Video

Video : Melihat Kreasi Di Balik Jeruji Lapas Wanita Palembang

Le Panile merupakan singkatan dari Lembaga pemasyrakatan wanita yang juga nama toko roti yang para pekerjanya adalah Narapidana (Napi) Lapas

TRIBUNSUMSEL.COM -  Le Panile merupakan singkatan dari Lembaga pemasyrakatan wanita (Lapas) Klas II A dan juga nama toko roti yang para pekerjanya adalah Narapidana (Napi) Lapas Perempuan Palembang di Jln Merdeka Palembang.

Toko kue ini merupakan hasil kerja sama dengan pihak ketiga yaitu Arta Boga semenjak tahu 2013, pihak ketiga tersebut melatih Narapidana sebagai koki yang dapat membuat roti dan kue.

Selain melatih, Arta Boga juga menyediakan fasilitas seperti, open pemagang, dan sebagainya. Kecanggihan dari alat-alat yang disediakan tak kalah bagus dengan tempat kue-kue lainnya.

Tak hanya toko kue, ada juga berbagai menu makan siang dan menu sarapan pagi yang dibuat oleh para napi dan tempat makan ini juga dibuka untuk umum.

Menu-menu yang ditawarkan juga bermacam-macam, tentunya ada roti dengan varian rasa Rp 5.000 makan siang dengan pilihan lauk-pauk serba Rp 10.000 dan ada mie ayam.

Tribun Sumsel mengunjungi tempat makan tersebut di jam makan siang, dan benar saja tak hanya dari pegawai lapas itu sendiri yang membeli, namun ada juga dari lingkungan yang tak jauh dari tempat tersebut, bahkan Le Panile dan tempat makan siang tersebut menerima pesanan dari go food atau grab food.

Iros Pulungan yang merupakan Kasi kegiatan kerja mengatakan bila napi yang ditempatkan untuk toko roti dan menu makanan yang di depan adalah napi yang akan segera mengakhiri masa tahanannya.

"Tidak semua napi bisa bekerja atau mengembangkan kemampuannya di sini, kita pilih napi-napi yang asimilasi," katanya Jum'at (1/2/19).

"Asimilasi itu masa napi yang akan segera dibebaskan, mungkin 5 bulan hingga 3 bulan," tambahnya.

Selain itu Iros menjelaskan bila pihaknya juga memilih napi lewat karakteristik, kebiasan dan kepercayaan, apakah napi ini bisa jujur dan benar-benar mau bekerja disini selama dia menjadi seorang napi.

"Iya kalau napinya nakal, bisa-bisa lari kan ini dekat sekali dengan jalanan, makanya kita pilih yang benar-benar bisa di percaya, tapi tetap kami tidak izinkan kepasar dan semacamnya," ungkapnya.

"Nanti kalau napi yang saat ini bebas kita ganti lagi, dna terus seperti itu, disini me.reka mendapatkan upah tapi tidak besar cukuplah beli alat make up bagi mereka," tambahnya.

Sementara itu Yeni salah satu napi yang bekerja di Le Panile mengungkapkan bila ia memang memiliki latar belakang membuat kue, bahkan ia juga yang mengajari teman-teman napi yang lain.

"Memang sebelumnya saya bekerja di salah satu toko roti di Palembang, disini juga di kasih pelatihan, dan saya dipercaya buat berbagi pengalaman sama temen-temen disini," ungkapnya.

Bahkan ia dan teman-teman berinisiatif untuk membuat kue dengan toping kekinian sepertu wijen keju, srikaya, dan cokelat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved