Olahraga
Gagal Menurunkan Berat Badan? Tak Masalah Berbadan Gemuk Asal Jangan Buncit, ini Bahayanya
Gagal Menurunkan Berat Badan? Tak Masalah Berbadan Gemuk Asal Jangan Buncit, ini Bahayanya
Penulis: Slamet Teguh Rahayu |
Lemak viseral ternyata bisa memicu terjadinya peradangan sehingga berisiko menimbulkan penyakit jantung.
Dilansir dalam laman Web MD, Samuel Dagogo-Jack, MD, presiden American Diabetes Association mengatakan, lemak viseral yang membuat perut buncit adalah penghasil racun tubuh yang bekerja aktif, bukan hanya disimpan.
Di antara lemak-lemak viseral terdapat komponen kimiawi yang disebut dengan sitokin. Sitokin ini adalah zat yang meningkatkan risiko orang mengalami penyakit jantung.
Selain itu, tingginya lemak viseral juga berkaitan dengan tingginya kolesterol LDL (lemak jahat) di dalam tubuh.
Kolesterol LDL yang terlalu berlebihan dapat meningkatkan risiko terbentuknya plak di pembuluh darah. Plak ini bisa menyumbat aliran darah di pembuluh darah jantung sehingga menimbulkan gangguan pada jantung bahkan serangan jantung.
Selain itu, kolesterol LDL yang juga bisa menyumbat bagian pembuluh darah di otak, sehingga dapat menimbulkan stroke.
3. Kanker
Di antara tumpukan-tumpukan lemak viseral akan dihasilkan senyawa bernama sitokin.
Sitokin ini akan menimbulkan peradangan di dalam tubuh.
Peradangan ini yang memicu berubahnya sel sehat menjadi sel kanker.
Jenis kanker yang paling sering terjadi akibat perut buncit adalah kanker payudara dan kolorektal.
Dilansir dalam laman Medical News Today, para peneliti menemukan bahwa lemak viseral juga menghasilkan zat yang bernama fibroblast growth factor-2 (FG2) lebih banyak dibandingkan dengan lemak subkutan.
Keberadaan FG2 ini akan mendorong sel-sel tubuh yang masih normal berubah menjadi sel kanker.
Oleh karena itu, lemak viseral si pembuat perut buncit ini dianggap jenis lemak yang paling berbahaya.
Pastinya Moms tidak ingin penyakit-penyakit berbahaya itu menghampiri karena perut buncit, bukan?
Maka itu, mulailah menjalankan pola hidup sehat. Caranya adalah dengan mengatur pola makan dengan makanan seimbang dan bergizi.