Gerhana Matahari Cincin 2019
Catat, Tahun 2019 Matahari Tepat Berada di Atas Ka'bah, Ini yang Akan Terjadi
Kalender 2019, diantara fenomena yang bakal terjadi adalah saat matahari berada tepat di atas ka'bah.
mengarah tepat ke bintang Polaris di gugusan bintang Ursa Minor sehingga Polaris pun mendapat kehormatan menyandang status bintang kutub.
Namun, dalam 10.000 tahun mendatang kutub utara langit akan bergeser sedemikian rupa sehingga bakal sangat berdekatan dengan bintang al-Fawaris atau Rukh (delta Cygni) di gugusan bintang Cygnus.
Pergeseran bintang kutub ini merupakan konsekuensi dari miringnya sumbu Bumi yang masih ditambah dengan gangguan gravitasi Venus dan Jupiter.
Penjaga waktu Miringnya sumbu rotasi Bumi berimplikasi pada banyak hal. Salah satunya adalah berubah-ubahnya posisi semu Matahari saat dilihat dari Bumi.
Hal ini merupakan efek yang muncul dari kombinasi kemiringan sumbu rotasi Bumi dengan gerak Bumi mengelilingi Matahari.
Maka, sepanjang tahun Masehi (Tarikh Umum) kita akan menyaksikan proyeksi posisi Matahari di muka Bumi senantiasa bergeser dan bersifat siklik,
yakni mulai dari garis khatulistiwa (pada 20/21 Maret) beringsut ke utara hingga menempati garis lintang 23,44 LU (20/21 Juni), lantas kembali lagi ke khatulistiwa (22/23 September).
Kemudian, ke selatan hingga mencapai garis lintang 23,44 LS (21/22 Desember) untuk kemudian kembali lagi ke khatulistiwa.
Jika sepanjang waktu tersebut posisi Matahari diabadikan pada jam yang sama untuk tanggal-tanggal yang berbeda dengan selisih tanggal tetap
, kita akan menjumpai pola khas menyerupai angka delapan yang bernama analemma.
Siklus gerak semu Matahari ini menjadi penjaga waktu (time-keeping) untuk sistem penanggalan berbasis Matahari seperti kalender Masehi (Tarikh Umum).
Siklus ini juga menjadikan setiap titik mana pun di muka Bumi yang terletak di antara garis lintang 23,44 LU hingga 23,44 LS akan mengalami situasi di mana Matahari dapat menempati titik zenith-nya dalam bola langit horizon setempat.
Dengan kata lain, di mana pun kita berdiri, sepanjang masih berada di antara garis lintang 23,44 LU hingga 23,44 LS, akan terjadi situasi di mana Matahari bakal tepat berada di atas kepala kita dalam dua kesempatan berbeda setiap tahun Masehi (Tarikh Umum).
Jika hal ini terjadi, tak ada benda yang berdiri tegak lurus muka Bumi atau paras air laut rata-rata yang memiliki bayangannya saat Matahari mencapai puncak kulminasinya.
Jadi, "hari tanpa bayangan" tak hanya sekedar terjadi di garis khatulistiwa saja.