Lima Anak Panti Kabur
Lima Anak Panti Kabur, Pemilik Panti Bantah Ada Tindak Kekerasan
Pemilik panti asuhan Yahwaliu membantah ada tindak kekerasan yang menimpa lima anak panti yang kabur.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemilik panti asuhan Yahwaliu membantah ada tindak kekerasan yang menimpa lima anak panti yang kabur.
Sebelumnya, kelima anak panti mengaku sering dipukul. Inilah yang menyebabkan mereka memilih kabur dan pulang ke Musi Banyuasin.
• Cerita Lima Anak Panti, Ini Alasan Mereka Memilih Kabur
• Cerita Polisi Penjemput Lima Anak Panti, Sempat Ditolak dan Tetap Ingin Pulang ke Muba
Tribunsumsel berkesempatan mewawancarai Iwan dan Ria yang merupakan pemilik dan juga pengurus panti asuhan tersebut.
Keduanya memang mendatang Mapolsek Sukarami Palembang.

Saat ditanyai alasan kelimanya pergi karena dugaan kekerasan, Iwan membantah.
"Saya sama istri juga ingin tahu alasannya apa, karena sebelumnya tidak ada masalah apalagi kekerasan dan semacamnya," katanya.
"Mereka seperti biasa, pergi pulang sekolah sama teman-teman yang lain juga tidak ada ribut-ribut seperti biasa," tambahnya.
Ria yang merulakan istri dari Irwan dna juga selaku pengurus anak panti menceritakan jika Panti asuhan tidak menerima secara rutin bantuan dari dinas sosial.
"Sudah 8 tahun kita berdiri, untuk bantuan dari dinas sosial kita baru dapat dua tahun terakhir, satu tahun kita dapat RP 700.000," ungkapnya.

Selain itu panti juga tidak memiliki donasi tetap, namun tetap menerima bantuan dari masyrakat sekitar.
"Kita tidak ada donatur, hanya saja ada dari masyrakat tapi bukan uang hanya berupa sembako, seperti beras satu karung mie instan sekotak," tutupnya.