Titi Qadarsih Meninggal Dunia - Ini Perjuangannya Lepaskan Anak Dari Narkoba
Titi Qadarsih Meninggal Dunia - Ini Perjuangannya Lepaskan Anak Dari Narkoba
Titi memiliki sebutan khusus pada narkoba yaitu 'benda laknat', karena baginya menyebut narkoba masih terlalu halus.
"Ketika itu saya merasakan kesalahan total bukan pada siapa pun, hanya pada saya," tuturnya.
Ia mengatakan perubahan total dalam hidupnya itu semata untuk menyembuhkan dan mengalihkan perhatian anaknya dari obat-obatan (narkoba).
Titi lantas membawa anaknya pindah ke rumah yang sangat sepi dan terpencil. Itu adalah rumah 'kontemplasi' untuk merehabilitasi anaknya.
Di rumah itu Titi membuat segala perubahan, dari harta benda, dinding rumah hingga kebiasaan mereka untuk mengalihkan perhatian Indra.
Semua itu ia lakukan agar Indra tak lagi mencari obat (narkoba) karena pikirannya teralihkan dengan hal-hal baru di sekitarnya.
"Saya pun juga berubah, saya dandan setiap hari seperti pragawati sebenarnya pakai daster saja. Lalu dia mengatakan 'Mama mau show', saya bilang 'Oh iya mama baru pulang show mau show lagi', padahal aku baru nyuci baju-baju," katanya.
Titi mengakui kala itu anak baginya adalah harta sekaligus cobaan. Ia bisa melakukan apapun yang tak mungkin dilakukan demi anaknya.
Uangnya saat itu habis ludes untuk pengobatan hingga mendorong kehidupan anaknya agar lebih baik.
"Ketika itu saya tidak punya uang, habis uangnya untuk membayar hutang anak saya, untuk obat, untuk dokter 4 rumah sakit, penginapan dan semuanya segala macam minum makanan untuk dia supaya sembuh dan segala macam pengeluaran untuk dia lah," tuturnya.

Demi 'merehabilitasi' anaknya, Titi rela menutup sementara waktu kehidupannya sebagai seniman selama 2 tahun.
Selain membuat segala perubahan dalam hidup hingga rumah, Titi juga menutup semua komunikasi dan hidup tanpa listrik.
"Jadi 2 tahun itu saya di rumah yang terpencil, terkucil. Alhamdulillah saya punya rumah di tempat yang terkucil dan terpencil, tidak ada listrik, hanya ada telepon dan telepon rumah itu pun kita putus dan tidak ada hubungan dengan tetangga karena the only one house of there di sudut," tambahnya.
Rumahnya kala itu benar-benar dikelilingi pepohonan tinggi yang bisa disebut hutan.
Tetapi, ia justru bersyukur bisa tinggal di rumah yang sangat terkucilkan selama proses merehabilitasi anaknya.