Berita Katim Heri Gondrong
Di Balik Keviralan Sosok Katim Heri Gondrong, Lihat yang Dilakukannya ke Pelaku Kejahatan
Masyarakat kota Palembang tentu tidak asing lagi dengan sosok Aiptu Heri Kusuma Jaya atau biasa dipanggil Katim Heri Gondrong
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG – Masyarakat Sumatera Selatan, khususnya kota Palembang tentu tidak asing lagi dengan sosok Aiptu Heri Kusuma Jaya atau biasa dipanggil Katim Heri Gondrong.
Pria yang menjabat Katim Opsnal Unit I Subdit III Jarantas Ditreskrimum Polda Sumsel ini dikenal garang saat melakukan penertiban maupun operasi masyarakat (pekat) di kota Palembang.
Lewat berbagai tayangan di media sosial sejak beberapa bulan belakangan ini, Katim Heri dan rekan-rekan aktif melakukan pengamanan dan menjaga kondusifitas di kota Palembang.
Aksi tim Opsnal Unit I Subdit III Jarantas Ditreskrimum Polda Sumsel ini be
• Mengenal Sosok Katim Heri Gondrong Jatanras Polda Sumsel, Ini Alasannya Tertibkan Parkir Liar
berapa kali viral di media sosial dan menarik perhatian masyarakat tidak hanya di Sumatera Selatan, bahkan di seluruh Indonesia.
Katim Heri sebagai “ikon” tim Jatanras pun menjadi sosok yang paling menjadi perhatian.

Selain penampilan dengan rambut panjangnya, gayanya yang khas saat melakukan interaksi, sosialisasi maupun penindakan terhadap pelaku kejahatan jalanan pun meanjadi daya tarik tersendiri.
Ada cerita menarik saat tim Jatanras di bawah pimpinan Katim Heri hendak meringkus pelaku penggelapan barang berharga berupa emas di Palembang.
Saat itu pelaku diketahui tengah berada di sebuah rumah makan di Jalan Jenderal Sudirman.
• Begal Sadis di Palembang Ini Hendak Bacok Katim Heri Gondrong Pakai Parang, Polisi Balas Tembak Mati
Begitu tiba di lokasi, Katim Heri dan rekan-rekan mendapati pelaku yang berinisal E sedang makan siang.
Bukannya langsung meringkus, Katim Heri mempersilakan pelaku menyelesaikan makan siangnya.
Bahkan Katim Heri juga membayar tagihan makan pelaku tersebut.
“Ketika itu pelaku sangat kooperatif dan bersedia mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kita ajak ngobrol, biarkan pelaku menyelesaikan makan siangnya,” kata Katim Heri saat dibincangi TribunSumsel.com beberapa waktu lalu.

Katim Heri menjelaskan, dalam menindak dan memperlakukan pelaku kejahatan, harus berdasar kepada persoalan hukum, yakni melihat terlebih dahulu tindak pidana yang dilakukan pelaku.
“Kita berusaha memperlakukan pelaku secara manusiawi. Ketika tersangka melakukan penggelapan, namun tidak disertai kekerasan, bolehlah kita dengan cara halus,” katanya.
“Kalau pelaku beraksi begal, curanmor, curat apalagi sampai melukai korban, atau bahkan membahayakan petugas saat akan ditangkap, maka sesuai instruksi Bapak Kapolda (Sumsel. Irjen Pol Zulkarnain), kita lakukan tindakan tegas terukur,” katanya lagi.
Pedoman pada Standar Operasional Prosedur (SOP) saat penangkapan pelaku kejahatan yang dimaksud Kapolda, kata Katim Heri, ada tiga unsur yakni yuridis, teknis dan etis.
“Unsur etis contohnya. Kita sudah tahu pelaku penggelapan itu untuk terakhir kalinya makan di rumah makan, Makanya kita yang bayar tagihan makanannya itu. Kalau dia dipenjara, belum tentu dia bisa makan enak, ngopi dan sebagainya,” ujar Katim Heri sambil berseloroh.
