Cerita Khas Palembang
Mengenal Taipan Batubara Sumsel, Semula Ia Ditolak Dimana-mana
Kira-kira sepuluh tahun lalu, orang-orang belum melirik bisnis batubara. Andi Asmara melihat peluang ini.
Penulis: Hartati | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kira-kira sepuluh tahun lalu, orang-orang belum melirik bisnis batubara. Perusahaan besar yang mengekplorasi dan mengesploitasi batubara di Sumsel hanya PT Bukitasam TBk.
Baca juga cerita tokoh-tohoh di Palembang lainnya:
• Mengenal Sosok H Halim, Orang Kaya di Sumsel Sering Dikunjungi Presiden dan Banyak Tokoh Nasional
• Abah Toyib Jawara Palembang, Jangan Coba-coba Minta Bantuannya Jika Terjerat Ini
• Mengenal Abah Toyib Jawara Palembang, Kini Hidup Tenang Digaji 10 Perusahaan Besar
Andi Asmara melihat peluang ini. Saat itu belum ada satu pun swasta yang berani terjun ke bisnis ini di Sumsel.
Padahal potensi batubara batubara tersebar luas di Lahat dan Muara Enim.
Minim dana, sumber daya manusia hingga tidak ada fasilitas jalan dan juga sarana lainnya sempat membuat usaha yang dirintisnya ini diragukan banyak orang.
Bahkan teman bisnisnya yang sekarang ikut bergabung dulu semuanya sempat "lari" karena tidak percaya usaha ini bisa maju.
Karena saat itu hanya perusahaan tambang PT Bukit Asam sajalah yang mengolah batubara dan memiliki akses jalan dan semua fasilitas pendukung yang memadai untuk beroperasi.
"Lokasi tambangnya belum ada, akses jalan kala itu belum ada. Membuka tambang perlu padat modal, padat karya dan infrastrukturnya belum ada sama a sekali." katanya belum lama ini saat diwawancarai Tribun.
"Alat berat, mobil angkutan, jalan, SDMnya juga belum ada jadi benar-benar dari nol sehingga semua rekanan yang saja agak join bisnis menolak," kata H Andi Asmara.
Tapi berkat keyakinan, usaha keras dan pantang menyerah yang dilakukan terus menerus kini usaha tambang batubara swasta mulai menikmati hasilnya.
Saat ini sudah ada puluhan perusahaan tambang batubara swasta di Sumsel.
Pengusaha sudah bisa merasakan manisnya kekayaan alam di bumi sendiri karena produksinya hampir tidak ada masalah selama ini.
Pembeli pun lancar karena lebih banyak memasok kebutuhan domestik untuk pembangkit listrik PLN.
"Setelah melihat usaha yang tidak masuk akal ini berjalan dan sukses semua yang dulu menolak diajak join kini datang sendiri tanpa diminta," papar Ketua Asosiasi Perusahaan Tambang Batubara Sumsel (APBS) itu.
Sukses mendirikan pohon uang sendiri, Andi merasa senang karena bukan hanya dia dan keluarga saja yang menikmati hasilnya karena juga melibatkan banyak orang lain di dalamnya yang merasakan manisnya bisnis batubara.
Ribuan orang kini bekerja sebagai sopir angkutan batubara sehingga membantu menciptakan peluang kerja.
Sejumlah tempat yang dilintasi angkuatan batubara ini juga dibangun tempat peristirahatan sehingga juga membantu masyarakat sekitar meningkatkan taraf hidup dari berdagang karena banyak sopir yang istirahat.
Belum lagi dampaknya terhadap perekonomian karena hasil bumi ini juga memberikan sumbangan pajak pada pemerintah yang selanjutnya akan dikelola kembali sebagai untuk kesejahteraan rakyat.
"Efek dominonyo banyak dan alhandulilah banyak yang terlibat dalam bisnis ini karena sebagai lumbung energi kita harus bisa memaksimalkan potensinya," ucap pemilik PT Batubara Lahat itu.
Setelah sukses dengan pertambangan, Ardi merambah konglomerasi bisnisnya dengan merambah bisnis lain.
Ia pun membuka show room Tata Motor di Palembang. Show room ini memasarkan truk-truk buatan Tata. Pasarnya tentu rekan-rekannya sesama pengusaha tambang.
Lewat bendera Andamas Motor ia kini jadi diler resmi Tata Motor.