Buku Catatan John Allen Chau Ungkap Cerita Dirinya Bertemu Suku Sentinel Lalu Tewas Dibunuh

Catatan terakhir John Allen Chau sebelum tewas dibunuh Suku Sentinel akhirnya terungkap.Dalam catatan terakhir John Allen Chau

Evening Standard/instagram John Chau
John Chau yang tewas ditangan suku sentinel 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Catatan terakhir John Allen Chau sebelum tewas dibunuh Suku Sentinel akhirnya terungkap.

Dalam catatan terakhir John Allen Chau yang beredar, pria AS tersebut menuliskan bagaimana kontak pertamanya dengan suku Sentinel sebelum tewas.

Bahkan ungkapan rasa takut untuk mati juga tertulis dalam catatan terakhir John Allen Chau sebelum tewas dibunuh Suku Sentinel.

Belum lama ini, seorang pria Amerika Serikat, John Allen Chau (26) tewas terkena panah Suku Sentinel yang berkunjung ke pulau terpencil.

Menurut paha ilmuwan, Suku Sentinel adalah suku keturunan Afrika yang bermigrasi ke wilayah tersebut sekitar 50 ribu tahun yang lalu.

Mereka bertahan hidup di pulau tersebut dengan cara berburu, memancing, dan mengumpulkan tanaman yang ada.

Pulau ini terlarang untuk dikunjungi apalagi oleh turis asing.

Namun pria AS bernama John Allen Chau membayar seorang nelayan untuk menyelundupkannya ke pulau tersebut.

Catatan yang ditinggalkan John Allen Chau mengatakan bahwa dia ingin menyebarkan agama Kristen ke penduduk pulau tersebut.

Catatan terakhir yang ditulis John Allen Chau sebelum tewas mengungkapkan kontak pertamanya dengan Suku Sentinel.

Dilansir Grid.ID dari news.com.au, kontak pertama antara John Allen Chau dengan Suku Sentinel terjadi pada 15 November 2018 lalu.

John Allen Chau menuliskan dalam jurnalnya bahwa dia membawa hadiah ikan, gunting, pin pengaman, dan bola sepak.

Dalam jurnal terakhir John Allen Chau, dia menceritakan bagaimana kontak pertamanya dengan Suku Sentinel yang tidak berjalan dengan baik.

Dia menuliskan jika ada dua orang Suku Sentinel yang datang kepadanya dan berteriak.

"Dua orang Suku Sentinel bergegas mendatangiku dan berteriak," tulisnya.

Dia menyebutkan benda apa saja yang dibawa dua pria Suku Sentinel tersebut saat mendatanginya.

"Masing-masing dari mereka membawa busur panah yang siap untuk ditembakkan sampai jaraknya lebih dekat.

Aku membalas, 'Namaku John. Aku mencintaimu dan juga Jesus'," tulis John Allen Chau dalam jurnalnya.

Dia menawari pria Suku Sentinel tersebut beberapa ikan tapi mereka terus mendekatinya karena tidak senang dengan kunjungan itu.

Salah satu pria Suku Sentinel yang diketahui masih remaja melepaskan anak panah ke arah Chau.

Untungnya, panah itu hanya mengenai Kitab Suci yang dibawa Chau.

Dia berlari ke kanonya dan kembali ke kapal nelayan yang mengantarnya ke Pulau Senitnel Utara.

Menurut yang dilaporkan news.com.au, itu merupakan peringatan dari Suku Sentinel, tapi John Allen Chau mengabaikannya.

Dalam jurnal terakhirnya tersebut, John Allen Chau merasa bahwa kematiannya sudah dekat.

"Tuhan, aku tidak ingin mati," tulis Chau seperti yang telah Grid.ID kutip dari Chicago Tribune.

Dia juga menuliskan, "Aku sedikit menangis membayangkan bahwa ini adalah matahari terbenam terakhir yang aku nikmati."

Keesokan harinya, Chau kembali ke pulau tersebut.

Dia meminta nelayan menurunkannya di Pulau Sentinel Utara pada 16 November 2018.

Ketika nelayan berniat untuk menjemputnya pada 17 November 2018, dia menyaksikan tubuh John Allen Chau yang sudah tak bernyawa diseret oleh Suku Sentinel di pantai.

Dia juga melihat Suku Sentinel mnegubur jasad John Allen Chau di pantai.

Namun sayang, pemerintah India sudah menyerah untuk tidak mengevakuasi jasad John Allen Chau.

Mereka tidak ingin menciptakan konflik baru dengan Suku Sentinel saat mengevakuasi jasad Chau. (*)

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved