Inilah Mayor Inf Alzaki, Kisahnya dari Pedagang Asongan Sampai Jadi Perwira TNI Angkatan Darat
Terungkap sejumlah fakta tentang perjuangan Mayor Inf Alzaki mulai dari jualan asongan hingga kini jadi perwira TNI AD
TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap sejumlah fakta tentang perjuangan Mayor Inf Alzaki mulai dari jualan asongan hingga kini jadi perwira TNI AD
Diberitakan sebelumnya, petinggi TNI AD itu pernah jualan asongan di masa kecilnya dan kini telah menorehkan namanya dalam sejarah Amerika Serikat
Dilansir dari laman tniad.mil.id, berikut sejumlah fakta tentang perjuangan Mayor Inf Alzaki mulai dari jualan asongan hingga jadi perwira tinggi TNI AD.
1. Hidup Pas-pasan
Diceritakan Alzaki, masa kecilnya sering berjualan asongan dan membantu usaha bengkel keluarga untuk membantu orang tua yang saat itu hidup pas-pasan.
“Ketika itu masih SD, karena kondisi orang tua dan sebagai anak pertama, saya terdorong membantu hanya dengan cara itu,” ujar Alzaki saat diundang ke Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad), Jakarta, Kamis, (27/6/2019).
Di awal mulai mengasong, lanjut Alzaki, orang tuanya melarang dan meminta agar fokus belajar.
Namun olehnya, pemintaan itu dijadikan cambuk untuk semakin tekun belajar, sehingga dapat tetap bekerja membantu keluarganya.
“Karena saya selalu menjadi juara 1 di SD maupun SMP dan menjadi siswa teladan di daerah, mereka pun tidak melarang ataupun meminta saya berjualan atau bekerja di bengkel,” tandasnya.
“Meski hanya berjualan kelontongan, beliau ingin anak-anaknya dapat belajar dengan baik dan berprestasi,” ujar Alzaki
2. Bertekad jadi TNI
Dari apa yang disampaikan orang tuanya itu, dirinya pun semakin terdorong untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya termasuk mewujudkan keinginannya menjadi anggota TNI.
“Selain bapak dan ibu, yang menjadi figur kekaguman saya ketika itu adalah sosok Babinsa Kodim 0308/Pariaman yang dalam kesehariannya begitu tulus membantu masyarakat. Dari kekaguman itu juga yang mendorong saya ingin jadi TNI,” kata Alzaki kala ditanyakan tentang figur panutannya ketika masih kecil.
3. Prestasi Menurun
Waktu terus berlalu, keinginannya untuk menjadi anggota TNI terus terpatri dan semakin memacu untuk tekun belajar serta mempersiapkan dirinya untuk masuk Akademi TNI melalui jalur SMA Taruna Nusantara (SMA TN) pada tahun 1998.