Enzo Zenz Allie Disebut Simpatisan HTI, Ini Pernyataan Mabes TNI, Kakak Kandung Ungkap Hal Ini

Enzo Zenz Allie Disebut Simpatisan HTI, Ini Pernyataan Mabes TNI, Kakak Kandung Ungkap Hal Ini

YOUTUBE
Enzo Zenz Allie Disebut Simpatisan HTI, Ini Pernyataan Mabes TNI, Kakak Kandung Ungkap Hal Ini 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Enzo Zenz Allie Disebut Simpatisan HTI, Ini Pernyataan Mabes TNI, Kakak Kandung Ungkap Hal Ini

Menjadi viral di media sosial dan digadang-gadang punya masa depan cerah di akademi militer (Akmil), nasib Enzo Zenz Allie malah berubah drastis dengan cepat.

Isu menjadi simpatisan Hizbut Tahir Indonesia (HTI) membuat Enzo Zenz Allie terancam diberhentikan.

Apalagi beberapa postingan Enzo Zenz Allie di Facebbok beredar dan diidentifikasi mendukung HTI.

TNI menjadi pertanyaan publik mengenai proses seleksi Enzo Zenz Allie sebelum dinyatakan lulus.

Lalu bagaimana tanggapan dari TNI sendiri ?

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Sisriadi mengatakan pihaknya menerima informasi yang beredar baik dari Facebook dan masyarakat soal Enzo.

 "Secara prosuder kita punya SOP. Sampai tingkat empat kita telusuri. SOP kita begitu. Kodim, Koramil dilibatkan untuk meneliti orangtuanya dan keluarganya," ungkap Sisriadi saat dihubungi TribunJakarta.com pada Rabu (7/8/2019).

Enzo Akmil
Enzo Akmil (Tribunnews/ist)
 
"Sampai tingkat empat tidak putus namanya pengawasan ini. Kalau ada prajurit taruna yang tidak Pancasilais,  ketemu lalu dikeluarkan. Ini kan masih awal, kita dalami betul dan kita tidak buru-buru," ia menambahkan.

SOP untuk menelusuri latar belakang calon taruna atau yang sedang berproses dalam pendidikan perwira tidak lepas dari pengawasan.

Pengawasan yang dimaksud berlangsung secara periodik dengan melibatkan intelijen dan aparatur teroterial seperti dari Kodim, Koramil, dan BAIS TNI.

"Ini sudah berjalan sejak mereka diterima," beber Sisriadi. "Kita mesti pelan-pelan dan serius menangani ini. Jangan sampai TNI dirugikan dan dia juga dirugikan."

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Sisriadi, Mabes TNI akan membentuk Tim Bantuan Hukum yang akan bekerjasama dengan Tim Penasehat Hukum Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (22/7/2019). TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Sisriadi.

Dikatakan Sisriadi, ada sejumlah seleksi untuk menjadi taruna di antaranya seleksi administrasi, kesehatan, jasmani, kepribadian melalui psikotes, akademis, terakhir dan yang paling penting adalah mental ideologi.

Terkait Enzo, dari semua seleksi di atas yang bersangkutan lulus menjadi calon Taruna Akmil.

"Namun kami juga punya sistem penyaringan lagi. Jadi, orang-orang yang sedang di dalam pendidikan, terutama pendidikan perwira itu juga terus kita dalami, karena kami di TNI tidak ingin tersusupi oleh orang-orang yang memiliki paham radikal," jelas Sisriadi.

Sisriadi menjelaskan radikal yang dimaksud ada tiga, yakni radikal kiri, radikal kanan dan radikal lainnya seperti ultraliberalis.

"Kalau dia Pancasilais sayang dong. Tapi tidak ada harganya kalau dia tidak Pancasilais."

"Jadi tidak hanya Enzo, taruna yang lain juga kita dalami selama mereka mengikuti pendidikan. Sementara ini dia lolos oleh seleksi penyaringan pendidikan. Tapi belum tentu orang yang jumlahnya sekian itu lolos lagi dalam penyaringan berikutnya," tegas dia.