Katim Hampir Sempat Dibacok
Begal sadis yang sering beraksi di Palembang, tewas setelah ditembak anggota Subdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel.
Tersangka Tahadi (19 tahun), harus ditembak polisi, karena berupaya membacok Kapten Heri Gondrong menggunakan parang saat akan ditangkap.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara dalam press rilis di depan kamar forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang mengakui, banyak kasus begal secara sadis dilakukan oleh tersangka Tahadi dan teman-temannya.
"Berdasarkan LP yang ada, Polda Sumsel melalui Jatanras berhasil melumpuhkan Tahadi, komplotan pembegal sadis. Tahadi ini sudah banyak kasus," ujar Kapolda, Selasa (18/12018).
Tersangka Tahadi sudah diincar kepolisian.
• Warga Sumsel Berobat, Cukup Bermodalkan KTP
• Heboh, Bendera Merah Putih Lusuh dan Sobek Terpasang di Halaman Kantor DPRD Palembang
Saat akan ditangkap, Tahadi sedang berada di Jalan Nurdin Panji (Kebun Bunga).
Operasi penangkapan yang dipimpin langsung oleh Kanit 1 Kompol Antoni Adhi.
"Anggota melakukan pengejaran kejalan Nurdin Panji setelah sampai dijalan Nurdin Panji terlihat tersangka sedang mengendarai sepeda motor saat itu juga sepeda motor tersangka dicegat dengan mobil."
"Saat Aiptu Heri Kusuma (Katim Heri Gondrong) turun dari mobil, tersangka langsung hendak membacok Aiptu Heri Kusuma dengan sebilah parang."
"Bacokan tersebut dapat dihindari sehingga tersangka langsung diambil tindakan tegas dengan menembak tersangka," jelas Kapolda.
• BREAKING NEWS : Manchester United Umumkan Jose Mourinho Resmi Tinggalkan Klub
• Mata Najwa Geregetan : PSSI Bisa Apa jilid 2, Melawan Mafia Bola, Tonton di TV Online Trans 7
Saat ini pihak Kepolisian sudah berhasil meringkus Yono yang saat itu sudah di dalam penjara.
Sedangkan dua pelaku lagi masih atas nama Rio dan Erwin masih dalam pengejaran.
"Semua akan kita sikat, apa lagi pelaku begal sadis yang berani membunuh korbannya."
"Saya sangat geram. Semua akan kita habisi," jelasnya. Untuk pelaku Rio dan Erwin terus dalam pengejaran.
Sudah tidak terhitung berapa korban yang dibegal secara sadis oleh Tahadi CS.
Komplotan begal tersebut. Komplotan tersebut tidak sungkan untuk melukai dan menghabisi korbannya.
Erik (40 tahun), paman dari korban begal yang meninggal dunia dua tahun lalu menceritakan kisah pilu yang diterima oleh keponakannya.
Saat itu, keponakannya bernama Eva baru pulang berjualan bakso, dirinya yang mengendarai motor sendiri dikejar oleh para pelaku.
"Dikejar ponakan saya, terus dibacok secara sadis pakai parang sampai kepala hampir putus. Pokoknya sadis benar, saya sampai pilu memikirkannya," jelasnya kepada Sripoku.com, setelah acara rilis kasus.
Dikatakan Erik, dirinya bersyukur dengan ditembak matinya pelaku sadis pembunuh keluarganya tersebut.
• Promo Diskon dan Banjir Hadiah di PIM Palembang Jelang Natal, Catat Tanggalnya
• Bagaimana Rasanya Jadi Anak Mantu Presiden Indonesia ?, Ternyata Begini Kata Selvi Ananda Gibran
"Kejadian sudah dua tahun lalu, saya sudah ikhlas. Tapi saya apresiasi kepolisian sudah tetap berkomitmen mengungkap kasus kejahatan. Walaupun sudah dua tahun berlalu," ujarnya.