Berita Palembang
Warga RT 25 Bukit Sangkal Tutup Jalan Sebagai Protes Banyak Warga Buang Sampah Sembarangan
Puncaknya, warga RT 25 RW 05, sengaja menaruh gundukan tanah merah persis di perbatasan antara jalan RT 25 dan RT 28 sejak Rabu (30/1/2019)
Penulis: Shinta Dwi Anggraini |
TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG-Sampah sejak tahun 2016 menjadi masalah yang dihadapi warga RW 05, Jalan Perpetakan, Kelurahan Bukit Sangkal, Kota Palembang.
Masalah sampah sampai kini belum menemukan titik temu.
Puncaknya, warga RT 25 RW 05, sengaja menaruh gundukan tanah merah persis di perbatasan antara jalan RT 25 dan RT 28 sejak Rabu (30/1/2019) kemarin.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes sekaligus peringatan bagi warga yang sering membuang sampah sembarangan persis di depan tanah kosong yang masuk daerah RT.25.
Terlihat jelas memang, disekitar gundukan tanah terdapat sampah-sampah rumah tangga berserakan dan menumpuk di pinggir jalan.
• Bibi Ungkap Kondisi Vanessa Angel Pasca Resmi Jadi Tahanan, Sampai Harus Dilarikan ke Rumah Sakit
• Ditanya Foto Genggam Tangan Wanita, Sule Malah Jawab Bukan Cuma Naomi yang Pakai Gelang dan Jam
Aroma tidak sedap pun bisa terasa saat melewati jalan tersebut.
Akibat adanya gundukan tanah itu, akses jalan menjadi tersendat.
Bahkan jalur tersebut sama sekali tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat.
Sementara sepeda motor yang melintas, harus berhati-hati memacu laju kendaraannya karena gundukan tanah bertekstur basah dan lengket akibat terkena guyuran hujan.
Pro dan kontra pun terjadi diantara warga sekitar dengan adanya gundukan tanah tersebut.
Ada warga yang setuju namun ada juga warga yang merasa keberatan dengan hal tersebut.

Seperti yang diungkapkan Dul, warga sekitar yang mengatakan, gundukan tanah itu menganggu akses jalan warga.
"Apalagi anak-anak yang mau pergi sekolah, pastinya sangat terganggu. Kalau bisa aparat terkait tolong bantu kami, cari kan solusi terbaik untuk masalah ini,"katanya, Kamis (31/12/2019).
Sementara itu, pendapat berbeda diungkapkan Waluyo, warga lain disekitar daerah tersebut.
Menurutnya, tindakan meletakan gundukan tanah seperti itu sudah sangat tepat dilakukan mengingat cukup banyak warga sekitar yang kurang memperdulikan kebersihan lingkungan.
"Mau bagaimana lagi, saya saksinya. Banyak yang buang sampah disini, kami yang tinggal dekat sini pasti terganggu. Jadi tidak masalah kalau ditutup sementara jalan itu, biar yang lain bisa berhenti buang sampah sembarangan,"ungkapnya.
Saat ditemui Tribunsumsel.com Tomil Pajri, Ketua RT. 25 mengaku terpaksa meletakkan gundukan tanah tersebut karena tidak menemukan solusi terbaik dari permasalahan sampah yang tak kunjung usai tersebut.
"Sudah sangat sering kami peringatkan, sudah juga dibuat tulisan dilarang buang sampah, tapi masih saja tetap banyak yang buang sampah di situ."
"Rapat pun juga sering dilakukan, tapi tidak ketemu juga solusinya.Sampai akhirnya ya sudah, terpaksa kami ambil jalan seperti itu,"kata dia.
• Raffi Ahmad Bongkar Keluarga Baim Wong Bukan Orang Sembarangan, Dulu Rela Naik Angkot Demi Syuting
• Video : Pendapatan LRT Palembang Tak Sebanding Biaya Operasional Per Bulan
Bahkan, lanjut Tomil, kerap hampir terjadi keributan antara warga sekitar dengan orang yang hendak membuang sampah sembarangan di wilayah tersebut.
