Pilpres 2019
Andi Arief Sebut Penantang Harus Lebih Agresif dari Petahana, Gerindra: Masukan Berharga
Kritikan Andi Arief terhadap calon presiden Prabowo Subianto baru-baru ini ramai diperbincangkan
TRIBUNSUMSEL.COM - Kritikan Wakil Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Andi Arief terhadap calon presiden Prabowo Subianto baru-baru ini ramai diperbincangkan.
Andi Arief menyampaikan kritikannya lewat akun twitter beberapa waktu lalu.
Lewat Acara Kompas Petang, Andi Arief pun memberikan sedikit penjelasan terkait kritikannya.
Baca: Lury Elza Alex Kunjungi Rumah Lele Sukomoro, Janji Upayakan Bantuan Modal Bagi UMKM
Dikatakannya bahwa penantang seharusnya lebih agresif daripada petahana dalam Pilpres 2019 ini.
Baca: Jadwal Penutupan Pendaftaran CPNS 2018 Senin Malam, Penutupan Layanan Helpdesk SSCN Minggu Malam
"Karena gini, yang harus lebih agresif turun ke bawah itu penantang ketimbang petahana.
Menurut kajian kami kajiam tim partai demokrat
Pak prabowo hanya berkunjung ke empat daerah itu juga tidak lama," ucapnya seperti dikutip dari tayangan Kompas Petang, Minggu (14/10/2018).
Andi Arief pun menjelaskan alasan dirinya menyampaikan kritikannya itu melalui akun Twitternya.
Menurutnya,dirinya bisa membedakan mana rahasia dan mana yang bisa dipublikasikan.
Terkait kritikan yang disampaikannya adalah termasuk bagian dari taktik.
"Saya bisa bedakan yang mana rahasia, mana yang open. Menurut saya ini soal taktik.
Dalam peperangan strategi bisa disimpan, tapi taktik bisa dikemukakan pada publik.
Soal kunjungan daerah menurut saya harus diumumkan kepada publik sebagai sebuah taktik," paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP Gerindra, Supratman Andi Atgas tidak ambil pusing terkait kritikan yang dilayangkan Andi Arief.
Supratman mengatakan kritikan tersebut menjadi sebuah masukan yang berharga bagi Partai Gerindra.
Namun dirinya sedikit mengklarifikasi terkait kunjungan Prabowo Subianto ke daerah-dearah.
Ia menjelaskan bahwa, dalam kurun waktu dua bulan terakhir, Prabowo kerap melakukan safari politik.
"Ini sebuah masukan yang berharga bagi kami di partai gerindra termasuk Pak Prabowo.
Cuman kalau Pak Prabowo dikatakan tidak turun, sesuatu hal yang tidak juga, karena dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini beliau turun safri poltik datang ke Jawa Timur, Jawa Barat juga, Jawa Tengah.
Saya yakin dan percaya bahwa masukan Mas Andi ini bahwa pak prabowo harus turun pasti akan di dengar," urainya.
Tonton videonya di sini
Sikap Partai Demokrat
Dikutip dari Kompas.com, Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat, Imelda Sari menyebut, partainya punya mekanisme internal untuk menyelesaikan persoalan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Andi Arief, yang menyebut Prabowo kurang serius menjadi calon presiden.
Mekanisme internal tersebut nantinya akan ditindak langsung oleh pimpinan partai bersama sekretaris jenderal Partai Demokrat.
"Saya kira itu biarlah pimpinan. Karena beliau wasekjen, maka sekjen dan pimpinan yang akan menurunkan.
Akan ada mekanisme internal yang akan menyelesaikan persoalan itu," kata Imelda usai sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/10/2018).
Imleda mengatakan, setelah melakukan tindakan internal terhadap Andi Arief, Partai Demokrat akan memberikan klarifikasi dan penjelasan ke publik.
Sejauh ini, Imelda menganggap, kicauan Andi itu merupakan pendapat pribadi yang tidak bisa digeneralisasi sebagai sikap Partai Demokrat.
"Saya pikir itu pendapat pribadi dia di Twitter yang dikutip media oleh teman-teman. Saya kira itu tidak menjadi policy atau kebijakan partai," ujar Imelda.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Andi Arief Bilang Penantang Harus Lebih Agresif dari Petahana, Gerindra: Ini Masukan Berharga, http://jakarta.tribunnews.com/2018/10/14/andi-arief-bilang-penantang-harus-lebih-agresif-dari-petahana-gerindra-ini-masukan-berharga