Penyaringan berjenjang berlaku untuk semua taruna yang mengikuti pendidikan selama empat tahun. Bagi taruna diseleksi oleh pelatihnya di Akmil.

"Di dalam kita menyeleksi seseorang baik yang melalui pendidikan atau selama dia berproses dalam pendidikan kita gunakan aparat inteleijen teritorial yang ada di wilayah."

"Jadi, tidak hanya Enzo tapi prajurit taruna yang lain juga kita telusuri dan kita dalami," kata dia lagi.

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan taruna yang sedang dalam proses pendidikan, bahkan hendak dilantik bisa dikeluarkan karena ketahuan masih menyimpan ideologi yang terlarang.

"Tapi jangan sampai kemudian masyarakat men-judge, menghukum yang bersangkutan tidak terpapar, punya potensi bagus kemudian terfitnah," ucap dia.

Kakak Kandung Enzo Membantah

 

Bantahan pun keluar dari kakak Enzo Zenz Allie melalui akun twitternya @aimajati.

Sang kakak menyatakan bahwa ibunya tak pernah meminta Enzo Zenz Allie untuk pro Khilafah dan anti pemerintah.

Meskipun ia mengaku banyak postingan sang ibu yang dinilai provokatif, sang ibu kini ia bilang sudah berubah dan hanya karena termakan propaganda saja.

Kakak Enzo Zenz Allie juga mengatakan agar tak menghujat sang adik dan mematikan mimpinya sejak kecil menjadi kopassus.

Bantahan kakak Enzo Zenz Allie
Bantahan kakak Enzo Zenz Allie (Chirpstory)

Menanggapi postingan sang kakak Enzo Zenz Allie, banyak netizen yang tak percaya dan malah menyarankan Enzo untuk dipecat.

@QBLsiiip 
Jejak digital memang kejam, makanya jangan pernah membahayakan apalagi pro terhadap aliran yang mengancam negeri ini, karna NKRI adalah Harga Mati, Garuda Pancasila adalah Lambang Negara Kami
 
@gimanagitu75
 Sepertinya sudah terkonfirmasi dgn sendirinya bahwa sang bunda mmg sering menyebarkan postingan yg provokatif, hateful dan sepertinya kalo benar juga cenderung anti Pancasila. Kalo benar seperti itu sudah sgt cukup utk Enzo dicoret dari daftar calon taruna.
 @WhiteTitiek
Kalau memang bersih kenapa pula FB Enzo langsung ditutup...???
  
@barded_82
kalau bkn fitnah apa dong namanya mba..? FAKTA kan..? lagian ibunya mba udah hapus2in postingannya..dan berusaha jd bersih tp jejak digital ga bs dihapus mba.. saya doian yg terbaik buat mba kel..apapun hasilnya harap di terima..karena benci bgt gak baik..terbuktikan merugikan,
Sebelumnya, 

Enzo Zenz Allie, seorang warga negara Indonesia keturunan Prancis, berhasil masuk sebagai calon Taruna Akademi TNI tahun 2019.

Ia lahir di Prancis, dan sempat mengenyam Sekolah Dasar (SD) di sana. Sang ayah bernama Jean Paul Francois Allie.

Ketika, ayahnya meninggal di tahun 2012 lalu, Ibunya membawa Enzo pulang kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Enzo bersekolah di SMP, dilanjutkan dengan pendidikan Pesantren di daerah Serang.

 

Usai lulus pendidikan di sekolah, Enzo berkeinginan untuk menjadi seorang perwira. Ia pun mengikuti seleksi Calon Taruna Akademi TNI.

Panglima TNI wawancarai Ananda Enzo, calon taruna Akmil keturunan Perancis.
Panglima TNI wawancarai Ananda Enzo, calon taruna Akmil keturunan Perancis. (YOUTUBE)

Seleksi panjang dan sulit ditempuh. Ia pun berhasil masuk dan menjadi calon Taruna Akademi TNI.

