Berita Palembang

5 Anak Panti Asuhan Sempat Kabur, Pengasuh Panti Asuhan Yahwaliu Bantah Terjadi Eksploitasi Anak

Pengasuh Panti Asuhan Yahwaliu, Lestari Oktaria membantah anak anak panti asuhan diminta untuk mengemis atau meminta minta

Penulis: Yohanes Tri Nugroho |
Tribun Sumsel/ Yohanes Tri Nugroho
Pengasuh Panti Asuhan Yahwaliu Palembang, Lestari Oktaria 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Johanes Tri Nugroho

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Pengasuh Panti Asuhan Yahwaliu, Lestari Oktaria membantah anak anak panti asuhan diminta untuk mengemis atau meminta-minta.

Lima anak Panti Asuhan Yahwaliu sebelum sempat kabur. Setelah lima hari dicari, kelimanya ditemukan warga di Jalan Lintas Palembang-Betung Km21.

"Alhamdulillah anak anak kerja cari uang saja tidak boleh, dalam arti kata mereka mau jual aqua bekas saja tidak boleh, keluar pagar saja tidak boleh,"

"Trus bisa dikonfirmasi ke lingkungan sekitar, apakah itu benar ataupun tidak,"

"Tapi kami membantah sangat keras selama panti asuhan berdiri terjadinya tindakan eksploitasi anak," katanya, Kamis (29/11/2018).

Mengenal Sosok H Halim, Orang Kaya di Sumsel Sering Dikunjungi Presiden dan Banyak Tokoh Nasional

Ia mengaku membangun panti asuhan untuk mewujudkan impian untuk membantu sesama. Sebelum dibangun, dirinya dan suami telah memiliki sejumlah anak asuh.

Atas desakan sejumlah pihak maka kawasan yang tadinya merupakan lahan kosong kemudian secara bertahap dibangun hingga sekarang  menjadi bangunan dua lantai.

Lima anak panti asuhan yang diduga kabur dari panti asuhan Yahwaliyu yakni Pri Suryani (15), Seli (14) Rafli (14), Firdaus (13) dan Bayu (14) ditemukan unit Intel Polsek Sukarami Palembang, Rabu (28/11/2018).

Kelima anak ini, ditemukan di KM 21 sekitar Pos Lantas Musi Pait Polsek Pangkalan Balai sedang berjalan menuju ke arah Betung.

Saat ditemukan, ke limanya sama sekali sempat enggan ikut unit Intel Polsek Sukarami Palembang.

Profil 3 Kandidat Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Satu Sosok Pernah Jadi Rival M Adil

Setelah dibujuk, akhirnya Tim yang dipimpin Kanit Intel Polsek Sukarami Palembang Ipda Yusuf, berhasil membawa kelimanya.

"Kami bujuk mereka dengan cara pendekatan antara orangtua dan anak. Akhirnya, mereka mau ikut," ujar Kanit Intel.

Dari keterangan kelimanya, selama lima hari menghilang, mereka tinggal di rumah Bu De Sri yang berada di Jalan Sukabangun Kecamatan Sukarami Palembang.

Baru hari itu, mereka pergi dari rumah Bu De Sri untuk menuju ke Muba. Saat dari rumah Bu De Sri menuju ke KM 5, mereka berjalan kaki.

Dari KM 5, mereka menumpang bus kota menuju ke KM 12. Tiba di Km 12, mereka berjalan kaki untuk menuju ke Muba.

Orangtua Tetap Titipkan Anak di Panti

Rusli, orangtua dari Bayu (14 tahun) seorang anak panti yang sempat pergi dari panti asuhan, mengaku bingung dengan aksi anaknya.

Rusli mengaku sempat bertanya kepada anaknya secara langsung.

"Saya sempat tanya, katanya takut pulang karena terlambat ke sekolah," kata pria yang sehari hari menetap di panti dan bekerja di panti asuhan tersebut.

Ia mengaku bersama pengelola panti melakukan pencarian terhadap lima orang anak yang sempat dilaporkan hilang.

Setelah anaknya ditemukan, Rusli mengaku akan tetap menetap di panti dan menyekolahkan anaknya.

"Mau kemana lagi, saya saja menetap di sini. Keluarga ada di Muba tapi tinggal orang tua saja," jelasnya

Irwanto Ayah dari Rafli (13 tahun) dan Seli (14 tahun) juga mengalami kondisi serupa.

Ia mengaku datang dari Sekayu, Musi Banyuasin usai mendapatkan informasi dua orang anaknya hilang.

Polres Banyuasin Cegat Bus di Jalintim, Bekuk Penumpang Bawa Ganja 13,5 kg Suplai ke Prabumulih

"Saya datang langsung membantu mereka (panti) melakukan pencarian, mulai dari gasing, hingga Musi II sampai pukul 1 malam, saya tidak tahu mengapa mereka bisa begitu," katanya

Ia mengaku terpaksa menitipkan dua orang anak demi masa depan mereka, karena kondisi ekonominya yang tidak baik.

Di sekayu dirinya mengaku hanya bekerja serabutan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan anak anaknya.

"Sudah sekitar tiga tahun saya titipkan disini, mulai dari kelas 3 hingga saat ini kelas 6 SD,"

"Baru kali ini terjadi seperti ini, saya belum tanyakan mereka biar mereka tenang dahulu," ungkapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved