Gempa Donggala
Meski Diguncang Gempa dan Terjangan Tsunami, Masjid Terapung Palu Tetap Berdiri Kokoh
Meski Diguncang Gempa dan Terjangan Tsunami, Masjid Terapung Palu Tetap Berdiri Kokoh
TRIBUNSUMSEL.COM -- Meski Diguncang Gempa dan Terjangan Tsunami, Masjid Terapung Palu Tetap Berdiri Kokoh
"Allahuakbar! meski diguncang gempa besar dan Tsunami, masjid ini masih berdiri kokoh. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia," tulis akun Jesinta_tan di instagram, Sabtu (29/9/2018).
Masjid tersebut merupakan masjid terapung Palu yang terletak di Pantai Teluk Palu, kawasan yang baru saja dihantam tsunami.
Sementara itu, dalam video amatir yang KompasTV dapatkan terlihat bagaimana Masjid Terapung rusak di sekitar Pantai Talise yang berada di Palu, Sulawesi Tengah.
Tampak pohon-pohon tumbang dan banyak barang yang tersapu oleh gelombang tsunami ke sekitar perairan atau sekitar daerah Pantai Talise.
Sebelumnya, Sulawesi Tengah diguncang gempa bumi, Jumat (28/9). Gempa terparah terjadi di Donggala dan Palu.
Masjid Apung terletak di Jalan Rono, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat. Masjid bernama asli Masjid Arqam Bab Al Rahman ini didedikasikan untuk mengenang jasa almarhum Syekh Abdullah Raqi alias Datuk Karama.
Dia adalah seorang penyebar agama Islam di Sulawesi Tengah pada abad ke-17 yang berasal dari Sumatera Barat.
Kendati bukan masjid apung pertama di Tanah Air, Masjid Apung Palu telah menjadi salah satu ikon ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu.
Masjid Arqam dibangun di perairan Teluk Palu yang bergaris pantai 43 kilometer dengan luas perairan 10.066 hektare.
Pilar-pilar fondasinya tertancap di kedalaman 10 meter. Sekitar 25 pilar penyangga bangunan masjid kelihatan saat laut surut.
Ombak Teluk Palu yang tenang tidak merusak masjid. Bangunan masjid yang berjarak sekitar 30 meter dari bibir pantai Teluk Palu ini baru tampak mengapung saat air laut pasang.
Pasca gempa dan tsunami, kondisi masjid Palu viral di media sosial.
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat Tsunami dan gempa di Palu dan Donggala, tercatat sudah mencapai 384 orang dan kemungkinan masih terus bertambah, kata BNPB.
Dalam jumpa pers terbaru di kantornya di Jakarta, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebut, sejauh ini baru 56 orang yang diidentifikasi.