Berita Selebriti
Jeritan Hati Ibu Audrey Pasca Anaknya Diperlakukan Bak 'Binatang', Gubernur Kalbar Ikut Berang
Ibunda dari Audrey menguak jeritan hatinya pasca anaknya jadi korban penganiayaan.Lilik nama Ibunda Audrey mengaku tak akan berdamai dengan para pel
Penulis: Mochamad Krisnariansyah | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM -- Ibunda dari Audrey menguak jeritan hatinya pasca anaknya jadi korban penganiayaan.
Lilik nama Ibunda Audrey mengaku tak akan berdamai dengan para pelaku penganiayaan sang putri.
"Saya tidak mau damai, saya mau lanjutkan agar pelaku dapat efek jeranya," kata Lilik, saat dihubungi, Selasa (9/4/2019).
Diuraikan Lilik kasus pengeroyokan anaknya tengah dalam pengusutan polisi.
Keluarganya menegaskan jika kasus tersebut akan terus berlanjut nantinya.
Lilik mengaku mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar.
Menurutnya, KPPAD Kalbar tidak pernah menyarankan agar kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.
"Harapan saya supaya kepolisian bersikap adil.
Saya ingin kasus ini dikawal sampai selesai.
Bagaimana nanti hukuman untuk anak-anak ini, yang penting mereka jera," ungkapnya.
Akibat kejadian ini, Lilik mengaku anaknya Audrey berubah sifatnya karena trauma.
Pasalnya anaknya dikenal sebagai sosok yang amat cerita.
"Keadaan psikologisnya masih traumatik, masih terganggu fisiknya.
Alhamdulillah lebam-lebamnya berkurang.
Tapi masih sesak napas kalau dia mikir orang-orang itu karena dia ada asma," terang Lilik.
Sebelumnya kasus ini mendadak viral berawal dari Masalah Asmara dan Celotehan di Facebook
hingga mnedapatkan banyak respon dari berbagai pihak dan kalangan masyarakat ini menuai banyak komentar
Hingga muncul hastaq dan penandatangan petisi #JusticeforAudrey.
Siswi SMP yang baru berusia 14 tahun itu kini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat luka yang dideritanya.
Kasus pengeroyokan siswi SMP ini pun telah ditangani pihak kepolisian dan terus dikembangkan dalam proses penyelidikannya.
Siswi SMP Pontianak, Au (14) menjalani perawatan intensif di rumah sakit setelah menjadi korban penganiayaan 12 siswi SMA.
Bukan perawatan biasa, Au juga menjalani serangkaian rontgen untuk pemeriksaan tengkorak kepala dan dada untuk mengetahui trauma yang diakibatkan dari pengeroyokan tersebut.
Korban diduga dikeroyok 12 Siswi SMA karena persoalan komentar di media sosial.
Wakil Ketua KPPAD Kalbar, Tumbur Manalu menjelaskan, berdasarkan informasi yang didapatkan KPPAD, target pelaku bukanlah korban tapi kakak sepupu korban.
"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info kakak sepupu korban merupakan mantan pacar pelaku penganiayaan ini.
Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," katanya kepada Tribun.
Kejadian pengeroyokan terhadap korban terjadi pada Jumat (29/3/2019).
Saat itu, korban dijemput pelaku sore hari oleh pelaku.
Pelaku yang merupakan oknum siswi pelajar SMA ini juga meminta korban mempertemukan dengan kakak sepupunya, yang berinisial PO, dengan alasan ada yang ingin dibicarakan.
AU yang tidak mengenal para oknum menyanggupi hal itu, hingga AU bertemu dengan kakak sepupunya.
Setelah bertemu kakak sepupunya, yang jemput tadi ini ternyata tak sendiri.
Ada empat tersangka menggiring AU dan PO ke tempat sepi di Jalan Sulawesi.
Kakak sepupu korban kemudian terlibat baku hantam dengan oknum berinisial DE.
“Tiga teman DE melakukan kekerasan terhadap AU, dengan melakukan pem-bully-an, penjambakan rambut, penyiraman air, hingga membenturkan kepala korban ke aspal, dan menginjak perut AU,” terang Tumbur.
Setidaknya, ada tiga oknum siswi yang diduga melakukan kontak fisik dengan korban AU.
Namun di lokasi kejadian setidaknya terdapat sembilan siswi lain yang menyaksikan kejadian tersebut, sambil tertawa, tanpa berupaya menolong korban.
Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi korban juga dianiaya di Taman Akcaya hingga kedua korban ditinggalkan begitu saja oleh para oknum siswi SMA gabungan ini.
Gubernur Kalbar Sesalkan Aksi Itu
Dukungan terhadap Audrey juga datang dari orang nomor 1 di provinsi Kalimantan Barat.
Adapun sang gubernur yakni Sutarmidji akrab disapa bang Midji.
Diunggah kembali akun @Justin_for_Audrey, Bang Midji menuliskan komentar terhadap kasus tersebut.
Bang Midji prihatin dengan aksi para remaja yang terbilang sangat brutal.
Dimana Bang Midji meminta hukum untuk memberikan efek jere kepada pelaku.
"Assalamualaikum saya sungguh sangat prihatin dgn kasus pengeroyokan oleh 12 anak perempuan terhadap anak perempuan juga hanya krn mslh sepele.
Mereka memang masih dibawha umur, tetapi klu dikaji, apa yg mrk lakukan lbh dari kenakalan anak dibawah umur.
saya berharap kasus ini ditangani secara hukum dan kita kesampingkan krn pelakunya anak dibawah umur.
Hukum hrs melindungi korban bukan pelaku pidana hrs ada efek jera dan sy dukung upaya orang tua korban," tulis Bang Midji