Terungkap Alasan Sunan Kalijaga Ngotot Polisikan Tyas Mirasih Walau Tak Dibayar oleh Kliennya

TRIBUNSUMSEL.COM - Sunan Kalijaga tampak sangat menggebu-gebu saat menjelaskan kasus hukum antara Maryke Harris Pohu dan Tyas Mirasih.

Diketahui, Maryke dilarang bertemu cucunya, Amandine Cattelya Billy yang kini dititipkan Tyas Mirasih.

Padahal, Maryke mengaku memiliki hak asuh dan wali tunggal atas cucunya itu.

"Jadi kalau saya lihat ini sudah bukan kasus hukum lagi tapi kasus kemanusiaan, kasus bicara hati nurani disini ya," tutur Sunan Kalijagaditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan Senin (21/1/2019) malam.

Sunan Kalijaga terus menerus mengingatkan kalau kasus seperti ini baru pertama kali ia tangani dan ia sampai tak habis pikir mengapa nenek kandung tak diberi akses untuk menemui cucunya sendiri.

"Menurut saya sendiri selaku praktisi hukum saya belum pernah melihat perkara seperti ini yang nggak masuk akal. Jadi ini menjadi PR kami untuk memperkarakan. Termasuk siapa orang-orang yang ada di balik ini," ujarnya.

"Ya kita lihat saja nanti waktunya. Kita akan buktikan," tambahnya.

Meski tak ditanya, Sunan Kalijaga tampaknya ingin mengingatkan kembali kalau ia sama sekali tidak menerima upah jasa hukum menangani kasus tersebut.

Sunan Kalijaga merasa harus menangani kasus ini sebab termasuk melanggar norma.

• Tyas Mirasih Bongkar Fakta Alasannya Asuh Anak Mendiang Sahabatnya, Ternyata Sang Nenek Begini

"Biar tahu nih ibu ini pake jasa kami, kami tidak memungut biaya," ungkapnya.

"Tapi setiap hari makan jutaan, dia bayar. Dia persiapkan segala sesuatu yang layak untuk cucunya. Jadi jangan merendahkan," ucapnya.

Bahkan Sunan Kalijaga sempat mengimbau pihak Tyas Mirasih untuk tidak mengada-ada.

"Ingat kalian punya Tuhan nggak? Jangan tunggu Tuhan marah sama kalian. Ini catat omongan saya jangan sampe Tuhan marah pada kalian," ungkapnya.

Sebelumnya, Sunan Kalijaga beserta beberapa tim kuasa hukumnya seperti Agustinus Nahak dan Apolos serta beberapa pengacara yang berkumpul dalam organisasi HAMI (Himpunan Advokat Muda Bersatu Indonesia) berbondong-bondong mendatangi Komisi Perlindungan Anak Indonesia.

(*)