dijadikan saksi dalam persidangan dikarenakan sudah meninggal dunia.

"Dikarenakan panik, saksi Dodi lantas menghubungi Elsa Eliza (bibi Prada DP) dan imam (teman Dodi). Kemudian imam datang ke rumah saksi Dodi."

"Setelah itu Prada DP bertanya pada imam bagaimana cara mengeluarkan jenazah Vera dari penginapan. Didapatlah saran untuk membakar jenazah Vera,"ujarnya.

Kemudian, lmam dan Prada DP pergi bersama-sama ke rumah saksi Hasanuddin.

Saat itu Imam mengatakan bahwa Prada DP sedang mengalami permasalah keluarga dan ingin belajar mengaji.

Hasanuddin mengaku tidak tahu bahwa Prada DP telah membunuh Vera Oktaria.

"Saksi Hasanudin menyarankan agar terdakwa belajar di pesantren di Banten."

"Keduanya lalu berangkat naik bus kesana. Hasanudin baru tahu terdakwa telah membunuh Vera ketika berada disana,"ujarnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved