Bahaya Mengayunkan Bayi, Jika Tak Hati-hati Bisa Shaken Baby Syndrome
Menggendong bayi dengan cara mengayun seolah menjadi kebiasaan. Terutama, ketika hendak menidurkan, atau sekadar menenangkan bayi saat rewel.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG – Menggendong bayi dengan cara mengayun seolah menjadi kebiasaan.
Terutama, ketika hendak menidurkan, atau sekadar menenangkan bayi saat rewel.
Meski lumrah dan terlihat sepele, ternyata menggendong bayi dengan cara mengayun ada dampak bahaya lho.
Salah satu bahaya menggendong bayi dengan cara mengayun adalah shaken baby syndrome.
“Shaken baby syndrome disebut juga sebagai abusive head trauma, yakni cedera otak yang disebabkan guncangan hebat di kepala,” kata Mbaref Sugita Walisa, Sst. FT., Ftr, praktisi fisioterapis anak dari RS Siloam Sriwijaya Palembang, Sabtu (16/2/2019).
Mbaref yang menjadi pembicara pada seminar “Deteksi Tumbuh Kembang Anak dan Penanganan Anak Picky Eater Melalui Habitual dan Restorasi Kognitif Serta Melihat Status Gizi Berdasarkan Neurodevelopment” menjelaskan, saat menggendong bayi dengan mengayun, dari otak si bayi akan menstimulasi hormon Endorfin.
Endorfin tersebut keluar dari otak dan membuat si anak merasa nyaman.
“Bayi yang digendong dengan diayun, ia kadang cenderung merasa lebih nyaman dibanding dibiarkan berbaring telentang. Namun itu akan mempengaruhi tumbuh kembangnya,” jelasnya.
“Tekstur otak bayi sangat lunak. Kalau kita ilustrasikan, otak bayi itu seperti agar. Kalau diayun akibat gendongan itu, maka akan terguncang dan mempengaruhi tumbuh kembang si anak,” jelasnya lagi.
Di balik kenyamanan bayi saat digendong dengan diayun, ternyata ada akibat fatal.
Dilansir dari TribunStyle.com dari klikdokter.com, ketika bayi mengalami guncangan, otak mengalami pergeseran dan membentur tulang tengkorak, sehingga terjadi robekan saraf dan pembuluh darah yang berakibat pada pendarahan otak.
Sindrom ini paling sering terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun dikarenakan ukuran kepala mereka masih cenderung lebih besar dibanding tubuhnya.
Masalah serius yang ditimbulkan dari shaken baby syndrome di antaranya kerusakan otak, pendarahan otak, hingga mata, kebutaan, kelumpuhan, epilepsi atau kejang, hingga kematian.
Ada dua gejala yang ditunjukkan dari shaken baby syndrome, yaitu gejala ringan dan berat.
Gejala ringan di antaranya, bayi rewel atau mengantuk, sulit makan, dan terlihat pucat.
Sementara gejala beratnya, muntah terus menerus, sesak napas, kejang, kelumpuhan, penurunan kesadaran, bahkan kematian.