Cerita Khas Palembang

Wisata Bukit Siguntang, Dataran Tertinggi Palembang Dulunya Bernama Bukit Sibuntang, Ini Artinya

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Bukit Siguntang, salah satu tempat wisata sejarah yang wajib didatangi saat di kota Palembang

Penulis: Weni Wahyuny |
Tribun Sumsel/ Weni Wahyuni
Bukit Siguntang, salah satu tempat wisata sejarah yang wajib didatangi saat di kota Palembang. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Bukit Siguntang, salah satu tempat wisata sejarah yang wajib didatangi saat di kota Palembang.

Bukit Siguntang sebagai dataran tertinggi berlokasi di kawasan Bukit Besar Palembang.

Pohon yang rindang dengan batu-batu besar membuat tempat ini semakin menakjubkan.

Ditambah lagi adanya pemakaman tokoh dan patung-patung Budha menambah lokasi ini semakin kuat dengan aroma kerajaan Sriwijaya masa lampau.

Nampak luar, kini Bukit Siguntang sudah lebih modern.

Jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, ini nampak lebih terawat.

Asal Muasal dan Arti Kata Lemabang Palembang, Ternyata Tempat Sunan Lemabang Dimakamkan

Sudah ada tempat penjualan tiket khusus dan Cafe di depan pintu masuk Bukit Siguntang.

Saat ini pula sudah tersedia toilet umum di area Bukit Siguntang.

Tiketnya pun murah, hanya Rp3.000 untuk orang dewasa dan Rp2.000 untuk anak-anak.

Sementara parkir hanya Rp2.000.

Tak seperti dulu yang kendaraan pengunjung bisa masuk ke dalam area Bukit Siguntang, kini kendaraan harus parkir di tempat yang sudah disediakan dan pengunjung tinggal masuk ke dalam dengan jalan kaki.

Menurut penjaga Bukit Siguntang, Suwito saat ini pengunjung mulai meningkat di kawasan ini.

Jika hari-hari besar, terutama hari besar Islam, banyak pengunjung yang datang untuk berziarah.

Sejarah Lengkap dan Arti Nama Cinde Palembang, Pernah Diberi Nama Pasar Lingkis

Tak hanya dari dalam, juga hadir dari luar negeri yang ikut berziarah.

"Banyak dari Malaysia dan Singapura yang datang karena mereka percaya jika nenek moyang mereka juga berasal dari sini," katanya, Jumat (2/8/2019).

Sebagai tempat yang disebut masih "mistis" oleh masyarakat, Suwito menerangkan bahwa tidak ada imbauan khusus bagi pengunjung.

Selama ia menjaga belum ada kejadian yang seperti ditakuti orang-orang, seperti kejadian yang berkaitan dengan hal gaib. Menurutnya selama ini aman-aman saja.

"Yang pasti imbauannya jangan buang sampah sembarangan karena kita sama-sama menjaga kebersihan. Kemudian kalau bawa anak itu harus dijaga."

"Tidak ada imbauan-imbauan khusus seperti itu karena disini memang tempat wisata yang kebanyakan mengunjungi makam," ungkapnya.

Sejarah Sekojo Palembang, Pernah Jadi Landasan Pacu dan Nama Berasal dari Bunga Jepang

Ternyata nama tempat ini dulunya adalah Bukit Sibuntang.

Ini dibuktikan dengan adanya peta pada tahun 1919 dimana dalam peta tersebut dituliskan bawa kawasan ini disebut kampung Bukit Lama,
Sementara nama Bukit Besar dan Bukit Kecil sebagai jalan , baru ditemukan dalam peta bertanggal 1 Januari 1955 seperti yang dituliskan oleh R H M Akib.

Pemerhati Sejarah Kota Palembang Rd Muhammad Ikhsan menjelaskan bahwa nama Bukit Siguntang konon aslinya memang bernama Bukit Sibuntang yang berarti suatu daratan yang mengapung terbuntang.

Hal ini dimaklumi karena Palembang adalah daerah lembang yang dominan kawasan paya,rawa atau Lebak.

"Kita bisa bayangkan dulunya sebelum banyak bangunan sekarang bukit ini paling menonjol dibandingkan dnegan tempat lainnya. Bisa jadi karena bintang dalam bahasa Palembang arahnya pada bintang atau bangkai hewan yang telah membusuk dan mengapung di perairan, maka kata ini sepertinya dihindari.'

"Untuk menjauhi konotasi itu maka diubah satu huruf menjadi Siguntang," katanya yang juga dituliskan dalam bukunya 'Palembang dari Waktoe ke Waktu'.

Bukit Siguntang pula, sambung Ikhsan suatu tempat mula pertama kali dalam catatan bersejarah di Kota Palembang.

Suatu bukit yang terkenal karena tapak histori tempo dulu yang berkaitan dengan kerajaan Sriwijaya.

Ditempat ini ditemukan banyak tinggalkan sejarah berupa arca, fragmen prasasti, stepa dari batu pasir dan artefak lainnya.

Termasuk ikoniknya patung Budha Sakyamuni berbahan batu granit setinggi 2,77 cm yang ditemukan dalam bentuk fragmen yang terpisah pada tahun 1920 dan 1928.

Selain itu, di puncak bukit dengan ketinggian 26 meter dari permukaan laut, suatu tempat alam tertinggi di Palembang yang masih diliputi misteri tentang makam-makan tokoh di atas bukit ini yakni makan Raja Segentar Alam, Panglima Batu Api, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Panglima Tuan Junjungan, Panglima Bagus Kuning, dan Panglima Bagus Karang.

"Bagi negeri jiran, Malaysia dan Singapura nama tempat ini begitu berarti karena menurut catatan sejarah Melayu, tempat inilah Parameswara yang menjadi cikal bakal penguasa bangsa Melayu di Malaka itu berasal," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved