Fakta-fakta Wartawan Saudi Jamal Khashoggi Tewas di Turki, Kenal dengan Osama Bin Laden
Jamal Khashoggi meniti karier sebagai seorang reporter ketika dia sudah berteman dengan Osama bin Laden,
Tetapi dia harus dua kali meninggalkan pekerjaannya di koran al-Watan, di tahun 2003 dan 2010, karena tulisannya yang kritis terhadap kelompok Islam yang mendominasi Arab Saudi, pendukung Salafisme yang dikenal akan pemahaman agama yang ketat.
Di antara tahun-tahun itu, Khashoggi meninggalkan Saudi untuk menjadi penasihat media Pangeran Saudi, Turki al-Faisal, mantan pemimpin intelijen yang menjadi duta besar Saudi untuk Inggris dan kemudian untuk AS.
Tahun 2010, miliarder Saudi, Alwaleed bin Talal menugaskan Jamal Khashoggi untuk memimpin stasiun TV barunya yang bermarkas di Bahrain
Pergolakan Arab
Al-Arab dipandang sebagai saingan Al-Jazeera yang didanai Qatar.
Tetapi tidak lama setelah diluncurkan, stasiun TV baru di bawah pimpinan Khashoggi ini ditutup karena menyiarkan wawancara dengan tokoh oposisi Bahrain.
Sementara itu Khashoggi juga memberikan sejumlah wawancara dengan media asing, mengecam monarki absolut Arab Saudi dengan mengatakan sistem demokratis diperlukan bagi kestabilan negara di masa depan.

Ketika pergolakan Arab pecah, Khashoggi berpihak pada kelompok oposisi yang mendesak perubahan di Mesir dan Tunisia.
Pandangannya sangat bertolak belakang dengan kebijakan resmi Kerajaan Saudi, yang memandang pemberontakan Arab sebagai ancaman.
Beda pendapat terkait Trump
Pada bulan Desember 2016, ketika Putra Mahkota Saudi membina hubungan dengan presiden AS yang baru terpilih, Donald Trump, Khashoggi dilaporkan mempertanyakannya.
Sejumlah laporan media Arab mengisyaratkan tulisannya tentang masalah ini telah disensor.

Khashoggi juga kritis terhadap keputusan pemerintah Saudi yang memutus hubungan dengan Qatar.
Dia mendesak kerajaan itu berteman dengan Turki terkait dengan sejumlah masalah kawasan. Negara itu dipandang dekat dengan Qatar.
Wartawan veteran ini lalu pergi ke AS pada bulan September 2017. Khashogi menuduh pemimpin de-facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, telah menindas para pemrotes.