Kisah Gus Miftah yang Shalawat di Klub Malam dari Digoda PSK Hingga Dicap Munafik

Gus Miftah, sosok pendakwah yang santer dibicarakan di media sosial lantaran berdakwah di klub malam.

Sementara di Bali, tepatnya di Bosche, ia sudah mengisi pengajian selama delapan tahun.

"Di Bosche Bali yang viral itu pas anniversary. Itu dia yang minta, saya sudah delapan tahun (isi kajian) di sana," papar Gus Miftah.

Di tengah perjuangan berdakwahnya, ia mengaku kerap menemui hambatan.

Namun hambatannya itu justru datang dari faktor eksternal.

"Justru sekarang hambatan terbesar itu bukan dari dalam, tapi dari faktor eksternal. Orang-orang yang sok suci itu," ujarnya.

"Kalau dari dalam, cuma ketemu orang mabuk, diajak kelahi atau dimaki-maki, itu biasa. Tapi kalo dari luar bilangnya, itu karena amplopnya kandel (banyak uangnya)," sambungGus Miftah.

Terkait biaya, ia justru mengaku seluruh akomodasi ditanggung oleh dirinya sendiri.

Bahkan kebutuhan para peserta pengajian di Jogjakarta, ia sendiri yang menyiapkan.

"Saya itu ngaji di Bosche Bali beli tiket sendiri. Karena saya nggak mau dikira motifnya ekonomi. Semuanya Lillah," aku Gus MIftah.

"Dan alhamdulillah selama perjalanan 14 tahun ini kalau saya ngaji di Sarkem pun konsumsi, konsumsi, mukena, sajadah, Al-Quran, itu semua saya yang bawain," lanjutnya.

Dengan begitu ia berharap tidak pernah terlibat masalah uang.

Sebab ia tak mau diasumsikan sebagai pendakwah yang berjuang karena motif ekonomi.

"Jadi saya tidak pernah mau terlibat soal uang dan sebagainya dengan mereka. Nanti kalau saya ada motif ekonomi, dikira kayak ustaz sebelah kan nggak mau saya," jelas Gus Miftah.

Kendati begitu, ia tak menutup pintu bagi rekan-rekan yang ingin membantunya.

"Dulu pernah Yusuf Mansur pernah bantu (sumbang) mukena. Itu orang lain. Tapi kalau saya disuruh minta, Insya Allah nggak deh," jelasnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved