Berita Pagaralam
Tim Arkeolog Temukan Komplek Megalit Baru Berusia 2000 Tahun di Benua Keling Pagaralam
Tim Arkeolog Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menemukan 13 megalit sekaligus disatu lokasi yang sama di Benua Keling Pagaralam
TRIBUNSUMSEL.COM, PAGARALAM - Tim Arkeolog Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menemukan 13 megalit sekaligus disatu lokasi yang sama.
Temuan ini berada di Dusun Benua Keling, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam.
Ini merupakan penemuan pertama megalit dengan jumlah banyak di lokasi yang sama.
Kota Pagaralam merupakan satu daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) yang banyak peningalan sejarah megalitikum.
Berbagai megalit ada di Pagaralam, mulai dari arca manusia sampai batu berukir.
Tim Survei Disdikbud menyebutkan bahwa kawasan tersebut merupakan kampung megalitik.

Untuk itu penemuan ini dilaporkan agar dapat didata dan dijaga. Temuan kali ini adalah komplek megalitik terbaru.
Arkeolog Pagaralam, Ronaldi mengatakan, temuan tersebut berdasarkan informasi dari seorang warga bernama Beben (28 tahun), yang melihat batu besar berukiran seperti arca di kebun kopi.
Setelah ditelusuri di lapangan dapat dibenarkan temuan tersebut merupakan arca.
"Selain arca ditemukan juga dolmen, meja batu, tetralith dan banyak bentuk lainnya," katanya.
Temuan situs megalit terbaru di Benua Keling ini sangat menambah panjang daftar situs megalitik di Kota Pagaralam.
Tim survei Disdikbud setelah dapat laporan langsung bergerak ke lapangan.
"Temuan situs megalit ini termasuk lengkap dan bisa dikategorikan sebagai kampung megalitik setara dengan Situs Tegur Wangi. Namun disini belum ditemukan kubur batu" jelasnya.

Dikatakannya, sangat jarang terdapat arca dalam satu area dalam jumlah lebih dari tiga di Kota Pagaralam.
Kampung megalitik ini ditemukan 5 Arca, 2 dolmen, 4 meja batu, 2 tetralith, dan 1 lumpang batu.
Arca yang ditemukan memiliki bentuk manusia yg sedang menunggang gajah dan rata-rata sudah tidak utuh di bagian kepala.
Kemungkinan rusak oleh proses alam atau manusia. Dilihat dari bentuk dan motif ukiran, termasuk sezaman dengan Situs Batu Gong dan Situs Tanjung Aro.
"Usia megalitik tersebut diperkirakan 1500-2000 tahun yang lalu.Dengan adanya temuan kampung megalitik terbaru ini,"
"Tim survei disdikbud akan melaporkan kepada BPCB Jambi dan Balar Palembang,agar nantinya dapat di data dan diteliti lebih lanjut," katanya.
Selain itu peran jupel (juru pelihara) sangat dibutuhkan untuk menjaga temuan terbaru di Benua Keling ini, mengingat masyarakat belum banyak mengerti penting situs megalitik. (SP/ wawan Septiawan)