Beda Fake GPS dan Aplikasi Tuyul, Driver Online Bisa Raup Rp 10 Juta Sebulan Sambil Tiduran
Beda Fake GPS dan Aplikasi Tuyul, Driver Online Bisa Raup Rp 10 Juta Sebulan Sambil Tiduran
Agus melanjutkan, dalam kasus yang baru saja diungkap Subdit Ranmor, tersangka pelaku menggabungkan dua aplikasi itu.
"Jadi, mereka menggunakan fake GPS untuk menentukan lokasi awal, lalu ponsel di-oprek dengan tuyul itu untuk membuat seolah-olah pengemudi benar-benar melayani penumpang," kata dia.
Ia mengatakan, hal itu sangat merugikan perusahaan tempat mitra online tersebut bekerja.
"Mereka tidak melayani penumpang, tetapi perusahaan tetap harus membayar para mitra online, termasuk memberi bonus karena biasanya mitra yang menggunakan tuyul ini bagus peringkatnya," katanya.
Baca: Heboh Fenomena Matahari Kembar Empat di Riau, Ternyata Ini yang Terjadi
Agus mengungkapkan, pelanggan AA biasanya bekerja secara berkelompok.
Satu orang memiliki 10 hingga 15 ponsel yang mereka gunakan bersama-sama.
"Seperti pelanggan AA yang kami tangkap di Kembangan, kemarin."
"Mereka punya satu kontrakan untuk berkumpul."
"Di sana ada 10 mitra ojek online yang tergabung dan terkumpul 170 ponsel yang mereka gunakan bergantian," ucapnya.
Agus menambahkan, banyaknya ponsel yang dimiliki para mitra bertujuan mengelabuhi perusahaan.
"Biar pelanggan yang terdeteksi enggak terkesan itu-itu saja."
"Sebab, satu ponsel bisa untuk dua akun."
"Bayangkan berapa banyak pelanggan palsu yang bisa mereka mainkan," ucapnya.
Menurut dia, hal inilah yang menyebabkan peringkat para mitra sempurna walaupun tidak benar-benar mengangkut penumpang.
"Mereka itu (mitra ojek online) cuma duduk saja, nih, enggak perlu ke mana-mana sudah bisa dapat duit," lanjut Agus.