Cerita Khas Palembang
Mengenal Sosok Wak Guh, Spesialis Pembuat Rileks Para Jenderal TNI dan Polri
Pijat atau sering disebut urut bisa membuat tubuh rileks. Badan pegal dan capek biasanya jadi lebih segar setelah diurut.
Penulis: Prawira Maulana | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM - Pijat atau sering disebut urut bisa membuat tubuh rileks. Badan pegal dan capek biasanya jadi lebih segar setelah diurut.
Olahragawan saja selalu rutin melakukan refleksi alias urut.
• Mengenal Sosok H Halim, Orang Kaya di Sumsel Sering Dikunjungi Presiden dan Banyak Tokoh Nasional
• Abah Toyib Jawara Palembang, Jangan Coba-coba Minta Bantuannya Jika Terjerat Ini
• Mengenal Taipan Batubara Sumsel, Semula Ia Ditolak Dimana-mana
• Mengenal Pilot Thamrin Group, Keluarga Kaya di Palembang dengan Segudang Lini Bisnis
Muchtar Teguh (59), sejak umur tujuh tahun berprofesi sebagai tukang urut.
Artinya sudah lebih dari setengah abad profesi ini ia lakoni.
Yang spesial lagi dari pria yang akrab disapa Wak Guh ini, pasien langgananya adalah orang-orang penting khususnya jenderal-jenderal yang pernah memimpin Polri dan TNI di Sumatera Selatan.
Bahkan Wak Guh sampai lupa nama-namanya.
Rabu (5/12) malam, Tribun mewawancarai Wak Guh saat sedang mengurut di rumah seorang pejabat kepala dinas Provinsi Sumatera Selatan.
Di sini ia bercerita tentang pengalamannya memijit para jenderal dan perwira.
"Saya rasa ada lima Kapolda. Pak Dikdik, Pak Saud ada Pak Iza," kata Wak Guh.
Dikdik yang dimaksud Wak Guh adalah Irjen Pol (Purn) Dikdik Mulyana Arief Mansyur. Irjen Pol Dikdik saat itu menjabat Kpolda Sumsel apda tahun 2011.
Setelah Irjen Pol Dikdik ada pak Saud.
Pak Saud yang dimaksud adalah Komjen Pol (Purn) Saud Usaman Nasution.
Saat berpangkat Irjen Pol, Saud Usman memimpin Polda Sumsel tahun 2013.
Lalu ada nama Pak Iza.
Iza yang dimaksud adalah Irjen Pol Prof Dr Iza Fadri SIK SH M.H.
Irjen Pol Iza menjabat Kapolda Sumsel pada tahun 2014 menggantikan Saud Usman.
Selain para jenderal polisi ada juga Pangdam. Satu nama disebutnya adalah Pak Bambang.
Pak Bambang yang dimaksud adalah Mayjend (Purn) Bambang Budi Waluyo yang memimpin Kodam II Sriwijaya pada tahun 2013.
Selain itu ada juga pejabat Kasdam dan Danrem.
Wak Guh menceritakan awal mulanya jadi tukang pijit.
Saat ia berusia tujuh tahun, ia berdagang di Pasar 16 Ilir.
Suatu hari ada orang yang sakit.
Ia langsung memijit orang itu dan orang itu kembali sadar dan sehat.
Lantas banyak orang mengetahuinya dan dikenal tangannya seperti punya magnet. Punya magnet biasa julukan untuk orang-orang yang punya kemampuan memijit.
Dari sana ia terkenal. "Sampai akhirnya berdagang ditinggal dan ngurut," katanya.
Wak Guh mengaku tak memasang tarif untuk jasa urutnya.
Ia menerima berapapun dari si pasien.
Sementara itu ternyata Wak Guh ini tipikal tukang urut yang selektif.
Ia mengaku mengurut itu harus menggunakan perasaan.
"Semisal ada pasien yang suka maksa meminta saya datang mengurut sementara sedang hujan. Kalau terpasa seperti itu biasanya jadi ngurut asal-asalan. Jadi tidak lepas," katanya.
Biasanya kalau bertemu pasien seperti itu, ia tak akan menerima lagi panggilan urut untuk orang tersebut.
Sudah jadi kebiasaan orang Indonesia mengurut jadi segala macam obat untuk penyakit.
Misalnya saja bayi sering diurut oleh dukun atau tukang urut.
Ternyata Wak Guh juga bisa mengurut bayi.
Untuk perkara patah tulang Wak Guh mengaku bisa juga.
"Hanya saja terkendala di alat," katanya.
Ciri khas lain dari Wak Guh, ia memijat dengan air jeruk. Ini mungkin yang membuat pasiennya semakin rileks.