Tiga bulan ke depan, ia akan menempuh pendidikan dasar di Akademi Militer Magelang.

Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia, S Sos, M M, membenarkan ada seorang calon Taruna Akademi TNI yang merupakan warga negara Indonesia keturunan Prancis.

Ayahnya berkebangsaan Prancis, sementara Ibunya dari Sumatera Utara.

Sepeninggal ayahnya, Enzo dan ibunya kembali ke Indonesia dan menjadi WNI.

Ia pun mengenyam pendidikan di Indonesia, sempat masuk pesantren, sampai kemudian ia mengikuti seleksi calon taruna Akademi TNI, dan dinyatakan lolos

"Iya betul ada calon taruna keturunan. Bapaknya Prancis, Ibunya orang Sumatera Utara. Kemudian sejak bapaknya almarhum,

dibawa oleh ibunya ke indonesia dan dimasukkan ke pesantren," ujar Laksdya TNI, Aan Kurnia, Selasa (6/8/2019) di sela upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang.

Menurut Aan, Enzo adalah seorang pemuda yang berbakat.

Ia dapat menguasai empat bahasa, baik Inggris, Prancis, Jerman hingga Jepang. Pengetahuan agama dan mengajinya pun dinilainya bagus.

MENHAN Ryamizard Ryacudu dan Enzo
MENHAN Ryamizard Ryacudu dan Enzo (Tribunnews/kompas)

Secara kemampuan fisik, Enzo sudah memenuhi standar sebagai Calon Taruna, meski dengan wajah berkulit putih atau bule.

"Itu ngajinya saja saya mungkin kalah. Ngajinya hebat. Agamanya bagus. Dia juga bisa menguasai empat bahasa, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang. Terpenting, dia sudah menjadi warga negara indonesia. Kalau bukan WNI, ga boleh dong, walaupun wajahnya bule," katanya.

"Yang jelas kita punya standar, kalau standar ga menenuhi ya jelas ga masuk. Jangankan dia, anak pejabat atau jenderal banyak yang ikut seleksi di Akademi TNI dan Kepolisian, tetapi tidak masuk. Namun banyak juga yang anak dari tukang di bengkel, buruh, dan masyarakat menengah ke bawah masuk, karena mereka bagus," tambah Aan.

Aan mengatakan, penerimaan WNI keturunan ini bukan yang pertama kali. Ia sempat mengetahui dulu ada seorang Komandan Korps Marinir (Dankormar) di Angkatan Laut yang merupakan WNI keturunan Belanda.

Sama dengan Enzo, ia juga berkulit putih atau bule. Terpenting adalah ia sudah menjadi Warga Negara Indonesia.

"Bukan pertama kali ada ini (Calon Taruna dari warga keturunan). Dulu pernah di AL, ada Dankormar, senior sekali tapi sudah pensiun. Beliau keturunan belanda. Wajahnya ya sama kayak Enzo juga tapi sudah WNI. Kalau sudah menenuhi WNI ya bisa," tutur Aan.

Usai lulus dalan seleksi panjang menjadi calon Taruna Akademi TNI, Enzo kini dapat berdiri tegap bersama ratusan calon taruna dari Akademi TNI dan Kepolisian, mengikuti upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang pada Selasa (6/8) ini.

Selama tiga bulan ke depan, ia dan ratusan calon Taruna Akademi TNI dan Kepolisian dididik dan digembleng mental dan fisiknya di Akademi Militer Magelang.

Pendidikan dasar ini akan dilaksanakan selama tiga bulan. Kemudian ada pendidikan lanjutan untuk para Taruna Akademi TNI baik matra darat, laut dan udara, selama tiga bulan lagi, hingga berpangkat Kopral Taruna.(rfk)

Siti Hadiati Nahriah mengklarifkasi tentang anaknya Enzo bisa mengusai empat bahasa.

"Sudah diklarifikasi ke Dispenad, Enzo tidak bisa bahasa Italia dan Arab, tapi hanya pintar mengaji," jelasnya.

 
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved