Video
Video : Penuturan Keluarga Tentang Keseharian Sosok Inah Animurti Sebelum Dibunuh Dann Dibakar
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kematian Inah Antimurti, seorang janda berusia 21 tahun asal Desa Pedataran, Kecamatan Gelumbang.
Penulis: Agung Dwipayana |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kematian Inah Antimurti, seorang janda berusia 21 tahun asal Desa Pedataran, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muaraenim masih menyisakan duka bagi keluarga.
Inah tewas dibunuh setelah sebelumnya diperkosa pelaku.
Mayatnya bahkan hangus dibakar di atas springbed.
Apalagi, Inah memiliki seorang putri berusia 3 tahun bernama Fatimah Azzahra yang memerlukan kasih sayang seorang ibu.
Meski mengaku ikhlas dengan kepergian Inah, pihak keluarga mengaku masih teringat dengan perjuangan Inah mencari nafkah untuk anak semata wayangnya.
“Dia (Inah) sejak remaja waktu masih duduk di bangku SMP, sudah bekerja menyedap karet membantu keluarga"
"Terutama setelah bercerai dengan suaminya dua tahun lalu, Inah bekerja sendirian untuk menghidupi ia dan anaknya yang masih kecil,” kata Burhan, kakek korban saat dibincangi TribunSUmsel.com di Desa Pedataran, Sabtu (26/1/2019).
Setelah kepergian Inah, keluarga bahu-membahu mengurus dan membesarkan putri Inah.“Inah cari nafkah untuk anaknya, untuk beli susu segala macam,” ucap Burhan.
Di dekat Burhan, keempat kakak Inah yang semuanya perempuan tampak masih syok atas kepergian adik mereka.
Pun ayah Inah, Soparudin yang sedang dalam kondisi tidak fit, tidak banyak bicara.
Tatapannya yang kosong menggemabrkan kesediahn yang maisih melanda keluarag tersebut.“Inah itu anak bungsu kami,” kata Soparudin dengan suara pelan.
Setelah penemuan mayat Inah, polisi akhirnya berhasil membekuk 4 dari 5 pelaku pembunuhan pada Rabu (23/1/2019) dinihari di Gelumbang, Kabupaten Muaraenim.
Keempat pelaku langsung digelandang ke Mapolda Sumsel.
Saat rilis keempat pelaku yang dipimpin Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, salah seorang pelaku bernama Malik mengaku mendapat perintah dari Asri untuk membunuh Inah karena korban memiliki utang narkoba jenis sabu pada Asri.
“Saya hanya disuruh saja, Pak. Asri bilang katanya Inah ada utang sabu ke dia,” kata Malik saat diinterogasi langsung Kapolda di instalasi forensik RS Bhayangkara, Rabu (23/1/2019).
Karena motif itulah, Malik dan ketiga rekannya mengaku kalap menghabisi nyawa Inah, lalu membakarnya.
Terkait dugaan ‘bisnis’ barang haran antara korban dan pelaku, pihak keluarga Inah mengaku tidak mengenal orang-orang yang bergaul dengan naka mereka.
Menurut keluarga, Inah merupakan tipikal pendiam dan tidak pernah bercerita apapun seputar kehidupan pribadinya.
“Dia (Inah) itu pendiam. Kami tidak tahu apa yang dia lakukan di luar sana karena dia tidak pernah cerita. Sehari-hari kerjanya menyadap karet, kami cuma tahu sebatas itu,” kata Burhan, kakek Inah saat dibincangi TribunSumsel.com, Sabtu (26/1/2019).
Burhan mengaku terkejut dengan kematian Inah yang tewas di tangan orang-orang yang pihak keluarga tidak kenal siapa mereka.
“Kami syok Inah meninggal dengan cara seperti itu. Para pelaku kami tidak kenal sebelumnya, baru ketemu pas ada musibah ini,” ucap Burhan.
Usai dilakukan visum, jenazah Inah dibawa ke kampung halaman pada Rabu (23/1/2019) dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat pada malamnya.
Kini, satu pelaku yang diduga merupakan otak pembunuhan bernaama Asri telah menyerahkan diri pada jumat (25/1/2019) malam pukul 21.30.
“Iya betul (pelaku Asri menyerahkan diri) tadi malam menyerahkan diri ke Dit Krimum Polda Sumsel kira-kira pukul 21.30,” ujar Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain kepada TribunSumsel.com, Sabtu (26/1/2019).