Berita Sriwijaya FC
Gubernur Herman Deru Dipusingkan Atas Tuduhan Bermain Drama SFC, Ini Jawabannya
Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru memenuhi janjinya untuk menentukan nasib Sriwijaya FC ke depan sebelum tanggal 15 Januari
Penulis: Weni Wahyuny |
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru memenuhi janjinya untuk menentukan nasib Sriwijaya FC ke depan sebelum tanggal 15 Januari.
Kegiatan digelar dengan tajuk “Rembuk Bersama Gubernur Sumsel mewujudkan Masa Depan Sriwijaya FC sebagai Klub yang Sehat dan Profesional” di Hotel Horison Palembang, Senin (14/1/2019).
Gubernur Sumsel H Herman Deru mengakui detik demi detik dirinya menantikan malam hari ini untuk duduk bersama dengan semua elemen. Pikiran terkait dengan Sriwijaya FC selalu menjejali pikirannya.
• Intip Istana Mewah Momo Geisha, Miliki 5 Lantai Dilengkapi Lift Hingga Lapangan Golf
• Breaking News: Kapolres Empat Lawang Diduga Positif Narkoba, Mantan Pejabat Ditresnarkoba
“Ini selalu menjejali pikiran saya sehingga saya mengabaikan pemikiran yang lain. Begitu inginnya saya SFC ini menjadi klub sepakbola yang selalu membanggakan,” katanya dalam kata sambutannya.
Ia melanjutkan hadir di kegiatan tersebut sebagai pecinta Sriwijaya FC sekaligus Gubernur Sumsel.
Dengan melihat kondisi SFC saat ini rasanya butuh campur tangan dirinya meskipun tidak boleh terlalu dalam.
Dalam hal ini, sambung Herman Deru Pemprov Sumsel tidak punya saham, 11 persen yang disebut adalah saham Yayasan Sepakbola yang memang penggagasnya adalah Pemprov Sumsel pada masa itu.
“Nah kadang saya kasihan suporter berteriak di medsos ketika saya kirim foto sehingga di kesempatan beberapa waktu lalu (7 Januari) saya katakan sebelum tanggal 15 kita harus putuskan sesuatu untuk langkah ke depan SFC,”
“Tapi muncul lagi di Medsos drama apalagi Pak Gubernur. Tidak ada drama disini. Saya tidak ingin aset moril masyarakat Sumsel jadi panggung drama.
Saya katakan dengan jajaran, saya ini pekerja yang autentik dan kongkrit, saya tidak senang gagah-gagahan, saya tidak ingin ini klub yang ada (diabaikan) walaupun dia harus turun tingkat,” ucapnya.
Herman Deru menerangkan sebagai gubernur yang punya tanggung jawab moril sekaligus pecinta SFC, ia juga harus tahu bagaimana caranya mengembalikan kejayaan SFC kembali.
“Maka saya undang ini semua yang duduk bersama dengan segala kerendahan hati.
Maka kepada pak Muddai Madang selaku Komisaris Utama PT SOM yang selalu belakangan menjadi sasaran tembak, kalau di media sosial yang paling trending pasti pak Muddai, tapi bagaimana pun tidak bisa lepas tangan begitu saja,” jelasnya.
Sebelum jadi gubernur, lanjut Herman Deru masih ada saham Yayasan Sepakbola di PT SOM sebanyak 58 persen.
Namun setelah dilantik 1 Oktober lalu, 58 persen tidak ada lagi bahkan tinggal 11 persen dan saham Bariyadi hilang 5 persen.
“Oleh sebab itu dalam forum ini saya minta untuk bantulah sebagai pribadi. Sebagai gubernur, saya mohon bantuannya agar masyarakat tetap bangga dengan Sriwijaya FC,”
“Bahkan jam 20.33, sebagai pribadi, kalau memang ini untuk baik, pak Muddai saya minta dengan kerendahan hati mundur dari manajemen. T
egas saya. Saya ingin berhenti konflik ini. Saya tahu ini. Sama dengan tertusuk paku karatan pula,” ungkapnya.
Gubernur Sumsel pula mengajak suporter tak hanya memilki secara moril tapi juga kepemilikan.
“Ada satu jalan keluar yang tak boleh dilakukan, SFC tak boleh bubar. SFC tak boleh ganti nama, SFC tetap tinggal di Palembang, itu satu kesatuan. Ini terlahir untuk masyarakat Sumsel,”
“Sebagai pribadi yang kenal dengan pak Muddai. Saya bukan tidak tahu dengan Pak Muddai, sejak SMP saya tahu Pak Muddai sebagai pengusaha level nasional.
Pas bupati, saya tidak tahu kalau Pak Muddai pemegang saham SFC. Kadang saya berpikir apalah yang dicari Muddai? Itu saat itu.
Nyalon (kepala daerah dan legislatif) tidak, tapi kabarnya rugi terus. Nah, rugi itulah pemasukan kurang pengeluaran besar atau rugi pemasukan besar tapi pengeluaran tidak karuan. Ini mungkin dikaji,” bebernya.
Deru pula dengan tegas agar Muddai melepaskan sahamnya.
“Kesimpulan secara pribadi saya minta sahamnya Pak Muddai untuk dipertanggung jawabkan ke yang berminat cuma jangan buat konflik baru," pungkasnya.