Suami Bunuh Istri Lalu Bunuh Diri
Pawang dari Pamulutan Menyerah, Tapi Sempat Ungkapkan Hasil Penerawangannya
Pencarian sejak pagi yang dilakukan Polsek IB 2, Polsek SU 1, Unit Pidum Polresta Palembang dan Satpolair Polresta Palembang tak membuahkan hasil
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pencarian sejak pagi yang dilakukan Polsek IB 2, Polsek SU 1, Unit Pidum Polresta Palembang dan Satpolair Polresta Palembang tak membuahkan hasil, Senin (11/2/2019).
Pihak kepolisian sampai meminta bantuan pawang yang didatangkan dari Pemulutan untuk mencari jasad Febrianto.
Namun, hasilnya juga nihil.
Pencarian yang dilakukan sejak pukul 09.00 hingga pukul 16.00 sama sekali tidak menemukan jasad Febrianto.
Menurut pawang yang didatangkan dari Pemulutan, Febrianto sudah terbawa arus.
Karena kondisi sungai yang mengalami pasang, sehingga jasad terseret air.
"Menyelam sudah dilakukan, tetapi tidak ketemu. Kalau pagi tadi, saya terawang masih ada di sekitar bawah jembatan Ogan," ujar Mang Senen.
Karena pencarian tidak membuahkan hasil, akhirnya pencarian dihentikan. Terlebih, hujan turun membuat arus di bawah air akan semakin deras.
"Kondisi jenazah sudah mulai timbul, tetapi belum sepenuhnya. Kalau memang mau menyisir, cari ke arah Pusri. Besok, jasad akan timbul," katanya.
Keluarga Linda Fitria (38) korban penusukan hingga tewas yang diduga dilakukan oleh suaminya Febrianto alias Ebit (39) mengaku tidak menaruh dendam atas perbuatan yang dilakukan oleh pelaku.
Sebab di mata keluarga meskipun cenderung pendiam, namun Ebit dikenal sebagai pribadi yang baik dan sopan.
"Saya tahu kalau mereka sering bertengkar. Tapi dia (Ebit) tidak pernah juga pukul istrinya. Kalau diberi nasihat dia juga tidak pernah membantah, jadi saya tahu kalau aslinya dia itu orang yang baik,"ujar Ita Ayuni (40) kakak pertama korban.
Dengan berlinang air mata, Ita mengatakan cukup dekat dengan adik iparnya tersebut. Sebab selain berjualan pempek panggang, dalam kesehariannya Ebit juga menjadi tukang ojek langganan Ita untuk berbelanja bahan-bahan dagangannya berjualan makanan dia Tangga Buntung.
"Kabar dia jatuh masih simpang siur, apakah benar melompat atau tidak kita masih belum tahu. Tapi kalau dia masih hidup, saya mau besuk dia. Mau lihat kabar dia, karena saya tahu Ebit itu orang baik,"ujar Ita yang tak sanggup menahan air matanya.
Ita menduga, cek cok rumah tangga yang kerap terjadi di rumah tangga adiknya itu dilantari karena faktor ekonomi. Hal tersebut diperparah dengan kondisi Ebit yang telah menjadi pecandu Narkoba.
Keluarga menduga sudah sekitar empat tahun belakangan ini Ebit menjadi pengkonsumsi setia barang haram itu.
"Pendapatannya itu tidak akan cukup untuk kasih makan keluarganya selama dia masih pakai narkoba. Mungkin karena itu, mereka sering bertengkar,"ungkapnya.
Menurutnya, selama ini Almarhumah Linda juga tidak pernah bercerita seputar permasalahan yang terjadi di rumah tangganya pada anggota keluarga mereka.
"Karena dia (Linda) orangnya pendiam, beda sama saya yang memang agak banyak bicara. Jadi dia tidak pernah curhat atau ngeluh. Tapi setahu saya, biarpun mereka suka bertengkar, Ebit tidak pernah main tangan sama adik saya. Paling adu mulut saja, kalau itu memang cukup sering,"ungkapnya.
Saat ini, Ita mengaku pasrah menerima kenyataan pahit yang terjadi pada Linda, adik perempuannya. Namun, disisi lain dia juga mengaku prihatin pada apa yang telah dialami oleh Ebit, adik iparnya.
"Saya kira waktu nusuk Linda, Ebit itu tidak ada niatan sengaja. Mungkin karena saat itu dalam keadaan habis pakai narkoba, jadi dia tidak sadar. Saya tahu kalau sebenarnya Ebit sayang sama keluarganya. Jadi tidak mungkin dia tega melakukan itu,"ungkapnya.
• Nabila Maafkan Ayahnya dan Berharap Selamat, Cerita Anak Korban Tragedi Suami Bunuh Istri
• Nabila Duga Ayahnya Dipengaruhi Narkoba, Cerita Anak Korban Tragedi Suami Bunuh Istri di Palembang
Nabila (15) merasa ayahnya mempunyai perangai yang aneh sebulan terakhir.
Terkadang sang ayah baik tapi terkadang sangat tempramental.
Nabila merupakan anak sulung pasangan Febrianto alias Ebit (38) dan Linda Fitria (38). Linda dibunuh oleh Ebit dan kemudian Ebit melompat dari Jembatan Ogan ke Sungai Ogan, Minggu (11/2). Sampai kini nasib Ebit belum diketahui.
Kejadian tersebut terjadi di rumah kontrakan mereka di Kemang Manis, Jalan Sepakat Kecamatan Ilir Barat 2 Palembang.
Saat Tribunsumsel.com mendatangi rumah sang nenek yang letaknya bersebelahan dengan kontrakan tempat tinggal orang tuanya, gadis kelas X SMA ini mengaku begitu terpukul dengan keadaan keluarganya saat ini.
"Tidak menyangka kalau ayah sampai bisa berbuat seperti itu," ucap Nabila dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis, Senin (11/2/2019).
Menurutnya, gelagat mencurigakan dari sang ayah mulai terlihat sejak akhir bulan Januari lalu.
Ayahnya terkadang bersikap baik, namun terkadang juga bersikap tempramental tanpa alasan yang jelas.
"Tidak tahu, kenapa seperti itu. Kadang-kadang baik, contohnya sudah beberapa minggu ini ngajak kami sholat berjamaah, biasanya tidak seperti itu,"ujarnya.
"Tapi kadang-kadang suka marah-marah tidak jelas, khususnya sama ibu. Dan suka ngancam mau bunuh ibu. Sama saya juga ngomong, nanti ayah bunuh ibu kamu, paling bapak dihukum 10 tahun sudah keluar dari penjara. Umur ayah masih muda, jadi tidak terlalu tua kalau keluar dari penjara," tambahnya.
Entah apa yang terjadi dengan sang ayah, namun Nabila menduga obat terlarang yang digunakan oleh Ebit selama ini, menjadi salah satu faktor penyebabnya.
"Saya sendiri tidak tahu pasti. Tapi sepertinya karena ayah pakai narkoba, jadi mungkin itu penyebabnya," kata Nabila.