Pemilu 2019
Ketua KPPS di Palembang Meninggal Dunia, Wiwid Berlinang Air Mata Cerita Sosok Ayahnya
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Slamet Riyadi (66 tahun), Ketua KPPS TPS 031, Kelurahan 20 Ilir D1, Kecamatan Ilir Timur 1, Palembang meninggal dunia
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Slamet Riyadi (66 tahun), Ketua KPPS TPS 031, Kelurahan 20 Ilir D1, Kecamatan Ilir Timur 1, Palembang meninggal dunia dua hari lalu.
Sejumlah pejabat yang datang ke rumah duka memberikan julukan pejuang demokrasi kepada Slamet Riyadi.
Beberapa pejabat yang datang ke rumah duka diantaranya Sekretaris Daerah, Wakil Walikota Palembang, Lurah, Camat, dan Ketua KPU Palembang.
Slamet Riyadi merupakan warga Jalan Eka Bakti, Kelurahan 20 Ilir, Kecamatan Ilir Timur (IT) 1 Kota Palembang.
Slamet Riyadi meninggal dikarenakan sakit, Selasa (23/4/2019).
• Breaking News: Marwah Petugas Linmas Pemilu di Ogan Ilir Meninggal Dunia, Diduga Juga Kelelahan
Slamet sempat dirawat di Rumah Sakit Charitas sejak satu hari sebelum pencoblosan dimulai (16/4/2019).
Hal itu, disampaikan langsung oleh Fitri alias Wiwid, anak kandung Slamet Riyadi yang ke-3.
"Papa tu sehari sebelum pencoblosan, hari Selasa jam 12 malam diantar oleh warga pulang ke rumah, saat itu hendak bantu menegakan tenda karena besoknya mulai pencoblosan," terangnya, Kamis (25/4/2019).
"Rupanya kaki papa tu sakit, jadi saat itulah langsung kami larike RS Charitas, namun setelah beberapa hari dirawat papa meninggal," lanjutnya.
Sementara itu, dari hasil diaknosa 3 hari sebelum meninggal Slamet Riyadi (66) diketahui terkena penyumbatan darah di jantung
"Dari keterangan dokter 3 hari sebelumnya, hasil diaknosa ternyata ada penyumbatan darah di jantung, tapi nasib berkata lain," jelas Wiwid, dengan mata berlinang.
• 10 Anggota KPPS dan PTPS Muaraenim Sakit Selama Pemilu, 2 Diantaranya Masuk Rumah Sakit
Kenangan Indah Bersama Mertua
Mulyadi (38 tahun), suami Wiwid menjelaskan, ia mempunyai kenangan indah dengan mertuanya.
Ketika masih berpacaran dengan Wiwid, Ia tidak meyadari bahwa mertuanya merupakan pejabat di sebuah BUMN.
Menurutnya, almarhum merupakan sosok yang terbuka dan rendah hati untuk siapun
"Sampe sekarang, bisa dilihat banyak nian yang dateng ke rumah untuk memberikan doa," tutupnya. (TS/ Gandi)