Berita Mura

Pejabat Dinas Pariwisata Musirawas Sebut Bunga Celosia Sudah Waktunya Mati Bukan Disemprot Racun

Kebun Bunga Celosia Reysa di Desa G 1 Mataram, Kecamatan Tugu Mulyo, Kabupaten Musi Rawas (Mura) akhirnya ditutup pihak pengelola

Penulis: Eko Hepronis |
Tribun Sumsel/ Eko Hepronis
Seorang pengunjung saat melihat bunga celosia yang mati mendadak di Taman Bunga Reysa Musirawas, Minggu (24/2/2019) 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis.

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS-Kebun Bunga Celosia Reysa di Desa G 1 Mataram, Kecamatan Tugu Mulyo, Kabupaten Musi Rawas (Mura) akhirnya ditutup pihak pengelola.

Ditutupnya kebun bunga Reysa menyusul mulai layu dan matinya bunga-bunga celosia di kebun itu diduga karena disemprot racun orang tidak dikenal.

Layunya bunga celosia ditaman Bunga Reysa tersebut, rupanya belum diketahui oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Musi Rawas (Mura).

"Nah baru tau inilah kalau bunga celosia di taman Bunga Reysa itu sudah mulai mati," ungkap Kabid Pengembangan Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Mura, Widya pada Tribunsumsel.com, Minggu (24/2/2019).

10 Aplikasi Musik Terbaik di Android 2019 Gratis, Bikin Harimu Menyenangkan

Hasil Piala AFF U22 2019 : Kalahkan Vietnam, Indonesia Tunggu Thailand/Kamboja di Final Piala AFF

Widya agak kurang percaya bila bunga-bunga celosia di Kebun Bunga Reysa mati karena disemprot orang tak dikenal.

Sebagai seorang penyuluh pertanian, menurutnya bunga celosia di kebun Bunga Reysa sudah waktunya mati.

"Karena sudah hampir tiga bulan, wajar mati, setelah hampir tiga bulan pasca kuncup akan layu kemudian mati secara perlahan-lahan," terang Widya.

Widya mengaku Kebun Bunga Reysa merupakan salah satu kebun bunga di Kabupaten Mura yang selalu ramai dipadati pengunjung.

Bahkan informasinya omzet kebun bunga Reysa mencapai Rp 40 juta perbulan.

"Wajarlah kalau ramai waktu usianya juga tidak lama hanya tiga bulan, jadi saya rasa tidak mungkin disemprot orang, karena sesuai hitungan memang sudah waktunya," Tambah Widya.

150 Nama Bayi Perempuan Islami dan Modern yang Bermakna Baik, Lengkap dengan Artinya

Peserta Fisheries Festival Muaraenim Membeludak, 1,5 Ton Ikan Dilepaskan ke Kolam Retensi

Widya menerangkan, kebun bunga masuk dalam kategori objek wisata buatan.

Sejauh ini berdasarkan pendataan Dinas Pariwisata objek wisata buatan di Mura ada 10 tersebar di beberapa kecamatan.

"Untuk kebun bunga tidak terlalu banyak karena masih skala kecil, 10 objek wisata buatan itu termasuk embung juga yang sedang kita kembangkan," terang Widya.

Ke depan untuk menertibkan masalah kebun bunga ini supaya bisa memberikan sumbangsih pada Pendapatan Asli Daerah (PAD), pihaknya berencana akan bekerja sama dengan beberapa instansi terkait.

"Mulai dari pengelolaan parkirnya, intinya apa pun yang dilakukan masyarakat demi kemajuan kabupaten Mura kita mendukung sepenuhnya," tutup Widya.

Bau Racun Menyengat

Tiga hari terakhir bunga-bunga celosia yang ada di kebun ini berangsur-angsur layu dan mati, pihak pengelola pun terpaksa menutupnya.

Pihak pengelola pun menduga bunga-bunga celosia dikebun miliknya layu secara mendadak dikarenakan sengaja disemprot orang tidak dikenal.

"Mungkin orang nyemprotnya Selasa (19/2) malam, karena saat itu kebon ini tidak ditunggu," ungkap Herlina (32 tahun) pemilik kebun Bunga Reysa pada Tribunsumsel.com, Minggu (24/2/2019).

Kebun bunga milik Herlina itu, diduga disemprot orang tidak dikenal diketahui Rabu (20/2) pagi, saat itu tiba-tiba ia dikejutkan dengan bau racun rumput yang sangat menyengat.

Free Kick Lutfi Kamal Antar Indonesia U22 Ungguli Vietnam di Semifinal Piala AFF 2019, Skor 1-0

Distribusi Air Pelanggan PDAM Tirta Bukit Sulap di Wilayah Selatan Lubuklinggau Terhenti Sementara

"Awalnya saya mengira orang nyemprot hama wereng sawah, tapi sore harinya saya heran bunga-bunga di sini banyak yang layu, besoknya makin banyak lagi,"terangnya.

Kebun bunga dengan luas dua bahu atau 1400 meter persegi itu akan ditutup mulai Senin (25/2) besok.

Mengingat pasca banyak bunga yang mati jumlah pengunjung turun drastis.

"Padahal diperkirakan pertengahan Maret mendatang baru mati, karena sejak masa kuncup, mekar hingga mati biasanya bisa bertahan tiga bulan," tambahnya.

Walau pun diduga karena persaingan bisnis ia tidak ambil pusing.

Ia dan suaminya berencana akan tetap menanam bunga dengan jenis yang sama, namun polanya saja yang diubah.

Mengingat saat ini animo pengunjung untuk wisata kebun bunga masih sangat banyak.

Kemarahan Menggebu Caca Tengker Saat Liburan Bareng Istri Raffi Ahmad, Nagita Slavina di Singapura

Rayakan Ulang Tahun Bjorka, Lihat Konsep Kejutan Ringgo Agus dan Sabai untuk Putranya

Bahkan Sabtu (23/2) kemarin rombongan ibu-ibu dari Lahat sebanyak tiga bus datang, mengira kebun Bunga Reysa masih buka.

"Pengunjungnya banyak ada dari Medan, Jakarta, Yogyakarta, bahkan ada juga yang dari luar negeri Malaysia dam India dibawa travel kesini," ungkapnya.

Ia menuturkan alasan memilih menanam bunga ketimbang menanam padi, karena menanam bunga untungnya jauh lebih besar hasil panen padi selama ini.

"Modal awal dari ngelola tanah sampai jadi seperti sekarang hampir Rp 40 jutaan, setiap hari omsetnya bisa Rp 1 juta per hari, kalau weekend Sabtu, Minggu bisa sampai Rp 5 Juta," paparnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved