Siswa SMA Taruna Indonesia Tewas
Fakta Mengejutkan Obby Tersangka Tewasnya Siswa SMA Taruna, Ternyata Pernah Menjadi Caleg
Obby Frisman Arkataku tersangka kasus penganiayaan hingga tewas peserta MOS (Masa Orientasi Siswa) SMA Taruna Indonesia ternyata pernah menjadi Caleg
Penulis: Irkandi Gandi Pratama | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Obby Frisman Arkataku tersangka kasus penganiayaan hingga tewas peserta MOS (Masa Orientasi Siswa) SMA Taruna Indonesia ternyata pernah menjadi Caleg DPRD Baturaja OKU.
Obby Frisman menjadi caleg DPRD OKU Periode 2019-2024 hasil penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ogan Komering Ulu.
Terdapat nama Obby Frisman Arkataku, dimana saat itu menempati nomor urut 5 dari 5 lima Caleg (Calon Legislatif) partai pengusung PSI (Partai Solidatitas Indonesia) Dapil 1 DPRD Wilayah Baturaja OKU (Ogan Komering Olu) Sumatera Selatan.
Kini Obby Frisman Arkataku (24) mendekam di sel tahanan Mapolresta Palembang sejak Minggu (14/7) lalu.
Sebelumnya Obby baru menjadi Pembina MOS selama satu pekan sebelum peristiwa tersebut terjadi.
Dari hasil hasil penyelidikan polisi juga terungkap, Obby ternyata baru lulus dari salah satu Universitas swasta di Palembang jurusan Psikologi dan menyandang gelar Sarjana Psikologi.
Sementara itu,
Kuasa hukum Obby Frisman (24) berenacana akan melimpahkan berkas pra peradilan ke Pengadilan Negeri Palembang pada senin (22/7/2019).
Hal ini di sampaikan kuasa hukum Obby Frisman yakni Suwito Winoto saat dikonfirmasi oleh tribunsumsel.com
"Benar, insyaAllah kita masuk ke pengadilan negeri palembang hari senin," ujarnya Sabtu (20/7/2019).
Dikatakannya pra peradilan tersebut akan ditujukan kepada Kapolda Sumsel dan Kapolresta Palembang.
Setelah mereka mengajukan berkas, pihaknya akan menunggu kabar selanjutnya dari pihak pengadilan untuk nantinya digelar sidang selama 7 hari berturut-turut.
"Senin diajukan kemungkinan akan langsung dikasihkan kepada pihak polda dan polresta, jadi insyaAllah selasa mungkin bisa mulai sidang hingga 7 hari kedepan,"urainya.
Sementara pihak keluarga dari Obby Frisman sendiri telah menyerahkan sepenuhunya urusan terkait pra peradilan ini kepada pihak kuasa hukum
"Kalau dari keluarga menyerahkan sepenuhnya ke kita ya. Untuk dari kita sendiri dari tim kuasa hukum tentunya siap dan optimis atas hasil sidang nanti," bebernya.
Dua siswa SMA Taruna Indonesia meninggal dunia karena dugaan mengalami penyiksaan semala MOS.
Yang terakhir, WikoJerianda (14) meninggal dunia setelah enam hari perawatan intensif di RS RK Charitas Palembang, Jumat (20/7/2019) lalu.
Tribunsumsel.com kembali mendatangi SMA Taruna Indonesia yang beralamat di Jalan Pendidikan, Sukajaya, Kecamatan Sukarami Palembang ini terlihat sepi.
Para siswa terlihat melakukan kegiatan seperti biasa, saat waktunya salat zuhur mereka pergi ke masjid yang berada di dekat lingkungan sekolah, ada pula yang terlihat membawa bungkusan kantong yang berisi baju untuk diantarkan ke tempat laundry.
Tribunsumsel.com berkesempatan berbincang dengan salah satu walisiswa yang anaknya tengah dipanggil ke Polresta Palembang sebagai saksi kematian WJ.
Neni ibu tiga orang anak ini mengaku tak khawatir dengan anaknya walaupun sudah ada dua siswa baru SMA Taruna Indonesia seangkatan anaknya meninggal dunia.
"Saya sempet nanya takut atau gak ke Josha anak saya yang seangkatan dan satu grup dengan almarhum WJ kalau dia tetap ingin sekolah di SMA TI walaupun ada dua siswa baru seangkatan sama dia meninggal dunia," ujar wanita yang berasal dari Kayuagung ini, Sabtu (20/7/2019).
Dia juga mengatakan kalau dia ingin memindahkan anaknya namun anaknya tetap ingin bersekolah di SMA TI.
"Mau pindah gak ke sekolah lain? Kan teman kamu ada yang meninggal, saya tanya gitu eh dia malah pengen tetap lanjut katanya enak sekolah di sini (SMA TI)," katanya.
"Di SMA TI ini juga ada dua kakak sepupunya, satu sudah lulus namanya Ricardo dan satu lagi naik kelas 3 namanya Aji. Ya saya nurut aja kemauan anak karena kedua kakaknya baik-baik saja dan alhamdulillah anak saya juga tidak trauma malah pengen tetap lanjut sekolah di sini," ujar wanita berhijab ini.
Saat disinggung mengenai biaya sekolah yang hampir Rp22 juta, Neni mengaku biaya sekolah tidak sampai Rp22 juta. "Ini ada kuitansinya, uang awal itu Rp11 juta itu sudah termasuk beli baju 3 setel, sepatu, nama dan lainnya nah ditambah uang asrama, makan dan lainnya itu Rp7,6 juta jadi totalnya Rp18,6 juta tidak sampai Rp22 juta," jelasnya.
"Dan untuk pelatihan fisik dan mental semi militer, sebenarnya para orangtua sudah menandatangi surat dengan materai 6ribu, bahwa anak kami akan dilatih fisik dan mentalnya dan diserahkan semuanya dengan sekolah," katanya. (Elm)
Suasana siswa SMA TI Palembang yang pulang dari masjid setelah melaksanakan salat Zuhur, Sabtu (20/7/2019)