"Warga saya ada yang negur, jangan buang sampah disitu, mending buang saja di depan rumah warga saya itu, kalau memang malas buang sampah jauh-jauh."
"Tapi orang itu bilang, memang ini tanah kamu, seenaknya ngelarang saya. Coba, siapa yang tidak kesal dengar jawaban seperti itu,"ujarnya.
Tomil mengatakan, tempat di wilayahnya yang kerap dijadikan lokasi pembuangan sampah liar oleh warga adalah tanah kosong yang pemiliknya sendiri berada di luar daerah.
"Saya sangat merasa bertanggung jawab dengan kondisi ini. Warga tahunya komplain sama saya. Padahal berbagai upaya sudah saya usahakan. Itu kenapa terpaksa tutup jalannya."
"Tapi kan masih banyak jalan alternatif lain. Jalan yang saya tutup, fokus di tempat pembuangan sampah liat itu saja. Tempat lain masih bisa dilalui,"jelasnya.
• Ini 6 Cara Pencegahan Terjangkit DBD Beserta Tanda-tanda Awal Gejalanya
• Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Bintang Film Eiffel Im in Love Ini Meninggal Dunia saat Hamil
Tomil mengatakan, permasalahan sampah di wilayahnya sudah menjadi permasalahan yang dirasa sangat menggangu.
Bahkan kurang dari satu bulan ini saja, ada dua orang warganya yang terkena penyakit Demam Berdarah (DBD).
"Sebenarnya ada dari petugas dinas DKK yang biasa ambil sampah disini, biayanya juga tidak terlalu besar, sekitar RP.25 ribu per bulan. Tapi saya tidak mengerti, kenapa banyak warga yang saya tahu bukan dari RT kami, buang sampah di tempat kami. Akibatnya jalan jadi kotor, belum lagi penyakit yang terkena di warga kami ini,"ujarnya.
Tomil berharap akan ada solusi terbaik dari permasalahan sampah yang dihadapi saat ini.
"Kalau memang belum ada solusi ya sudah, saya akan tetap tutup jalan kurang selama dua bulan. Mau saya usahakan dulu memberhentikan kebiasaan warga daerah lain yang suka buang sampah disini. Tapi, kalau memang sudah ada solusinya, kapan pun diminta saya siap untuk bongkar tanah itu,"ujarnya.
Sementara itu, Lurah Bukit Sangkal, Yuli Muliani mengaku tahu dengan adanya gundukan tanah tersebut dan sedang mencari solusi terbaik dari permasalah tersebut.
Ia mengatakan, gundukan tanah tersebut berimbas pada jalan alternatif yang biasa dilalui oleh warga RT 21, RT 22, RT. 25, RT 27, RT 28, RT 29.
"Inti permasalahan itu kan sampah yang dibuang sembarangan di wilayah RT 25. Maka dari itu, rencananya hari minggu nanti kami akan adakan gotong royong bersama sekaligus kami akan merapatkan hal tersebut dengan seluruh ketua RT beserta warga di wilayah itu,"ungkapnya.
Diakuinya, keterbatasan lahan menjadi salah satu faktor pendukung utama tidak adanya tempat pembuangan umum di sekitar wilayahnya.
"Selain dari kebiasaan masyarakat yang meskipun sering kami arahkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, tapi masih tetap saja dilakukan,"ujarnya.
Sebagai salah satu solusi sampah tersebut, Yuli mengatakan tahun ini di kelurahan Bukit Sangkal akan dibangun instalansi 3 R (Reuse, Reduce, Rexycle) di dua tempat yang berbeda yakni di Jalan Tanjung Sari dan di Jalan Pipa.
"Semoga itu nanti akan menjadi solusi dari permasalahan sampah yang kerap dihadapi oleh warga kami,"ujarnya. (