Tabur Bunga di Titik Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 , Kepala Basaranas : 'Enggak Kuat Saya'

Kepala Badan SAR Nasional ( Basarnas) Marsekal Madya M Syaugi berbincang dengan sejumlah

Grid.ID/Siti Sarah Nurhayati
Isak tangis keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 saat gelar doa bersama di titik jatuhnya pesawat 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kepala Badan SAR Nasional ( Basarnas) Marsekal Madya M Syaugi berbincang dengan sejumlah anggota keluarga penumpang Lion Air JT 610 di KRI Banjarmasin, di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Selasa (6/11/2018).

Syaugi bersama ratusan anggota keluarga dan kerabat penumpang Lion Air JT 610 menumpangi KRI Banjarmasin untuk mengikuti acara doa bersama dan tabur bunga di perairan Karawang.

Syaugi tampak menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan anggota keluarga terkait proses pencarian.

 Ia berusaha meyakinkan mereka bahwa proses pencarian terus dilakukan.

"Kami bukan main-main, bukan asal. Kami 24 jam sehari kita cari terus, kami enggak main-main. Perintah Presiden begitu, artinya memberikan perhatian serius," kata Syaugi kepada seorang bapak.

Kepada orang yang sama, Syaugi mengaku merasakan apa yang keluarga rasakan. 

Ia mengaku terenyuh ketika melihat situasi di lokasi pencarian badan pesawat

"Saya yang setiap hari melihat situasi itu terharu, enggak kuat saya. Kalau Bapak lihat saya di lapangan tegas dan keras, terenyuh juga hati saya. Jadi saya tetap berusaha," ujar Syaugi.

Selain itu, Syaugi juga memberi semangat sejumlah anggota keluara penumpang Lion Air JT 610 yang ditemuinya. 

Ia juga meminta para anggota keluarga untuk tabah. "Saya mohon doa keikhlasan ibu supaya kita juga ikhlas karena ini juga kerja berat buat kami.

Mudah-mudahan tabah, nanti kita doakan insya Allah diterima," kata Syaugi kepada seorang ibu yang tengah terisak.

Salah seorang anggota keluarga yang disapa Syaugi pun menyampaikan rasa terima kasihnya.

"Terima kasih kerja kerasnya juga, Pak," ujar seorang lelaki. B

Hari ini, anggota keluarga dan kerabat penumpang Lion Air JT 610 akan melakukan doa bersama dan tabur bunga di lokasi pencarian pesawat itu.

Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi.

Pesawat itu mengangkut 181 penumpang dan 8 awak. Semua penumpang dan awak diduga tewas dalam kecelakaan itu.

Sebelumnya,Data Flight Data Recoder (FDR) dari Blackbox pesawat Lion Air JT 610 berhasil dibacara tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Dibantu pihak Australia, FDR menyimpan total data penerbangan selama 69 jam.

Salah satu hasilnya mengungkap soal rute penerbangan pesawat Lion Air JT 6100 tersebut.

"Data black box ada 69 jam, terdiri dari 19 penerbangan, termasuk penerbangan yang alami kecelakaan, kemudian jumlah parameternya kurang lebih 1.800.

Hasil download bisa dilihat ini adalah rute penerbagan berdasarkan FDR," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo.

Ilustrasi Pesawat Lion Air
Ilustrasi Pesawat Lion Air (Net)

Data yang didownload memuat detail soal penerbangan Lion Air PK-LQP yang jatuh, mulai dari data parkir pesawat, take off, hingga arah penerbangan ke tenggara dan kemudian jatuh.

"Rekaman akhir berakhir pada Pukul 23.31 jadi 23.31 tanggal 28 Oktober UTC time, atau 29 Oktober pada pukul 6.31.54 WIB. Jadi ini data yang kita dapat dari FDR," ujar Nurcahyo.

 KNKT mengungkap data penerbangan dari FDR sesuai dengan pemberitaan yang selama ini ada di media.

Rutenya sama dengan yang digambarkan oleh situs Flightradar24.

KNKT masih mengharapkan data dari bagian black box lainnya, yaitu Cockpit Voice Recorder (CVR).

"Investigasi pada prinsipnya memanfaatkan informasi yang ada, kita punya FDR dan pastikan datanya benar dan ini membantu untuk kita.

Namun ada dua black box yang isinya berbeda, ada dua info yang berbeda, apabila dua-duanya ada amat sangat saling membantu dan mendukung.

namun demikian kalau seandainya hanya ditemukan satu, maka kita akan berupaya maksimum akan apa yang kita punya," tutur Nurcahyo.

Sebelumnya, Penyebab utama kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 perlahan-lahan akhirnya terungkap.

Kendati sampai saat ini badan pesawat belum ditemukan.

Kotak Hitam (Black Box) Pesawat
Kotak Hitam (Black Box) Pesawat (IST)

Namun Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah berhasil menemukan Black box pesawat.

Adapun isi flight Data Recorder kini tengah mengunduh data waktu penerbangan selama 69 jam.

Dilansir dari berbagai sumber, KNKT membeberkan laporan sementara hasil penyelidikan penyebab kecelakaan pesawat Lion Air JT610.

Terungkap fakta baru dimana pesawat yang jatuh pada 29 oktober 2018 tidak meledak di udara.

“ Pesawat mengalami pecah ketika bersentuhan dengan air dan pesawat tidak pecah di udara,” kata Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono

Menurut Soerjanto, apabila pesawat pecah saat masih berada di udara.

maka serpihannya akan lebar. Namun tidak pada serpihan-serpihan pesawat JT610 tersebut.

“ Pesawat saat menyentuh air dalam keadaan utuh,” tegas dia.

Soerjanto menambahkan, mesin pesawat juga masih hidup saat masuk ke dalam air.

Kesimpulan ini diambil dengan melihat salah satu kondisi mesin yang ditemukan dengan turbin berantakan.

Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh - Sinyal 'Black Box' Lion Air JT 610 Terdeteksi, Ini Koordinat Pastinya
Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh - Sinyal 'Black Box' Lion Air JT 610 Terdeteksi, Ini Koordinat Pastinya (ISTIMEWA/TRIBUN JABAR)

“ Hal ini ditandai dengan hilangnya semua sudut turbin maupun kompresor, menandakan mesin dalam kondisi hidup dengan putaran cukup tinggi,” tutur dia.

Menurut dia, mesin pesawat PK-LQP yang terbang dari Bandara Soekarno Hatta ke Pangkalpinang itu tidak mengalami masalah.

“ Kami belum identifikasi, tapi dari temuan bagian-bagian mesin, kedua mesin dalam kondisi hidup dan dengan rpm yang cukup tinggi,” jelas dia.

“ Ini kita katakan bahwa ini seperti bonggolnya jagung, kalau kipasnya seperti jagung. Kalau seperti ini, mesin berputar cukup tinggi,” tambah Soerjono.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved